23. Aku Melihatnya

5.9K 202 2
                                    

"Tidak, pekerjaan biar nanti saja, aku ingin bermanja denganmu." Jawab aegis dengan nada yang uuhhhh mungkin sedikit terdengar aneh.

"Aku merasa mual mendengarmu berbicara seperti tadi." Ucap Merely menahan tawanya agar tidak meledak.

***

 
"Muntahkan saja sayang." Ketus pria tampan itu dengan tatapan yang begitu sinis.

"Tidak aku hanya becanda." Jawab Merely tak kalah ketus. "Akhir akhir ini kau sangat menyebalkan." Ucap Aegis tanpa ia sendiri sadari. Dengan gerak cepat dia langsung mendekap mulutnya sendiri, dan otomatis melirik gadis di hadapannya sedang mengerucutkan bibirnya.

'Sangat menggemaskan' batin Aegis

"Jangan mendekap mulutmu, aku tau aku sangat.menyebalkan." Ucap Merely dengan menekankan ucapannya di kata sangat menyebalkan.

Pria itu pun tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat mendengar ucapan Merely tadi. Sedangkan Merely yang melihat sikap Aegis hanya bisa memutarkan bola matanya.

"Sayang apa dia menyusahkan mu ?" Tanya Aegis sembari mengelus perut Merely yang masih rata. Gadis itu menggeleng tanpa mengeluarkan kata sedikit pun. Mungkin masih kesal. Karna akhir akhir ini dia pun menyadari perubahan sikapnya yang berubah secara tiba tiba. Kadang moodnya baik, kadang juga moodnya buruk alias selalu marah marah dan kadang tiba tiba dirinya merasa sedih dan ingin menangis.

Mungkin itu yang di sebut perubahan hormon ibu hamil.

"Apakah kau marah sayang ?" Tanya Aegis menatap lekat gadis di hadapannya. "Tidak." Jawab Merely singkat. "Oh." Jawab Aegis tak kalah singkat. Merely pun langsung balik menatap lekat prianya.

"Oh saja ? Ck." Gadis itu berdecak sebal.

Begitulah mereka sekarang sering berdebat karena hal hal sepele. Namun bagi Aegis itu adalah hal yang sangat dia sukai dibandingkan harus melihat gadisnya murung dan meresa bersedih. Dia lebih senang jika melihat Merely marah marah tidak jelas. Menurutnya itu sangat menggemaskan.

Jika satu jam yang lalu mood Merely buruk. Berbeda dengan sekarang moodnya sudah berubah. Dari tadi dia tak ingin jauh jauh dari prianya siapa lagi kalau bukan Aegis. Gadis itu terus berceloteh layaknya anak kecil yang sangat ingin mengetahui apa yang sedang Aegis kerjakan. Apa saja yang ada di kantor ini. Dan segala hal ia tanyakan sampai siapakah nene moyang pemilik tanah ini pada zaman purba dulu. Memang ibu hamil itu aneh aneh saja.

"Aegis apakah kau sudah selesai ? Aku bosan." Tanya Merely dan ucapannya yang to the point. Aegis pun langsung menutup laptop yang sedang dia tatap sedari tadi. Pria itu tersenyum manis dan mengangguk. "Aku sudah selesai." Jawabnya dan langsung membuat gadis itu kegirangan.

"Ayo kita pulang." Ajak Merely sedikit menarik lengan Aegis.

Mereka pun berjalan menyusuri koridor kantor yang mereka lewati.

"Mengapa tidak menggunakan lift pribadi saja tuan ?" Tanya sekertaris Aegis. Pria itu hanya menggeleng dan "Aku ingin semua orang tau bahwa aku sedang bergandengan dengan masa depanku." Jawab Aegis panjang kali lebar. Itu kalimat pertama yang sangat panjang terucap dari mulut Aegis di dalam kantor.

Setelah berucap seperti tadi sekertaris yang berada di belakang Aegis hanya tersenyum dan mengangguk. "Baiklah." Ucapnya pelan.

***

Setibanya di parkiran mobil Merely dengan tidak sabarnya segera masuk ke dalam mobil setelah Aegis membukakan pintu untuknya. Gadis itu tersenyum senang karena sikap Aegis yang selalu manis terhadapnya.

Saat Merely merasa nyaman dengan posisi duduknya dia selalu menatap jendela mobil sebelum mobil itu akan melaju. Senyum nya mengembang kala Aegis masuk ke dalam mobil.

I'm Not BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang