24

1.2K 196 5
                                    

Mereka berlima tepatnya wira dan jeje tengah disidang di ruang tamu mereka.

Dihadapan mereka duduk sesosok tuan besar alias bapak Gilang Arifin. Mukanya yang ramah tiba tiba menjadi segarang kak ros.

"Awalnya saya kesini mau nagih uang kos brian yang sudah dua bulan nunggak"

Sedangkan brian hanya terdiam pura pura tidak mendengar apapun.

"Tapi saya malah di suguhi pemandangan yang tidak etis seperti tadi. Saya tidak masalah kalian mau tidur bersama. Tapi saya tidak mau kos kosan saya menjadi sarang perhomoan seperti kalian"

"Dafa! Pakdhe harap kamu tidak mengecewakan pakdhe. Cukup kakakmu saja yang homo. Jangan kamu juga"

Mereka hanya terdiam, tak ada yang berani menjawab nya.

"Saya pergi sekarang. Brian! Saya ingin kamu datang ke rumah saya sore ini melunasi uang kos kamu. Atau jika tidak silahkan kamu kemasi barang barang kamu. Dan Jae! Saya ingin kamu segera angkat kaki dari kos an saya"

Setelah mendengar motor bapak Arifin keluar, mereka berlima langsung lemas. Beda dengan yang lain brian menuju kamarnya mengambil bpkb dan stnk motornya.

Jeje yang melihatnya menahan brian.

"Bri? Mau kemana"

"Mau jual motor mas, mungkin dituker sama yang biasa, sebelum lecet juga. Lumayan sisanya bisa buat bayar kos sama kuliah"

Jeje berdiri lalu melangkah menuju kamarnya. Mengambil sebuah kartu atm dan memberikanya pada brian.

"Mas harus pindah besok. Mungkin balik kerumah mas. Ini atm lama mas, ada sekitar 10 juta disana. Atm ini buat kamu aja bri"

Brian berusaha mengembalikan atm tersebut namun jeje tetap bersikeras memberikanya.

"Mas baik banget.  Brian janji besok kalo udah kerja brian balikin semuanya ke mas"

"Gausah itu mas ikhlas kok"

Sementara jeje berdebat dengan brian, saka tengah menenangkan dafa yang sedari tadi sudah menangis. Mereka tau hubungan ini salah, namun mereka juga tidak dapat menuntut kepada siapa mereka akan terjatuh.

Wira sendiri langsung membereskan pakaianya dan pakaian masnya. Memasukan pakaian mereka kedalam koper mereka.

Saat jeje masuk kekamar ia kaget karena barang barangnya dan barang barang wira sudah terkemasi.

"Ra kamu mau pergi juga?"

"Wira ikut mas :)"

Pandangan jeje menghangat

"Kamu harus sekolah. Rumah mas jauh dari sini. Kamu juga belum bilang sama ayah kamu"

"Mas tenang aja. Bahkan aku kos disini ayah juga gak tau mas. Ayahku itu hanya memberi uang mas bukan perhatian"

"Yaudah kalo kamu yakin mas bolehin. Mmm ra?"

"Iya mas?"

"Sebenarnya rumah mas sedikit luas. Memang cuma ada 3 kamar, tapi halamanya lumayan luas"

"So?"

"Mas mau ajak brian ama saka buat tinggal dirumah mas"

"Ahh boleh itu mas. Tapi dafa gimana?"

"Kita gabisa ikut campur sama dafa. Karena disini dia sama keluarga ra. Bukan kos"

"Memang rumah mas dimana sih?"

"Pinggiran kota ra. Mungkin sekitar 30 menit dari sini. Jadi kita harus bangun lebih pagi"

"Iya mas. Mm jadi ketemu ayah aku?"

"Iya, sekarang aja ra"

Mereka berdua berlalu dengan hati yang penuh dengan keyakinan. Keyakinan bahwa jalan yang mereka pilih adalah jalan yang terbaik.

TBC

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang