Libur akhir pekan ku luang kan sepenuhnya pada sebuah novel yang tak cukup tebal. Bersamaan dengan kacamata bening yang bertengger dihidung ku. Hari ini, orang tua ku kembali dalam perjalanan bisnisnya yang entah untuk berapa hari meninggalkan ku bersama Jimin dirumah, lagi.
Kemarin, selepas kedatangan ku dari acara kencan bersama Jungkook, Jimin tak mengatakan apapun selain menyuruh ku untuk cepat tidur. Aku tak yakin akan raut wajah nya, yang kulihat bukan hanya sebuah kekhawatiran namun juga kecemasan.
Ponsel ku berdering diatas nakas, aku berani sangsi Seulgi pelakunya. Kemarin gadis itu merengek mengajak ku berbelanja diakhir pekan. Namun aku terus menolak dengan beribu alasan, karena yang ku ingin kan hanya melepas penat didalam kamar.
Aku mengangkatnya pada dering ketiga, namun panggilan tiba-tiba terputus sebelum terhubung. Aku mengernyit kala tak sengaja mendapati foto Jungkook terpampang dilayar ponsel ku dengan nama yang jelas-jelas tak pernah ku simpan sebelumnya.
Kata Baby terpajang, diikuti tanda 'love' setelahnya.
Wow, creepy. Manusia mana yang melakukannya. Bahkan seingat ku, aku sama sekali tak memiliki foto dirinya di ponsel.
Tak lama setelahnya, dering ponsel kembali berbunyi, bukan sebuah panggilan melainkan pesan singkat yang datang dari orang yang sama. Jeon Jungkook.
Kau sibuk?
Aku kembali mengerutkan dahi ku, ada apa dengan lelaki ini. Kendati merasa malas untuk sekedar membalas, aku mengacuhkan pesannya lantas kembali melanjutkan acara baca ku yang tertunda.
Ponsel ku kembali berdering, masih dengan nama yang sama. Baby. Aku menggeleng disertai senyum geli membayangkan Jungkook sendiri yang mengubah namanya diponsel ku. Aku tak tau kapan ia memiliki kesempatan itu, namun dilihat dari foto yang terpajang, aku sangat yakin ia melakukannya saat malam kami berkencan.
"Halo, Jungkook. "
Seseorang disebrang sana mendengus tak senang. Jungkook berdehem sebelum melanjutkan "jangan mengabaikan ku. "
Aku terkekeh pelan, "Aku tak tau itu kau, lagi pula siapa yang mengganti nama kontak mu menjadi nama yang menggelikan seperti ini. Astaga. "
"Aku yang mengubahnya, kau tak suka? Kalau begitu ganti saja, " ujar Jungkook dengan nada yang terdengar sinis. Aku memutar mata malas, namun tak sempat mengalihkan senyum ku barang sedetik saja. Ia menggemaskan.
"Akan ku ganti sekarang juga. "
"Oh, seriously, ayolah sayang, hanya nama kontak apa salahnya. "
Aku mengigit bibir bawah ku, mendengar kata 'sayang' tersemat diantara kalimatnya membuat ku berdegup dan pipi ku merona.
"Aku hanya bercanda, sungguh. "
Jungkook mendesis pelan, kemudian kembali berdehem. "Baiklah, sekarang kau sedang apa? "
Aku beranjak dari atas kasur, berjalan melewati pintu kaca untuk sampai ke balkon kamar ku. Angin langsung menyapa, dinginnya sampai menusuk hingga kekulit lengan ku yang tak berbalut kain.
Aku lantas tersenyum meski ia tak melihat ku.
"Hanya membaca buku. Jadi, apa ada sesuatu yang penting dan ingin kau sampaikan? "
"Ya, dan ini sangat sangat penting. "
"Apa itu? "
Alis ku menukik, tentang apa? Hal penting apa? Dan mengenai apa? Banyak sekali pertanyaan yang ingin ungkapkan, pasalnya aku tau ia tak akan menelfon jika bukan karena sesuatu yang penting, mungkin, seperti tengah menunggu ku untuk pulang bersama, atau ia yang ingin menjemput ku atau lainnya yang menurutnya penting. Dan itupun tak sampai satu menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [JK][M]
Fanfiction"Kehidupan ku terlalu rumit, bahkan lebih rumit dari puluhan rubik yang terputar acak. Hingga aku kembali jatuh cinta dan membuang seluruh fantasi ku, ia kembali datang dan merubahnya. Kehidupan ku kembali berputar, dan kini, ia adalah obat dari ras...