ENAM BELAS : Langkah Baru

2.3K 250 0
                                    

"It is always start with your own emotions," katanya. "Bagaimana kita memulai sebuah hubungan, dan berakhir pada satu titik yang berbeda-beda dan berlabuh pada tepi yang tidak pernah kita sangka."

Riuh tepuk tangan memenuhi bar yang penuh. Beberapa orang bahkan mengangkat gelas mereka dan tertawa setuju. Suasana bar yang remang kian menghangat dengan sapaan yang Nate berikan sembari ia memainkan gitarnya untuk pemanasan.

"Bagaimana anda," Nate menunjuk seorang pria yang duduk tepat di hadapannya, "menjadi seseorang yang bukan diri anda ketika tengah jatuh cinta."

Tepuk tangan kembali bergemuruh.

"Mungkin." Si pria mengangguk dan tersenyum lebar sembari memegang tangan pasangannya.

"Begitu pula dengan saya. Lagu ini saya tulis hanya dalam sepuluh menit, it tooks a long time to makes me realized that I love you."

Suara heboh yang tadi menemani pembicaraan Nate kini telah reda. Sesi Nate sudah dimulai, dan kini yang ada hanya suara denting piring dan garpu yang beradu, yang menemani irama musik dan suara Nate yang merdu.

Mungkin terdengar lucu, kata-kata yang dulu ia pikir tidak akan pernah ia katakana di depan umum kini malah mengalun lewat nada-nada yang ia ciptakan sendiri. Mungkin terdengar lucu, bahwa ia kini sadar apa yang ia lakukan adalah kebalikan dari apa yang dulu ia inginkan, jarak antara dirinya yang dulu dan sekarang kian terlihat jauh. Ia yang dulu tidak akan membiarkan dirinya duduk sendirian di tengah keramaian dengan gitarnya, selalu ada Greg bersamanya dulu, tapi sekarang tidak. Mungkin terdengar lucu, ia yang sekarang lebih memilih menjual apartemennya yang mahal dan pindah ke down town dan menyewa apartemen murah tipe studio yang bahkan tidak di cat. Ya, terdengar lucu, bahwa apa yang ia pikirkan sekarang hanyalah menikmati dirinya yang baru tanpa mengindahkan omongan orang tentangnya. Tentang apakah ia sudah kehilangan popularitasnya, atau bahkan sedang gembira dengan pekerjaan barunya.

Ia menghela napas dan menghembuskannya pelan, perlahan suaranya membaur dengan nada-nada yang tercipta dari musik di gitarnya dan suasana bar malam ini.

"Oh, ya. Si pelahap gosip itu kini berdongeng tentang, so called love, huh?" kata orang diujung ruangan.

"Ya," balas kawannya, "mungkin begitulah dunia artis mengalir, kadang kau harus jatuh untuk bisa jadi lebih baik lagi, kan?"

Mereka menyesap minuman yang sedari tadi terhidang sembari menikmati life house yang yang menampilkan orang yang sedari awal mereka datang, mereka perbincangkan.

Bersama malam yang semakin turun, bar pun semakin ramai. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Nate bersyukur ia memilih menjadi John Mayer lain yang menyuguhkan suara dan perasaannya.

***

Hebohnya pemberitaan media pada hubungan Nate dan Mischa sudah reda. Orang-orang kini tengah fokus pada berita lain yang lebih menjual. Lahirnya anak dari penyanyi terkenal yang diduga berpasangan dengan seorang petinggi kabinet. Begitu mudahnya ombak beralih haluan, dan itu membuatnya dunia di sekitarnya tidak lagi dipenuhi orang-orang yang hanya ingin menyakan hal yang selalu membuat Nate bungkam. Kini ia lebih fokus pada karirnya. Pada karir band yang ia produseri, dan pada dirinya sendiri.

Ia meletakkan kopi hangatnya di atas meja kayu besar, sementara ia mencari remote televisi yang entah bersembunyi di mana. Selalu seperti itu, bagaimana benada-benda kecil hilang dan muncul kembali ketika sedang tidak dicari.

"Gotcha!"

Ia lantas duduk di kursi kayu dan menyalakan televisi yang langsung tepat pada Discovery Channel. Di meja besar yang selalu menjadi tempatnya melakukan berbagai aktifitas, ia menyalakan laptopnya. Suara Skype yang terhubung terdengar nyaring di headphone yang ia kenakanan.

Eat, Drink, and Be Married (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang