Empat Belas : Departure

2.3K 275 1
                                    

Ps. Maaf karena sudah menunggu lama untuk untuk update terbaru cerita ini. Dibandingkan dengan A Long Journey yang sudah saya ketik sampai chapter terakhir, cerita ini masih digodok setiap weekend sama saya. Dan AKHIRNYA! silakan dinikmati chapter empat belas ini. Semoga kalian terhibur bacanya. Jangan lupa dikomen ya biar saya selalu semangat lanjutin cerita ini. 

#CurrentlyListening Say You  Won't Let Go by James Arthur

Enjoy!!!

***


I knew I loved you then,

But you'd never know,

'Cause I played it cool when I was scared of letting go.

Bip. Mischa langsung mematikan sportify di ponselnya. Sedikit membenarkan posisi di kursi kelas bisnis, ia kembali membuka matanya setelah lima jam ia mengudara. Ia tak butuh James Arthur menjabarkan apa yang ada dibenaknya saat ini. Ia juga tak butuh orang lain mendiktenya tentang perasaan. Ia muak, namun lebih tepatnya ia takut. Takut jika apa keputusan yang diambilnya saat ini salah, takut jika ia akan kerap membuat perasaannya menjadi lebih tak menentu.

Mischa hanya bisa menarik napas, karena air matanya sudah mengering. Dan pada akhirnya, ia mengambil iPad miliknya, dan melanjutkan pekerjaannya yang diambilnya sebelum ia mengajukan surat pengunduran dirinya. Awalnya Agnes menatapnya seakan ia gila saat ia mengulurkan surat itu kepada bosnya. Namun Agnes tidak bisa berbuat banyak, sudah menjadi hak Mischa untuk pergi selayaknya ia meminta cuti. Namun sebelum itu, ada tiga pekerjaan besar yang disodorkan Agnes kepadanya. Dua klien besar dari golongan designer, dan satu tugas spesial untuk ulang tahun majalah yang telah membesarkan namanya. Dua belas halaman illustrasi, dan itulah pekerjaan yang sedang ia kerjakan saat ini.

"Hidup itu seperti kau sedang membuat sebuah ilustrasi, Mischa. Kau membuat garis untuk kau bubuhi cat berwarna-warni pada dasar kertas yang kau pilih. Namun, kau juga tahu, cat dan kertas itu sudah ada pasangannya sendiri-sendiri. Langton, kesukaanmu dengan Rembrant. Lucu rasaya jika kau menggunakan Reeves untuk Langton, kan? Tapi ada kalanya kau mengaplikasikan kedua benda itu di saat tertentu. Life is how you adjust nothing to be something and you make it looks beautiful even with the unbalance, uncertainty."

Saat itu Mischa hanya tertawa di depan Agnes, namun hatinya menangis. Ia tahu benar semua itu.

Bagaimana kau memperbaiki sesuatu, membuat sesuatu, dan bergerak pergi melupakan masa lalu yang membuat lukamu tak tertutup juga bukanlah sebuah perkara yang mudah. Mengakhiri sesuatu jauh lebih mudah daripada melupakannya dan berbalik berjalan ke masa depan.

Hidup adalah ketidakpastian.

Ia mengelus jari manisnya. Kini cincin yang dulu pernah melilit manis dan meninggalkan bekas itu telah ia masukkan ke kotak pos. Cincin yang dulu dipilihnya bersama Nate di Cartier dulu sekali. Aneh rasanya membiarkan jarinya telanjang seperti itu, tapi inilah dirinya yang baru, wanita yang dua kali gagal dalam pernikahan.

Ia menyesap wine di gelas dengan sedikit tersenyum perih.

***

"Gorgeous! You back!" Pria dengan kemeja licin yang tadi memanggilnya dengan gembira kini sudah memeluk Mischa erat. Mischa pun tertawa senang sambil balas memeluk pria yang lebih tinggi darinya itu meski kakinya sudah beralaskan sepatu dengan hak dua belas senti.

"Bolos, lo ya?" tanya Mischa masih sambil tersenyum lebar.

"Bolos sebentar demi adek gue emang salah? Om Brata juga nggak akan marah."

Eat, Drink, and Be Married (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang