5

2K 349 40
                                    

"assalamualaikum, permisi"

Wira yang tengah nyaman nyamanya terganggu oleh suara asing di depanya. Pikirnya mungkin tetangga yang mengantar undangan rapat, atau anak kost lain yang sekedar main ke kost nya.

Dengan malas, serta kondisi rambut tak berbentuk wira menjawab suara tadi.

"Wa'alaikumsalam sia..."

Belum selesai kalimatnya dia sudah terkesima oleh sosok didepanya. Tinggi menjulang hampir menutupi daun pintu, mungkin lebih tinggi 5 cm dibanding masnya. Dengan badan yang sedikit kurus.

Rambut pirang yang dibiarkan berantakan, mata sipit, kulit putih khas suku kaukasia, iris coklat bening, kacamata bulat yang bertengger di hidung mancungnya, senyum yang seperti tidak akan luntur, serta tas dan koper koper disampingnya, membuat wira diam dengan mulut terbuka.

"DAFAAAA......"

Wira yang sudah sadar dengan kondisinya saat ini langsung berteriak memanggil dafa dan lari menuju kamarnya.

"ENGGA USAH TERIAK MAS, KENAPA??!"

"KAMU JUGA TERIAK DAF"

"UDAH DIEM MAS, ADA APA TO AKU LAGI MANDI"

"DILUAR ADA TAMU, CEPETAN"

"MAS SENDIRI KENAPA?"

"HYPERSOMNIA KU KAMBUH, SANA CEPET"

Karena mereka ngomong dengan intensitas suara yang tinggi, dengan mudah nya sosok tinggi itu mendengar pembicaraan dafa dan wira, dan sontak membuat kekehan kecil bagi sosok tinggi itu.

Selang 2 menit keluar seorang anak laki laki dengan pakaian yang lebih pantas, namun air dirambut nya yang masih menetes, menandakan dia baru saja keluar dari kamar mandi.

"Silahkan masuk, maaf soal yang tadi"

Setelah keduanya mendudukan diri, dafa membuka percakapan mereka terlebih dahulu,

"Maaf sebelumnya mas, masnya yang mau kost disini?"

"Ah iya dek, ini kost nya bapak Arifin kan?"

"Iya mas, tapi sebelumnya begini, kami minta maaf karena kamar yang seharusnya mas tempati udah dibuat studio, jadi masnya terpaksa sekamar berdua, tapi tenang saja mas, gratis kok, karena uang yang harusnya dibayar mas, sudah dibayar sama mas wira"

"Oh iya gapapa dek"

"Ah nama saya adafa krisna adijaya biasa dipanggil dafa, yang tadi Prawira Satria Utama alias mas wira"

"Saya Eusebeia Jae Sebastian"

"He?"

"Panggil aja mas jeje"

"Ah oke mas jeje, bentar saya manggil mas wira dulu"

Ya dia adalah Eusebeia Jae Sebastian, lelaki berusia 21 tahun perpaduan darah eropa dan asia timur, dibesarkan di sebuah kota bernama cerritos, pindah ke Jogjakarta sejak usia 16 tahun.

Selang beberapa lama kemudian

"Assalamualaikum mas pulang"

"Wa'alaikumsalam"

"Eh ada tamu"

"Saya penghuni baru mas, tadi udah dijelasin semua sama dafa"

"Oh selamat datang mas, loh dafa nya mana?"

"Tadi katanya manggil wira gitu"

"Ohh, oh iya saya brian 20 tahun"

"Saya jeje 21 tahun"

"Wah berarti saya manggil nya mas, saya masuk duluan ya mas"

"Iya silahkan"

Sementara itu...

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang