Play the song \( ö )/
.
Berawal dari keanarkisan kantin sekolah siang itu. Ada yang aneh kalo diliat dengan seksama.Disaat puluhan murid lainnya berebutan roti susu di satu stall, Lee Felix malah melenggangkan kakinya menuju stall yang lain.
Yang menjual roti kopi.
Bukan karena dia gak suka ngantri dan desak-desakan, tapi emang Felix beneran suka sama roti kopi ini.
Jadi bisa dikatakan bocah inilah satu-satunya murid yang membeli roti tersebut.
"Siang Felix..." Ibu penjual roti nyapa cowok itu. Si ibu udah hapal banget sama Felix.
"Siang buk!" Felix balik nyapa sebelum perhatiannya teralihkan ke setumpuk roti kopi yang bikin dia hampir ngences disana.
Mata cowok itu nyariin roti yang ukurannya agak lebih besar dari yang lain.
Grep.
Felix berhasil dapetin si roti. Tapi kok ada tangan orang lain juga di genggamannya?
Kepala Felix perlahan noleh ke sebelah kanan.
Pemilik tangan asing itu masang wajah bete sebelum narik tangannya dan milih roti yang lain.
Entah apa yang ada di pikiran Felix, tapi dia langsung buru-buru bayar dan lari ngikutin cowok tadi.
"Tunggu!" Suara kencang Felix bergema di koridor.
Melihat orang yang dipanggilnya berhenti, Felix cepat-cepat menghampiri cowok itu.
"Lo tadi mau ngambil roti yang ini ya?" Felix nunjukin roti besar yang dia dapetin tadi. "Nih buat lo aja."
Kening cowok di hadapan Felix berkerut-kerut heran. "Ga, makasih. Gue udah punya."
Dia hampir mau jalan pergi tapi Felix lagi-lagi ngomong. "Lo suka roti kopi ya?"
Cowok itu nganggung singkat.
Wajah Felix langsung berubah ceria. Dia nyengir lebar banget. "Sama dong."
Cowok tadi bener-bener gak tau harus ngerespon apa. Dia ngerasa Felix aneh karena sebahagia itu ngomongin roti doang.
"Kenalin, gue Felix kelas 1-3."
"Changbin. Kelas 2-2." Cowok yang bernama Changbin itu nyambut tangan Felix yang terulur.
"Senang berkenalan dengan kakak. Aku duluan ya." Masih dengan cengiran yang gak berkurang sesenti pun, Felix pergi dari sana.
"Aneh..." Gumam Changbin pelan sebelum meninggalkan tempat itu juga.
.
Di luar dugaan Seo Changbin, ternyata bocah Felix itu nyapa dia setiap hari.
Dengan cara yang menyebalkan.
"Loh kak Changbin minum itu? Kakak suka itu? Aku juga lho! Kita sama kak!"
"Kak Changbin gak suka matematika? Sama dong!"
"Ih kak kita sama! Aku juga suka lagu itu."
"Kak keren banget ya ternyata kita punya banyak kesamaan. Pasti kakak juga ngerasa gitu kan?"
Sungguh, Changbin pengen nyumpel mulut Felix pake kaos kakinya.
Dia sama sekali gak ngerasa itu keren. Changbin malah risih setengah mati.
Semua hal yang dia lakuin, makanan dan minuman yang dia konsumsi, barang yang dia pakai, pasti bakalan disama-samain sama si Felix.
Sampai ke hal yang gak penting sekali pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/3] Bubbly ∞ [Changlix]
Fanfiction!!! bxb "'Cause every time I see your bubbly face I get the tingles in a silly place"