15

1.4K 239 27
                                    

"Ekhmmm, mesra banget ya kayaknya"

Jika kalian beranggapan itu jeje atau brian makan kalian salah besar. Bahkan kedua makhluk itu belum diketahui kehidupan nya sekarang.

Itu adalah Satya adik kandung wira yang masih berusia 14 tahun. Dia tidak sendiri melainkan bersama Juna, adik kedua brian.

Brian sendiri punya 2 adik yaitu Juna yang berusia 14 tahun dan Mikha yang berusia 17 tahun, seangkatan wira namun beda sekolah.

Entah apa yang dilakukan kedua mini itu, mereka tiba tiba sudah berada didepan kost an mereka.

Wira mendekati kedua mini itu karena terlihat mereka membawa tas besar di masing masing punggungnya.

"Loh satya, kamu ngapain kesini?, Terus ini kenapa buntelan mini dibawa juga?"

"Mas wira jahat, juna dikatain buntelan"

"Lah kan emang kalian buntelan, cuma mikha yang badanya bagus"

"Udah mas ngomong nya?"

"Ehehe iya adiku tersayang jadi apa maksud kedatangan kalian kemari"

"Kita mau nginep mas"

"Pulang nya besok senin mas"

"Hah?! Gaada nginep nginep, kamar penuh"

Kedua mini mini itu tidak mendengarkan wira justru melangkah masuk ke dalam kost an tersebut, meninggalkan wira yang emosi dan dafa yang bingung.
.
.
.
.
.
.

Juna memasuki kamar buntelan senior alias brian Sanjaya. Melihat kakaknya masih bergelung selimut dia ber inisiatif untuk membangunkanya.

Dulu ketika dirumah kakaknya akan langsung bangun bila dia memegang Cassandra. Entah kenapa brian sangat posesif jika Cassandra nya di pegang orang lain.

Melihat cassie tak ada dikamar, pasti mas brian nya itu menaruh cassie di tempat yang lebih pantas daripada kamarnya.

Menelusuri seluruh rumah, melewati pasangan adik kakak yang tengah ribut didepan pintu, hingga dia menemukan makhluk bernama dafa yang masih sibuk dengan bunga bunganya.

"Misi mas"

"......" , Oke bahkan dafa tidak bergeming

"Oi mas masnya"

"......"

Berkata kasar dalam hati, mengeluh kenapa mas brian mempunyai teman yang menyebalkan.

"OI MAS YANG LAGI NYIUMIN BUNGA MATAHARI"

"Astagfirullah, kaget cuk"

"Kasar :("

"Maaf dek, kebawa asal ini, kamu manggil aku? Aku kira bukan, jadi aku cuekin"

Juna hanya memandang dafa datar, sedatar dada mas wira yang sialnya dia tetap mempesona.

"Mas tau cassie dimana?"

"Cassie?"

"Cassandra"

"Ohh kasandra, itu kan band di jakarta de"

"Astagfirullah, bass mas, bass nya mas brian"

Juna mulai emosi sepertinya.

"Ohh bass, di studio dek, kamar deket dapur itu, ada tulisanya jangan masuk jika kamu tidak ingin masuk  warna shocking pink"

Tanpa berterima kasih juna menuju kamar yang disebutkan dafa. Menatap aneh pintu studio beberapa detik sebelum memasuki studio yang beruntung nya peredam suaranya juga berwarna shocking pink.

Dia lalu mengambil cassie dan kembali kekamar mas brian nya. Lagi lagi melewati pasangan kakak adik yang masih setia ribut didepan kamar.

"Mas bri bangun"

Menggeliat dan membalikan badanya

"Mas brian bunda bikin seblak loh"

Bangun dan terduduk

"Mana?"

"Dirumah lah"

Kembali tertidur dan merapihkan selimutnya.

Juna tidak habis pikir, dia langsung memetik senar cassie. Terdengar sumbang karena dia tak bisa bermain gitar apalagi bass. Dan bass tak akan berfungsi dengan baik tanpa aliran listrik bukan.

"ANJIR CASSIE SAYANG"

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang