Malam yang panjang. Menu yang lezat dan tindakan yang istimewa. Aku terbuai, ia sungguh sangat memikat. Pandai sekali membawa diri untuk terus memimpin percakapan. Kini setelah makan malam usai, ia mengajak ku berjalan disepanjang sungai cheonggyecheon.
Seakan lupa tentang siapa dirinya dan diriku, ia tak melewatkan barang sedetik pun untuk melepas genggamannya pada tangan ku. Tak ada sebulan kami mengenal, dia masih tetap orang asing yang terlalu mudah masuk dalam kehidupan ku. Banyak sekali perbincangan yang sepertinya harus ku ingat mulai saat ini, seperti makanan yang ia suka lalu kenapa lelaki itu bisa pindah keKorea hingga cerita mengenai suatu hal yang bahkan menurutku itu tak wajar untuk diceritakan. Jika ku pikir, kehidupannya sungguh keras.
"Aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi, Young Jo. "
Jungkook menunduk tak menatap ku. Mata ku menyipit. Kita berhenti berjalan, tetap berdiri didepan air mancur dengan pancaran warna yang khas dari sinar laser. Sedikit lama keheningan menyapa diantara kami, membuat ku berani menggoyangkan telapak tangan yang tengah menyatu. Setelahnya ia menatap mata ku, terlalu intens seperti mencari kepastian yang harus ia yakinkan. Alis ku terangkat tak mengerti. Pasalnya sejak tadi ia sangat aktif bicara dan tersenyum bahkan tak jarang ia tertawa karena berhasil menggodaku.
"Ada apa? " tanya ku.
Ia tersenyum, "sepertinya aku tengah jatuh cinta, Jo."
Aku diam, tak berkedip kendati menghabiskan lima detik ku merasakan jantung yang tiba-tiba ngilu. Aku tersenyum pilu. Dan sekarang aku tau, rasanya aku juga tengah jatuh pada pesona lelaki asing ini.
Mata kita bertemu, "wow, belum sebulan kau diKorea dan kau sudah jatuh cinta? " terasa sedikit sulit untuk menarik dua sudut bibir ku supaya melengkung sedikit saja.
Jangan seperti ini, Young Jo.
Batin ku terus beradu hingga tak sadar aku melihat kesedihan yang terpancar dari raut wajahnya yang cerah karena temaram lampu jalanan.
"Kenapa kau sama seperti kakak ku? Tak ada yang bisa percaya bahwa aku mampu untuk jatuh cinta. "
Apa yang salah darinya, atau apa yang salah dari ku. Kalimat ku menyinggung atau memang aku salah bicara.
"Maaf Jungkook, aku tak bermaksud–"
"Jadilah kekasih ku, Park Young Jo. "
Kini jantung ku terasa berhenti berdetak, terasa tengah terbang jauh bersama kupu kupu diatas awan. "Ap-apa? "
Aku melanjutkan, "Jangan bercanda, Jung. "
"Aku tak ingin mendengar sebuah penolakan, sungguh. Kau harus menerimanya karena kau sudah membuatku jatuh cinta Park Young Jo."
Apa ini, ia memaksa ku. Lalu yang ia maksud dengan jatuh cinta? Ia menunjukku sebagai seseorang yang ia cintai, begitu? Ku pikir itu hanya sebuah lelucon omong kosong dan mungkin hanya aku yang beranggapan bahwa ini adalah sebuah keseriusan.
Mata ku berkedip dua kali, ini tak nyata. Aku tak yakin jika perasaan ku terbalas secepat ini.
"Jungkook, kurasa–"
Aku hanya memastikan bahwa apa yang kudengar adalah sebuah kesalahpahaman atau mungkin hanya sebuah angan yang kubangun sepihak akan ia yang mengatakan cinta didepan ku. Akan tetapi, belum sempat ku berucap. Jungkook membungkam bibir ku, kecupan singkat mendarat tak sampai dua detik. Ia membuat ku berdegup tak terkendali, merasakan panas didua sisi wajahku.
Lelaki itu masih menatap ku lekat dalam jarak yang benar benar hampir terkikis, lantas tertawa tak sampai terbahak. Mengusap pipi kanan ku kemudian berbisik dengan suara rendahnya, "kau sangat cantik, Jo."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You [JK][M]
Fanfiction"Kehidupan ku terlalu rumit, bahkan lebih rumit dari puluhan rubik yang terputar acak. Hingga aku kembali jatuh cinta dan membuang seluruh fantasi ku, ia kembali datang dan merubahnya. Kehidupan ku kembali berputar, dan kini, ia adalah obat dari ras...