22. Berkunjung (Plus pengumuman)

8.2K 258 19
                                    

Aegis pun tanpa menunggu lama atau menjawab pertanyaan adiknya terlebih dahulu langsung saja memasuki ruangan Merely.

Maurent sedikit mengumpat dan mengikutin pria itu dari belakang.

Aegis langsung membalikan badannya. "Kau mencari makanan saja, aku ada perlu pada Merely hanya berdua." Ucap Aegis dan dengan cepat di angguki oleh adiknya.

Saat masuk ke dalam kamar, yang pertama kali Ia lihat adalah gadisnya yang sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit. Pria itu menghampirinya dan duduk di kursi sebelah ranjang.

Mengusap punggung tangan Merely dan mengecupnya. Tanpa pria itu sadari Merely pun terbangun dan hanya menyaksikan apa yang terjadi di depannya.

'Uhh sikapnya manis sekali.' Batin Merely sembari tersenyum melihat kelakuan Aegis. Gadis itu mengelus sayang kepala Aegis sehingga sang empunya langsung mendongakan kepala dan melihat senyum indah Merely.

"Terima kasih sayang." Ucap Aegis yang membuat pertanyaan berlari lari di kepala Merely. "Untuk apa ?" Tanya Merely heran. Pria itu tersenyum dan mengelus perut Merely yang masih rata.

"Kau akan menjadi ibu dari anak anakku." Jawab Aegis tanpa mengelihkan pandangannya pada perut Merely. Sekarang wajah Merely lah yang sulit di baca, sepertinya dia sangat terkejut dengan apa yang barusan keluar dari mulut pria di hadapannya.

"Maksudmu ?" Tanya Merely memastikan. Aegis pun tersenyum dan bangkit.

"Mau kah kau menikah denganku dan menjadi pendampingku untuk selamannya ?" Bukannya menjawab Aegis malah mengajukam pertanyaan diluar dugaan Merely.

"Aku masih tidak mengerti." Ucap Merely. "Jawab dulu pertanyaanku." Ketus Aegis.

Tadi sikapnya semanis gulali lalu dengan satu ucapan saja sikapnya langsung berubah seperti semula. Dasar manusia bunglon.

Merely masih menatap Aegis lekat. Kemudian mengukir senyumann indah di wajah cantiknya dan menggukan kepalanya. "Ya aku mau.." Jawab Merely dengan memberikan jeda pada jawabannya. "Tapi apa maksudmu tadi ?" Tanya Merely yang belum mengerti ucapan Aegis di atas.

Pria itu tersenyum senang dan langsung mengecup sayang kening Merely dan kembali menjelaskan maksud yang membuat Merely bingung.

"Kau sedang mengandung anakku sayang." Jawab Aegis kembali mengelus perut rata Merely. Kejadiaan seperti dejavu namun bedannya tadi Aegis lah yang terkejut dan membuka mulutnya. Tapi sekarang giliran Merely yang melakukan hal tersebut. Terkejut dan sedikit membuka mulutnya.

***

Sekarang mereka sudah kembali ke rumah, dan melakukan hal seperti biasa. Dan akhir akhir ini Aegis sangat sibuk dengan banyaknya pekerjaan yang menumpuk di kantor. Alhasil Ia selalu pulang larut malam.

Bukan kah dia seorang CEO di perusahaannya ? Tapi mengapa pulang hingga larut malam ?. Jangan anggap seorang CEO hanya senang senang saja dan memerintah bawahaanya, itu semua salah. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam memimpin perusahaan.

Kembali lagi pada Aegis yang sedang berkutat dengan tumpukan berkas berkas di depannya. Mungkin jika orang orang biasa sudah strees memikirkan begitu banyaknya pekerjaan yang harus selesai malam ini juga. Namun tidak dengan pria ini, dia melakukan dengan cepat tanpa banyak menyuruh bawahannya.

"Wah seorang CEO termuda di negri ini begitu serius mengerjakan tumpukan kertas memusingkannya ya." Ucap seorang gadis yang tiba tiba masuk kedalam ruangan Aegis. Lancang bukan, masuk tanpa permisi.

Pria itu mendongakkan wajahnya dan mengukir senyum pada gadis di hadapannya. Untuk orang yang satu ini Ia tidak mungkin marah atau harus ada izin untuk masuk. Toh yang datang adalah masa depannya. Siapa lagi kalau bukan Merely.

"Dengan siapa kau kesini ?" Tanya Aegis yang kembali terfokus pada tumpukan kertas yang sedang dia kerjakan.

"Siapa lagi kalau bukan adik kesayanganku." Jawab Merely.

"Dan mengapa kau kemari ?" Tanya Aegis sekali lagi.

"Entahlah, tiba tiba aku sangat merindukanmu dan ingin memelukmu. Tapi sayangnya pekerjaanmu sedang menumpuk." Jawab Merely dengan sedikit memasang raut wajah kecewa. Merely pun mendudukan bokongnya di sofa empuk yang ada di ruangan Aegis. Gadis itu fokus pada ponselnya tanpa berbicara lagi pada Aegis.

Terlalu fokus dengan ponsel yang sedang di mainkannya, Merely sampai tidak sadar Pria itu menghampirinya. Secara tiba tiba mendekap tubuh Merely dan mengecup puncak kepala gadis itu. Merely sedikit terkejut, namun dia langsung berbalik dan menatap Aegis.

"Selesaikan dulu pekerjaanmu!" Titah gadis itu sembari mengelus lembut pipi Aegis.

"Tidak, pekerjaan biar nanti saja, aku ingin bermanja denganmu." Jawab aegis dengan nada yang uuhhhh mungkin sedikit terdengar aneh.

"Aku merasa mual mendengarmu berbicara seperti tadi." Ucap Merely menahan tawanya agar tidak meledak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

PENGUMUMAN

Huuuaaaaaa maafkan baru up,, terus up nya juga dikit banget😢😢

Oke jadi gini gara gara acuuu sakit inii acu sakit astagaa jadi ga bisa lama lama main hp😬😢 ditambah fokus dulu ngadepin ujian juga😣 terus bentar lagi puasa juga acuuw ngga mau ngetik yg agakk anu saat bulan puasa😋

Nahhhhh jadiiii

Jenggggh jengggg jenggggggg

Merely mau hiatus duluu selamaaa bulan puasa yupppp maafkan😆😘

Nah ntar sebagai gantinya aku usahakan up lumayan panjang, dan semoga aku cepet sembuh juga. Terus cepet cepet ke konflikk amiiiiinnnn biar ga romantis muluuu ntuh Aegis pas bulan puasakan giliran Author😌😋


SELAMATTTT BULAN PUASA BAGII YANG MENJALANKAN🙇😘





I'm Not BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang