Happy reading😘
"Awan coba deh bangunin gadis yang kamu tolong semalam, terus ajak sarapan pagi sama kita," suruh Ama pada Alwan yang sedang mengolesi selai kacang pada rotinya.
"Tapi ama, Awan mau sarapan dulu," menyantap rotinya dengan lahap.
"Awan," ucap Ama sekali lagi.
Alwan pasrah, diletakkannya roti itu lalu pergi ke kamar tamu dengan rasa jengkel. Hanya karena Aery Alwan harus menunda sarapan sehingga cacing dalam perutnya ikut jengkel.
Alwan membuka pintu kamar secara kasar, dan ternyata Aery masih saja tertidur dibalik hangatnya selimut. Segera saja Alwan memasuki kamar lalu membuka gorden jendela sehingga cahaya matahari tepat menusuk wajah Aery yang masih tertidur pulas.
Semalam Aery habis mabuk-mabukan, mungkin saat bangun nanti ia akan merasakan sakit dikepala serta kaget menyadari bahwa ia tidak berada dirumah tapi dirumah orang lain yang bahkan tidak Aery kenal sama sekali.
Alwan bersandar didepan jendela dengan tangan terlipat, ia menatap cantiknya wajah Aery saat tertidur.
"Cantik," ucap batin Alwan.
Seketika Alwan tersadar akan apa yang tengah ia lihat, mana mungkin Alwan mengagumi kecantikan seseorang apalagi sampai memuji, mustahil. Tapi itu spontan saja Alwan ucapkan dari relung hati terdalam.
Alwan menggeleng, ia tidak boleh seperti ini hanya karena melihat Aery. Sedangkan Aery terganggu akan pencahayaan kamar, perlahan ia membuka kelopak matanya dan hal pertama kali yang Aery lihat adalah sosok hitam didekat jendela.
Aery mengerjap beberapa kali untuk memfokuskan kembali kerja matanya, dan supaya dapat melihat secara jelas siapa sosok itu. Alwan berjalan mendekati Aery yang telah sadar namun belum sepenuhnya.
Alwan duduk ditepi ranjang menunggu sambil melihat jam tangan yang melilit indah ditangannya. Setelah mendapat kesadaran sepenuhnya Aery merasa sedikit pusing akibat minuman semalam, ia bersandar pada punggung tempat tidur.
Aery melihat sekeliling, semua ini tampak berbeda dengan dekorasi dan suasana kamarnya. Kehadiran Alwan membuat Aery kaget dan menjerit.
"Kyiaaa," berlari menjauh dari tempat tidur.
"Akhirnya lo sadar juga," berjalan mendekat pada Aery.
"Siapa lo, apa yang udah lo lakuin ke gue," tanya Aery marah sambil menuju pintu kamar.
"Menurut lo?" tanya Alwan balik dengan seringai tatapan tajam.
"Dasar pria brengsek," Aery berlari sekuat tenaga keluar dari kamar hingga menuju pintu keluar dari rumah.
Ama, Apa, bang Varo yang sedang sarapan dibuat kaget saat sosok Aery berlari dihadapan mereka. Ama berusaha mengejar namun Aery lebih dulu menghilang ke jalan.
Alwan kembali duduk meneruskan kembali sarapannya tanpa mempedulikan Aery yang pergi tanpa ucapan terimakasih ataupun pamit terlebih dahulu.
Kehilangan sosok Aery, Ama merasa cemas jika nanti Aery kenapa-kenapa lalu siapa yang akan menolongnya. Sejak dulu Ama memang suka simpatik pada seseorang yang bahkan belum ia kenal sama sekali.
Ama adalah sosok ibu yang perhatian, penyayang, dan suka panikan jika sesuatu buruk menimpa keluarganya. Ama kembali bergabung dengan yang lain, melihat sosok Alwan yang dengan santainya tak peduli pada kondisi Aery membuat Ama merasa hatinya sedang meletup-letup karena tingkah anaknya yang begitu.
"Awan, apa kamu menyakiti gadis itu?" tanya Ama.
"Nggak Ama," jawab Awan santai.
"Terus kenapa dia lari-lari kayak liat hantu gitu?" Ama terus saja mengintrogasi Alwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE [Completed]
Teen Fiction"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini." -Aerylin Fradella Agatha- "Gue suka sama lo tapi sayangnya gak cinta." -Alwan Azka Ganendra "Gue cinta sama lo tapi lo nya nggak." -Reno Dasha Arziki Udah segitu aja, silahkan dibac...