18. Meracau

10.1K 279 20
                                    

"Maksud mu ? Tanya Aegis bingung.

"Ya aku sama saja seperti wanita wanita liar di luaran sana bukan." Ucap Merely sambil menatap Aegis. "Aku tidur bersamamu, kau meniduriku. Kita melakukan hal layaknya pasangan suami istri, bukankah aku sama saja dengan jalang jalang lain di luar sana jika kelakuanku seperti itu. Namun bedanya kau membayarku dengan memperbolehkan ku tinggal di tempat mewah ini bukan ?" Jelas Merely. Sepertinya Aegis mulai sedikit marah mendengar ucapan Merely barusan.

Tapi sebenarnya Merely hanya mengetest Aegis saja. Dia hanya ingin mengetahui apakah Aegis benar benar menolongnya atau hanya menjadikannya teman tidurnya saja.

"Apakah kau tidak ingat dengan ucapanmu ? Kau bersikukuh bahwa dirimu itu bukanlah seorang jalang." Jawab Aegis, Merely pun terdiam. "Dan kau harus ingat yang meniduri mu itu hanya aku saja, kau hanya digauli olehku bukan berganti ganti pasangan tidak jelas. Jangan pernah berkata seperti itu lagi aku tidak menyukainya." Jelas Aegis panjang lebar. Merely sedikit tersenyum mendengar jawaban Aegis.

"Satu lagi, aku tidak membayarmu dengan kau tinggal di tempat ini. Kau telah ku tiduri dan aku semakin tertarik padamu, kau adalah tanggung jawabku jadi kau harus selalu berada di sisiku, menemaniku dan kalau bisa aku mohon padamu.." Perkataan Aegis terjeda.

Merely menatap Aegis seakan bertanya 'apa'

"Tolong bantu aku melupakan masa laluku." Pinta Aegis.

Sejujurnya baru kali ini pria itu berbicara sangat panjang pada seseorang. Dia adalah pria berkepribadian tertutup yang tidak ingin orang lain mengetahui tentang nya.

Merely tersenyum dan menganggukan kepalanya tanda dia bersedia menolong pria dihadapannya.

Aegis pun langsung membawa Merely kedalam dekapnnya, mengusap puncak kepala Merely lembut sembari tersenyum tulus.

"Ku kira orang yang menyelamatkan ku ini adalah orang yang akan membunuhku." Gumam gadis itu.

"Aku mendengarnya." Ketus Aegis.

"Kau tahu, saat kau akan melakukan hal itu padaku. Disana aku sudah pasrah ku kira setelah kau sudah puas dengan aktivitasmu itu, kau akan membunuhku dan membuangku di tempat yang sangat sepi. Padahal waktu itu aku berharap seperti itu." Racau Merely, sedangkan Aegis hanya mendengarkan ocehan gadis yang sedang dia dekap.

"Dan ku kira hidup ku akan berakhir waktu itu juga. Ini sangat diluar pikirku, aku membiarkan tubuhku di nikmati oleh seseorang yang belum pernah aku kenal. Padahal dulu aku sudah sangat berhati hati menjaganya agar kelak hanya suamiku lah yang akan menikmatiku, hufhhh tapi nyatanya sangat sangat lah di luar dugaan, aku sudah kotor sekarang bukan ?" Merely terus saja berkata kesana kemari.

"Hmm." Aegis hanya berdeham.

"Tapi bagaimana jika orang ini adalah calon suamimu ?"  Tanya Aegis menunjuk dirinya sendiri dengan perkataanya. Pertanyaan Aegis barusan membuat Merely terdiam.

"Sudahlah bersihkan dirimu kau sangat bau." Ejek Aegis sambil melonggarkan dekapannya. Merely masih saja terdiam, gadis itu masih mencerna ucapan yang baru saja Aegis ucapkan.

***

Sekarang di dalam rumah ini sangat lah berubah. Biasanya hening yang selalu mendominasi bangunan megah ini. Tapi sekarang sanda gurau selalu terdengar. Mau itu dari Merely dengan adik Aegis atau Merely dengan Aegis bahkan sekarang para Maid pun sudah berani menyapa dan sedikit mengeluarkan candaannya.

Mungkin kah mereka akan berubah dari hidup kelam masing masing ?

Atau mungkin ini awal bahagia yang berakhir dengan tangisan ?

I'm Not BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang