[Chapter 19] Gue gak bisa salahin dia..

23 1 2
                                    

"Ran, nih aku kasih tau. Ini gak bohong. Si Diki sebenarnya..

.

.

.

.

.

.

Meninggal."

"Dia meninggal pas-pasan dengan tanggal ulang tahun dia.."

"Sebenarnya, aku mau kasih surat ini ke kamu. Tapi kemarin itu, kamu sedang senang, tidak mengetahui apa-apa, bahagia, dan ceria. Aku gak mau lihat kamu sedih.."

"Maaf Rana.. Maafkan aku.. Aku gak berhak berbicara sama kamu lagi.. Jadi tolong, jangan menangis.. Aku yakin.. Diki juga akan sedih melihatmu seperti ini.." Jelas Ara sambil meremukkan sebuah kertas. Sepertinya, itu adalah surat yang dia maksud.

"G-gak.. Gak usah merasa bersalah.. Gue juga gak suka ngelihat lo salahin diri lo sendiri.. So please.. don't blame yourself.. And it's okay.. I forgive you.. So please.. Stop.. Lo udah cukup salahin diri sendiri. Gue tau kok, semua ini terjadi bukan karena lo." Tangisan gue perlahan-lahan bertambah. Dan suara gue hampir kedengar sama orang lain.

"And, I will accept the note.. so please, stop crying.. Or i will never stop crying."

Dan Ara kasih surat itu ke gue.. dan gue udah janji bacanya pas dirumah.

Pas pelajaran dimulai, mata gue udah merah. Ditanya kenapa, gue jawab karena gatal.

Pas dirumah..

Gue takut mau buka suratnya. Suratnya tentang apa? Kata-kata terakhir? Undangan? Apa?

Gue buka perlahan-lahan..

Pas gue baca, gue nangis lagi..

Gue gak nyangka ini asli..

Isi suratnya:

Gue yakin yang baca ini Karana Widya Putri!

Pie kabare, piak? Sehat? Sakit?

Gue mau ngeramal lo, pasti sekarang, lo lagi baca surat ini.

Orang tua gue udah cerai, tapi gue masih berkontak sama mama dan abang.

Dan gue tau, lo sekarang sedang nangis, dan mungkin di sekolah lo juga ada nangis.

Please.. jangan nangis.. Lo tau kan? Kecantikan lo hilang kalau lagi nangis.

Ran, gue suka sama lo. Gua gak yakin kalau perasaan kita sama. Jadi, lo jangan putus asa. Karna ada gue..

Mungkin sekarang gue udah gak ada lagi di dunia. Tapi jangan lupa, gue akan selalu berada di hati lo. Jadi jangan sedih, nanti gak ada yang mau suka sama lo.

Gue ingin lo sampaikan pesan ini ke orangtua gue. Untuk selalu bahagia dan terus berjalan menghadapi cobaan dan segala rintangan.

Dan tolong, buat Ara senang kembali.. Pasti dia salahin dirinya.

Gue do'ain lo menjadi perempuan yang sukses, panjang umur, solehah, dan selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain.

Dan semoga lo cepat ketemu sama abang gue. Biar lo gak kesepian lagi..

Maaf kalau surat ini kurang bagi lo..

Semangat! Fighting!

-Diki

*****

Sangat kurang Dik.. sangat.. Tapi, Maaf..

Maaf karena selama ini gue gak peka sama lo. Karna gue juga gak yakin kalau perasaan kita sama. Makasih atas semua doanya.. Gue juga akan mendoakan lo. Dan jangan khawatir, gue akan selalu ada buat Ara..

Gue juga berharap bertemu sama abang lo, karna lo yang minta. Gue akan menjaga surat ini dengan baik. Dan gue gak mau orang lain suka sama gue, hanya lo yang gue suka..

(A/N): Nanti adalah Chapter terakhir dan ditambah dengan Epilog. kalau bisa saya usahakan ada Bonus Chapter

The Bestfriend Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang