7

1.8K 334 33
                                    

"AAA AKU BUTA"

"Heh, ini mati listrik wira"

"Diam mas mas ku sekalian"

Dafa berinisiatif menyalakan flash hp nya, yang serentak diikuti mas masnya.

"Engga ada lilin, terpaksa harus pake flash mas"

Jae melangkah meninggalkan keempat adiknya.

"Mas jeje mau kemana?"

"Ke studio acoustic an, biar engga sepi"

Karena ide tak langsung dari jeje, sontak semua adiknya ikut menuju studio.

Wira yang notabene pemain keyboard hanya bisa diam, tak ada aliran listrik dan keyboard nya tak berfungsi.

"Aku gabut mas, daf"

"Bentar ra kayaknya aku ada sesuatu"

Selang beberapa menit saka kembali ke studio dengan sebuah pianika ditanganya.

"Main ini aja ra, ini punya biru kemaren belum diambil"

"Tapikan aku engga bisa mainya mas"

"Sini mas jeje ajarin, dulu kan mas waktu TK di Los Angeles main kaya gini"

"Baru tau Los Angeles ada pianika"

"Sama bri"

"Diem elah, wira dengarkan dan perhatikan baik baik"

Sebuah melodi manis terlantun dari pianika yang tengah dimainkan oleh jae.

"Coba kamu yang main ra"

Jae menyerahkan pianika nya kepada wira. Wira pun mulai belajar meniupnya, kalau soal memainkan not mungkin sambil tidur juga wira lancar lancar saja.

"Eh bentar bentar mas wira"

"Apaan dafa? Lagi asik ini"

"Itu tadi kan abis dipake mas jeje pianika nya, berarti mas wira sama mas jeje.."

"Apa daf?"

Ucapan dafa yang menggantung membuat mas mas nya berfikir keras mengenai ucapan dafa, dan ketiga masnya sudah menemukan ujungnya, sementara wira masih bingung dengan ucapan dafa.

"INDIRECT KISS"

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang