25// rahasia Gita

185 25 1
                                    

"Ngapain lu kesini?" tanya Rey ketus yang di tujukan untuk gadis yang kini tengah berjalan masuk. Terlihat jelas ekspresi tidak senang dari nada bicara nya.

Mella, Nara, Aldo, dan Reza yang tidak pernah mendengar Rey seketus itu lantas memasang ekspresi bingung.

"Siapa?" bisik Nara ke Fadhil.

"Mantan nya Rizal." Fadhil ikut berbisik. Ia lalu mendekatkan badan nya ke arah Nara. "Gita." ucap nya.

Nara tersentak. Jadi, inilah sosok wanita yang sempat menimbulkan perseteruan antara Rey dan Rizal. Gadis itu menatap lamat-lamat Gita. Memperhatikan nya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Gue mau minta maaf sama kalian." jawab Gita.

Adel menoleh ke arah Rizal, sejak kedatangan Gita beberapa menit yang lalu, Rizal sama sekali tidak mau menatap mantan kekasih nya tersebut. Entah mengapa ia merasa sudah tidak ingin berhubungan dengan Gita.

"Gak perlu minta maaf." sahut Rafly. "Karena kita juga udah ga mau ngebahas masalah ini." lanjut nya

Gita melirik Rizal kemudian beralih menatap Fadhil. Setetes cairan bening turun membasahi pipi nya.

"Gue mohon maafin gue. Gue ga mau pergi dengan ga tenang." ucap Gita

"Maksud lu?" tanya Fadhil.

"Gue kena penyakit kelainan jantung. Jantung gue ga berfungsi dengan baik, selama belum dapet donor jantung, gue ga bisa tenang. Penyakit ini bisa kambuh kapan aja. Dan gue ga yakin kalo hidup gue bakal bertahan lama." gadis berbaju hijau itu mulai menangis.

Adel, Nara, dan Mella menatap Gita prihatin. Bahkan Mella ikut menitikan air mata mendengar cerita Gita.

"Maafin semua kesalahan gue. Adel, Fadhil, maafin gue karena gue kalian masuk rumah sakit. Maafin gue karena gara-gara gue kalian jadi ga bisa ketemu Rizal." Gita memegang tangan Adel, gadis itu lalu menatap Rey. "Rey, Rafly, maafin gue. Gue egois, gue udah me monopoli Rizal dari kalian." ujar Gita. "Zal, maafin gue. Karena gue lu hampir kehilangan sahabat-sahabat lu. Maafin gue, gue udah bikin kalian semua bertengkar." lagi-lagi Gita menangis.

Reaksi Rey dan Rizal masih sama saja, tidak acuh akan air mata Gita.

"Del, lu mau kan maafin gue?" tanya Gita ke Adel.

Adel terdiam, bingung harus bagaimana. Disatu sisi ia merasa kecewa atas sikap Gita yang terkesan me monopoli Rizal. Tapi di sisi lain Gita adalah teman dekat nya semasa SMA dulu.

"Lu sadar ga apa yang lu lakuin dulu itu bener-bener kelewatan." ujar Rizal

Gita mengangguk. "Maka dari itu gue minta maaf." ucap nya.

"Gue udah maafin lu." kata Adel tiba-tiba. Semua yang ada di ruangan itu pun langsung menoleh ke arah Adel. "Biar gimana pun Gita itu temen deket gue. Gue tau kesalahan dia di masa lalu itu lumayan fatal, tapi itu ga bisa jadi alasan buat gue ngga maafin dia." ujar nya.

Gita tersenyum kecil, ia lalu memeluk Adel. "Makasih ya Del. Makasih karena lu udah mau maafin gue." kata Gita

Adel melepas pelukan nya dari Gita membuat Gita keheranan. "Gue udah maafin lu, tapi gue belum bisa nerima lu buat jadi temen gue lagi." kata Adel ia kemudian berlalu menuju kamar nya.

Nara dan Mella menyusul nya dibelakang, ikut masuk ke kamar Adel meninggalkan Gita bersama para cowo di ruang tamu.

"Dhil?" Gita menatap Fadhil.

"Adel sahabat gue, jadi keputusan gue sama kaya Adel. Dan gue yakin, kalo Rey, Rafly, sama Rizal juga bakal setuju sama keputusan Adel. Kita maafin lu, tapi kalo buat jadi temen kaya dulu, kita masih belum bisa terima. Kita udah nyaman sama hidup kita yang sekarang. Kita berlima, ditambah Nara, Mella, Aldo, kak Reza, kak Theo, kak Zahra, kak Tari, dan kak Alan. Kita maafin kesalahan lu, tapi tolong setelah ini jangan ganggu kita." kata Fadhil pelan namun tegas.

Peka!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang