Part 07

10 3 0
                                    

Bismillah...
Happy reading..
--------------------
Nb:kalo ada typo kasi tau ya <3

"Cinta enggak sebuta itu. Gue masih bisa liat mana elo mana enggak. Cuman ya takut keliru aja." -Adeeva

☕☕☕

"Deev! Heii. Jangan tinggalin gue woii!!"

Renata berusaha menyamakan langkahnya dengan Adeeva yang sudah berlari. Dia kesal sendiri. Padahal tadi dia meminta Adeeva untuk membantunya memilih malah pergi meninggalkan nya dengan tiba-tiba.

Adeeva terus berlari dan menyelidik setiap orang yang memakai kemeja kotak-kotak coklat yang dilihatnya bersama Zoya tadi.
Dia yakin dan sangat yakin orang itu pasti El.

Sudah lebih dari 3 orang yang Adeeva minta berbalik dan ketiga-tiganya salah. Dia tak lagi menghiraukan Renata yang entah tertinggal atau bagaimana. Dia bisa menelpon nya nanti. Setidaknya itulah yang dipikirkan Adeeva saat itu. Sungguh,dia ingin kembali bertemu dengan El.

Langkah Adeeva berhenti didekat eskalator. Dia bingung jika naik ke lantai atas dan malah tak menemukan orang yang di carinya. Sejenak dia termenung dan akhirnya memutuskan untuk tetap menuju lantai atas. Usaha tidak menghianati hasil bukan? Setidaknya dia sudah usaha.

Deretan toko-toko sepatu dan tas menyambut langkah Adeeva di lantai ini. Entah lantai 4 atau 5 dia lupa. Matanya memandang sekeliling dan tak kunjung menemukan orang yang memakai baju kemeja kotak-kotak coklat. Kali ini mungkin hasil berkhianat pada usahanya.

Sebuah ide muncul di otaknya. Ide yang seharusnya dia lakukannya sejak tadi. Adeeva mengeluarkan handphone dari tasnya dan langsung menghubungi seseorang.

Nada sambung terdengar oleh telinga nya dan beberapa saat kemudian panggilan diangkat.

"Hallo Zoy,ini gue Adeeva. Lo lagi di mal bukan?"

"Hallo Deev,ah ya gue lagi di mal nih. Kenapa? Kok lo tau"

"Posisi lo dimana? Lo bareng E--"

Tut tut tut.

Mematikan daya.

"Sial."

Handphone ditangan Adeeva mati. Hitam total. Dia mengeluh. Dan saat itu ia tidak bisa menghubungi Renata yang entah dimana sekarang.

Adeeva turun dan kembali ke lantai 4 tempat dia masih bersama Renata tadi. Dia cuman berharap sahabatnya itu masih ada disana.

Bukan Renata yang didapatinya ketika ia sampai ke arah pernak-pernik tadi. Melainkan pemandangan lain. Anehnya,laki-laki yang dilihat Adeeva jiga memakai baju kemeja kotak-kotak coklat. Tapi mata Adeeva tidak buta jika bukan laki-laki ini yang dilihatnya dari jauh. Atau entah dia salah kiri. Bisa jadi.

"Rey!" Adeeva berteriak cukup keras untuk menyadari laki-laki itu. Dia tak berfikir dua kali meskipun mereka tak dekat dikelas.

COFFE LATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang