Bismillah...
Happy Reading!"Komit dengan tujuan awal itu susah, apalagi ditambah konspirasi rasa didalamnya."
-E.R.A-
☕☕☕
"Bundaaaaa!!!"
Teriakan Adeeva membahana diseantro kamarnya. Ia tengah asyik mengerjakan PR di kamar nya tapi mendadak lampu mati. Gelap. Adeeva takut gelap. Bukan gelap secara parnoid, tapi gelap dimana tidak ada satupun cahaya. Karena bagi Adeeva itu sungguh pemandangan yang memacu imajinasi buruk nya liar berpendar.
Dengan modal menggosok-gosokkan tangan ke atas meja belajar, benda pipih yang sejak tadi dia abaikan pun dapat diraih. Handphone dengan logo apel digigit. Jangan tanya kenapa logo apelnya gak utuh. Gak bakal dijawab.
Adeeva berjalan kelantai bawah dengan bantuan senter Handphone nya. Langkahnya cukup bergema karena rumah yang besar. Dilantai bawah, laptop menyala dengan tayangan film Action terbaru tengah diputar. Adeeva berfikir,itu pasti kakaknya. Hanya saja wajahnya tak kelihatan karena lampu yang mati.
"Bunda.. Buka pintunya dong. Adeeva mau tidur sama Bunda.." Adeeva menggedor pintu kamar Ayah dan Bunda nya.
"Iya, bentar." Sahut Akila dari dalam.
"Bund.. Kok lama sih. Gelap nih Bund.." Rengeknya.
"Apasi Deev. Berisik tau gak. Gue lagi nonton, gausah manja." Refan yang tadinya fokus pada layar laptop tanpa menghiraukan lampu yang mati, sekarang merasa terganggu dengan ocehan Adeeva.
"Biarin. Bodo amat wlee. Lagian,nonton disaat lampu mati itu bikin mata perih tau." Adeeva balas sewot.
"Bunda ih. Bukain dong pin~"CEKELEKK
"Huaaaaaaaaa. Ayaahhhhhh..!" Belum usai Adeeva berbicaea,teriakannya sudah lebih dulu melengking tinggi saat pintu dibuka.
Akila mendengus. Dia sudah duga anaknya akan berteriak sekencang ini. Tadinya dia sedang rebahan setelah memakai masker wajah,baru hendak membasuh wajah, lampu sudah duluan mati.
"Udah-udah, jangan teriak. Ini Bunda sayang, Ayah kamu kan lagi diluar kota. Jangan teriak." Akila menarik putrinya mendekat. Menyisyaratkan jika dia bukan hantu. Ya walaupun wajahnya sudah putih oleh masker tepung sih.
"Lagian bunda,ngapain maskeran pas lampu mati si bun. Kan serem." Adeeva memanyunkan bibirnya.
"Ya kan Bunda gak tau kalau lampu bakal mati." Balas Akila sambil merapikan rambut putrinya.
"Udah ah. Bunda bawa deh si Manja ke dalam kamar,bikin berisik aja dia. Aku lagi nonton juga." Refan mulai sewot karena ketergangguannya dan ditambah dengan adegan drama anak yang terkejut akan wajah ibunya yang bermaskeran. Terlalu klise bagi Refan.
"Heh,mulu kamu itu ya Kak. Yang baik napa,ngomong sama Adeknya." Tegur Akila sedangkan Refan hanya pasrah saja dan lanjut nonton. "Yaudah. Kamu tidur disini aja kalau gitu. Ayah kamu juga gak dirumah." Akila membawa Adeeva masuk kekamar.
"Bunda kekamar mandi dulu ya, mau bersihin masker." Akila menyalakan flash Handphone nya tapi berhenti dipintu kamar mandi. "Kalau kurang terang,nyalain aja lampu isi ulang ya,letaknya disamping peralatan make up Bunda. Cari aja dengan Flash Hp kamu Deev." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COFFE LATTE
Teen FictionBerawal dari pertolongan tak terduga. Membuat Adeeva menyukai Coffe Latte. Durasi yang hanya 20 menit bisa membuat nya jatuh hanya karena sebuah senyuman manis. Tapi perkenalan yang belum bermula membuat mereka tidak saling mengenal dan harus terpis...