12

1K 51 12
                                    

Happy reading😘

Tono, pria yang Aery temui tadi kini tengah berjalan di koridor sekolah yang telah sepi karena bel pulang telah berbunyi semenjak satu jam yang lalu. Setiap hari Tono selalu pulang terlambat, ia akan berada di kelas selama satu jam setelah bel sekolah berbunyi entah apa yang dilakukannya sendirian di sana.

Ia menyandang ransel berwarna hitam legam, dan satu tangannya selalu memegang kuas lukis yang dibagian salah satu ujungnya ditempelkan sebuah silet yang tajam. Tono lebih suka menyendiri karena dengan begitu ia bisa lebih tenang dan bermain imajinasi pada selembar kertas putih.

Keadaan sekolah lumayan sepi, masih ada siswa dan siswi yang berkeliaran namun tidak seberapa itupun kebanyakan anak OSIS yang mengadakan rapat atau mengerjakan hal lainnya. Tono selalu berjalan dengan wajah menunduk karena ia tidak ingin dikenal ataupun mengenal siapapun kecuali orang tertentu.

Di depan gerbang, ada tiga orang yang tengah berdiri di sana sambil memegangi sepotong kayu. Tono menyipitkan matanya melihat mereka, ia mendadak cemas melihat 3 premam sekolah yang akhir-akhir ini selalu mengganggunya.

"Woi culun mau lari kemana lo," teriak salah satu dari mereka.

Tono lari terbirit-birit memasuki sekolah kembali, ia masih ingat sakitnya tamparan, tendangan dari mereka selama seminggu belakang. Sari, Agil, Lutfi adalah premam sekolah, mereka sudah berulang kali masuk BK namun selalu saja lolos dari hukuman karena pandai mencari alasan, sangat hebat mengelabui guru BK.

Sari adalah satu-satunya cewek yang ada di geng itu, namun keberadaannya sangat dibutuhkan oleh Lutfi dan Agil karena Sari adalah orang kaya, mereka bisa makan hanya karena uangnya.

Bisa dibilang Sari adalah ketua dari geng itu dan dua cowok bertubuh tinggi dan berkulit putih itu hanya sebagai bawahannya. Sari penasaran pada si culun yang dijauhi orang-orang karena mereka bilang,"Tatapannya itu serem banget, sikapnya juga dingin kayak nggak mau temenan sama orang lain."

Mereka berpencar mengejar si culun, kali ini ia akan menghabiskan Tono karena ia telah berani melaporkan mereka ke polisi dan hampir saja tertangkap.

Tono berhenti berlari, ia panik karena tidak menemukan jalan lagi ya dia menemukan jalan buntu. Sari dan yang lain tersenyum lebar ketika mendapati si culun yang tampak ketakutan. Lutfi dan Agil memegang kedua tangan Tono sehingga ia memberontak namun sia-sia saja.

Sari berjalan sambil mengayun-ngayunkan sebilah kayu yang telah ia siapkan sedari tadi. Ia memukul tepat di perut si culun hingga ia terperanjat kesakitan. Lalu Sari menendang perut culun lagi dan membuatnya terlempar ke tanah.

Tono memeluk dirinya sendiri karena sakit yang ia rasakan di bagian perutnya, Sari kembali memukul punggung Tono, dan suara trak menggema di telinga mereka.

Kali ini Sari berusaha mengayunkan kayunya ke arah kepala si culun, namun seseorang berteriak ke arah mereka.

"Heh, mending lo pergi deh kalau lo masih mau idup. Udah pergi sana bocah," ucap Agil yang sedang berpangku tangan.

"Tolong, tolong," teriaknya.

"Kurang ajar ni cewek, bro sikat dia," perintah Lutfi.

Gadis itu berusaha lari untuk meminta bantuan, tapi Lutfi lebih dulu menarik lengannya dan menyeretnya ke tempat Tono berada.

Mata Tono membulat besar ketika melihat gadis yang berada di sampingnya kini, ia adalah gadis yang sama dalam lukisannya tadi siang. Yaa, cewek itu adalah Aery. Ia kembali ke sekolah karena ponselnya ketinggalan di laci meja, dari kejauhan Aery mendengar suara ribut dan rintihan seseorang sehingga ia penasaran dan mencari asal suara.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang