[Chapter 20] Funeral~

30 1 0
                                    

Hari ini gue ditelfon sama Ara untuk datang dalam pemakaman si Diki. Gue gak percaya ini asli.

Dan saat gue sampai di tempat, gue dipeluk sama Salsa. Yang sedang menangis dan bisik ke gue, "Gak papa Ran.. Gak papa.. Ada aku.. Mu jangan pergi kemana-mana.."

Gue udah coba untuk gak nangis. Tapi, untuk sekarang gue gak kuat. Gue membalas pelukan Salsa. Gue emang perlu teman sekarang..

Setelah selesai, gue pergi sama Salsa, liat kuburan Diki. Semuanya diam, nangis, tatapan kosong, dan sebagainya.

Dan gue seakan-akan hilang semangat hidup. Seperti kata Ara.

Ya, Ara! Dimana dia? Dimana Ara?

Gue sama Salsa pergi mencari Ara. Dan Ara sedang bersama orang tua Diki.

"Oh, nak Rana. Terima kasih telah datang. Maaf karena telat memberi tau." Ucap Ayah Diki.

"Maafkan aku, aku terlambat ngasih tau.." Ucap Ara.

"Like i said, it's okay.. You don't have to blame yourself. And from today, i will always be with you. And Diki want you to be happy. Forever." Gue pegang bahunya dan berusaha untuk menenangkan Ara dari kesedihannya.

"Iya, gak papa. Saya tau semuanya sedang bersedih atas kehilangan anak anda. Tapi perlu kita ketahui, kita tidak boleh selamanya terkurung dalam peristiwa ini. Diki meminta agar kita yang menyayanginya untuk selalu bahagia dan terus berjalan menghadapi semua cobaan dan rintangan yang akan datang." Jelas gue berusaha untuk menenangkan kesedihan orang tuanya.

"Terima kasih Rana.. Diki selalu membicarakan kamu.. Dia sangat bangga padamu.. Dia ingin sekali menunjukkan kebaikanmu. Diki selalu bilang kalau kamu itu berbeda dari yang lain. Dan sekarang kami telah melihatnya. Terima kasih atas semua hal yang membuat Diki tak putus asa. Tanpa Rana, mungkin Diki sudah menyerah sejak dulu.." Jelas mamanya.

"Iya, sama-sama. Diki telah mengajarkan kepada kita semua untuk tidak mudah menyerah. Dengan sedikit bantuan dari seseorang yang berharga bagi kita, dapat membuat harapan besar dalam hidup." Jawab gue yang masih menahan tangis gue untuk keluar.

"Makasih nak Rana.. Makasih banyak.." Kata ayah Diki.

"Iya.. sama-sama. Kalau begitu, Rana pamit pulang ya.. Assalamualaikum." Dan saat pergi, air mata gue keluar juga. Membasahi pipi gue.








Selamat tinggal, Diki.







The Bestfriend Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang