20

1.5K 209 21
                                    

Malam yang dingin bertambah dingin akibat penurunan suhu drastis yang melanda Jogjakarta. Bahkan saat ini masih pukul 20.00 namun suhu di kamar wira menyentuh angka 14° C.

Sedangkan sang pemilik kamar hanya menggelung didalam selimut hitamnya. Pikiranya terbang mengingat percakapanya dengan teman sekamarnya tadi sore.

Flashback

"Abis kamu wisuda kita nikah"

"Tapi kamu harus siap hidup susah sama mas, gimana?"

"Mmm itu..."

Sesosok wanita cantik bersurai jingga dengan tinggi yang bisa dibilang menjulang mendekati meja mereka. Tampaknya wanita itu baru saja menghabiskan makananya di meja yang tak jauh dari meja mereka.

"Jae?"

"Jane?"

"It's you? Ahh miss you my lil boy"

Jeje berdiri menyambut pelukan wanita itu.

"Miss you too, Jane. What are you doing?"

Melepas pelukanya, mendudukan diri di kursi dekat jeje.

"나의 남편 여기 이동, 우리는 수라바야 지금에 머물렀다"
(Suamiku pindah kemari, kami tinggal di Surabaya sekarang)

"나에게 뉴스를 제공 왜? 당신은 당신의 동생을 잊지"
(Kok gak ngabarin? Adek sendiri dilupain)

"ㅋ ㅋ ㅋ 당신을 위해이 놀라운. 나는 곧 남겨주세요했다"
(Hahaha, ini kejutan buat kamu. Kakak mesti pergi sekarang)

"Ahh oke"

"남자 친구 달콤한뿐 만 아니라, 결혼 서둘러"
(Pacarmu manis juga, cepet dinikahin)

"Astagfirullah Jane, cepet pergi sono"

"Bye bye lil boy"

Wanita itu pergi setelah sebelumnya mencium kepala jeje.

Sedangkan wira yang sedari tadi hanya melihat dan mendengar percakapan mereka berdua hanya bisa terdiam.

Antara tidak paham dan merasa jealous mungkin? Kecupan dan pelukan bukan hal yang wajar dilakukan dimuka publik.

"Ra pulang yuk"

Wira hanya menganggukan kepalanya lalu mengikuti mas jejenya.

Sesampainya di kos mas jeje tanpa berbicara apapun pergi menaiki mobil nya. Wira tidak bisa menuntut penjelasan sama sekali karena itu privasi masnya. Hei, dirinya bukan siapapun masnya, wajar jika bahkan masnya tidak memperdulikan keberadaanya.

End of Flashback

Wira masih meresapi ingatanya hingga ia tidak memperdulikan keadaan sekitarnya. Bahkan tawaran makan malam dari mas brian yang sangat langka pun ia abaikan.

Sekarang ia terlihat seperti seorang gadis yang patah hati akibat ditolak laki laki idamanya. Terdiam tanpa pergerakan dibalik selimutnya.

Bayangkan saja jika kalian tiba tiba diajak menikah lalu melihat orang yang ingin menikahimu memeluk orang lain didepan mu.

Ia masih berpikir hingga suara pintu yang terbuka menginterupsi dirinya. Diliriknya pintu sekilas, mas brian, dia kira itu mas jeje.

Mendudukan dirinya di pinggiran kasur wira, mengelus kepala adik kelas yang sudah seperti adik kandungnya tersebut.

"Kamu kenapa de?"

Panggilan de oleh mas brian pada wira hanya bisa ia dapatkan di saat saat tertentu. Dan tentunya ia tak akan menyia nyiakan moment ini.

Wira merubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan masnya. Menatap masnya dengan mata berkaca kaca.

Brian yang sangat memahami wira langsung memeluknya, membuat wira menumpahkan sesuatu yang menurutnya tidak pantas dikeluarkan oleh seorang laki laki.

Kenyataanya dada tempatnya bersandar saat ini adalah dada bidang yang sudah ia sandari sejak dulu.

"Mas bri hiks- mas jeje mas- "

Mengelus kepala dan punggung adiknya.

"Iya mas tau sayang"

Semakin erat memeluk masnya dan semakin menumpahkan air matanya.

Sementara itu mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mendengar mereka dari balik pintu kamar itu.

/Jangan nangis karena gue/

TBC

Kuingin bertanya, apa ditempat kalian chapter 14 terpublish dua kali, soalnya di preview ku iya, tapi di worknya cuma kepublish sekali :(
Terus tulisanya 21 part published padahal aku baru publish 20 part.

Oh ya menurut kalian apakah hubungan saka dan dafa perlu dibuatkan work sendiri atau tidak?

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang