#4

167 21 0
                                    

Dia lelaki gila,

Dan aku lebih gila.

Terbang dalam buaian memabukkan yang sulit untuk ku tolak. Jelas, aku masih wanita normal yang menyukai lelaki seksi yang menggairahkan terlebih saat tubuhnya hanya berbalut celana tanpa atasan. Jika diingat mungkin hanya hal lumrah bagi ku, berhubung aku memiliki seorang kakak laki-laki. Kali ini berbeda, lelaki yang kerap menjadi pujaan bagi banyak wanita.

Taehyung.

Kim Taehyung, sahabat ku.

Lelaki yang selalu membual tentang perasaannya, yang selalu mengatakan cinta dengan mata sayunya. Tentu aku pun menyukainya, sungguh. Aku bahkan mengaguminya sejak pertemuan pertama kami. Namun untuk cinta, aku rasa itu hal yang berbeda. Nafsu dan perasaan adalah kedua hal yang berbeda bagi ku.

"Buka mulutmu, Young, " bisiknya tepat didepan telinga ku.

Mata ku memejam merasakan hembusan nafasnya yang menggelitik dikulit leher, dia kembali menyentuh bibir ku dengan gigitan kecil yang selingi dengan lumatan lembut memaksakan lidahnya untuk masuk dan berkeliaran didalam sana. Terhimpit diantara dinding dan tubuhnya membuat ku merasakan dingin dan panas secara bersamaan. Perut ku bergejolak, sungguh aku ingin menolak namun tubuh ku rasanya menginginkan lebih.

Berawal dari hujan yang mengguyur tubuh kami sore tadi, membuatnya harus singgah kekamar ku. Jimin berasalan sibuk saat ku minta untuk menjemput waktu pulang sekolah, dia memang selalu menyebalkan dan tak tepat waktu. Sedangkan Taehyung mengatakan ia tak membawa mobil dan supirnya tak hadir untuk datang menjemputnya.

Dan jadilah, dia pulang bersama ku dengan berjalan kaki. Ku fikir hari ini tak akan turun hujan, lagipula cuaca sedikit cerah saat kami keluar dari lingkungan sekolah, namun prediksi ku tak selalu tepat. Dipertengahan jalan, hujan turun sangat deras hingga kami basah kuyup dan berlarian mencari tempat untuk sekedar berteduh. Hanya berbalut kain seragam yang tipis tanpa jas almamater belum lagi aku hanya memakai rok pendek, tubuh ku rasanya seperti membeku hingga Kim taehyung tak ada hentinya mengucapkan maaf hingga sekarang.

"Maafkan aku. Membuat mu hingga kehujanan, " ucapnya, lagi, dengan nafas tersengal.

Berhenti. Benar-benar berhenti manakala tangan ku terus memukul lengannya tanpa ampun, sudah ku bilang lelaki ini memang gila.

Aku kembali menormalkan nafas lantas tersenyum, "berhenti mengucapkan kata maaf, Taehyung."

Entah bagaimana sampai kami bisa melakukan ciuman sepanas itu. Terakhir yang ku ingat hanya saat aku membantunya mengeringkan rambut menggunakan handuk, setelahnya aku melayang karena sentuhan yang ia berikan.

Sepersekian detik kemudian ketukan pintu menggema di kamarku, aku yakin itu perbuatan Jimin. Karena tak ada yang lain disini selain kakak laki laki ku, Ayah dan Ibu pergi berbisnis ke Cina. Dan–tunggu, Jimin tak pernah mengetuk sebelumnya, ia selalu keluar masuk kamar ku bahkan tanpa ijin. Sedang lelaki didepan ku terus menatap tanpa ada niat untuk memberi jalan atau setidaknya pergi membukakan pintu.

"Kau menghalangi jalan ku."

Dia membuka jalan untuk ku setelah berhasil melukiskan sebuah senyum dibibirnya. Bunyi nyaring ketukan pintu lantas berhenti saat tangan ku memutar kenop pintu dan wajah Jimin adalah hal pertama yang ku lihat setelahnya.

"Mengetuk pintu, Jim? " katakan aku memang tidak sopan pada lelaki yang lebih tua satu tahun didepan ku ini, dia memang kakak ku tapi aku tak suka memanggilnya dengan embel-embel seperti kak, atau Jimin oppa. Itu terdengar menggelikan.

"Aku tau didalam ada Taehyung. "

"Lantas? " kening ku berkerut menunggu jawaban selanjutnya, Jimin menggeleng kemudian memandang ke sebelah ku yang saat ku lihat sudah berdiri Taehyung dengan senyum lebar.

I Choose You [JK][M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang