8

1.1K 59 9
                                    


Happy reading😘

[Andung=nenek]

---------+++

"Lo?" ucap Alwan kaget saat melihat dengan jelas bahwa siswi itu adalah Aery.

Buk Ani pergi meninggalkan mereka karena ada pekerjaan lain, Aery hanya diam seperti biasa tanpa ekspresi hanya datar saja. Sedangkan Alwan merutuki dirinya sendiri, kenapa ia harus bertemu dengan gadis itu lagi? Dan ternyata Aery memang siswi di sini, tapi sejak kapan? Alwan tidak mengetahuinya. Ia malu karena waktu itu pernah menuduh Aery menyamar jadi siswi dan mengusirnya.

"Ekhhm," Aery menatap arlojinya.

Alwan mengangkat satu alisnya, ia terpaksa harus mengantar Aery ke tempat dimana lomba diadakan. Mereka pergi ke parkiran untuk mengambil motor kesayangan Alwan. Aery meminjam helm seseorang yang bertengger di spion motornya, mungkin nanti sang pemilik akan kehilangan helmnya.

Alwan dan Aery berangkat ke tempat tujuan. Di dalam perjalanan Aery hanya gelisah karena ia harus sampai di lokasi dalam waktu 1 jam lagi atau tidak Aery akan ketinggalan dalam perlombaan. Alwan melihat ekspresi kegelisahan Aery lewat kaca spion motor.

"Eh lo kenapa sih?" tanya Alwan penasaran.

"Lo bisa nggak bawa motornya cepetan dikit, gue takut telat soalnya," ucap Aery yang kembali melirik arlojinya.

Tanpa aba-aba sedikitpun, Alwan menambah kecepatan laju motornya sehingga Aery spontan merangkul Alwan dari belakang. Aery memegang jaket Alwan kuat-kuat karena pria itu benar-benar sudah gila, ia mengendarai motornya sekencang mungkin saat jalan kota sedang ramai.

Alwan memotong, menyalip jika ada celah dan menurutnya ini adalah hari dimana ia bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam bermotor.

Kurang dari 40 menit mereka sampai di tempat lokasi, Alwan memarkirkan motornya di bawah pohon yang rindang. Aery dan Alwan masuk ke aula dari tempat itu, mereka mencari sosok bapak kepala sekolah dari sekian banyak orang yang memadati aula.

Aery mendengar dari salah satu seseorang bahwa pembukaan lomba akan dimulai 30 menit lagi, itu sudah cukup untuk Aery mencari makanan terlebih dahulu karena dari semalam ia belum memakan apa-apa. Aery menarik lengan Alwan menjauhi aula, dan niat untuk mencari bapak kepala diundurnya lebih dulu.

"Anterin gue ke rumah makan yang tadi kita lewatin," mohon Aery sambil memegang perutnya.

"Tapi--" Aery menarik Alwan menuju motornya.

Alwan terpaksa mengantar Aery ke salah satu rumah makan yang ada disekitar lokasi. Dengan laju kecepatan yang sama seperti tadi Alwan mengendarai motornya. Aery menepuk bahu Alwan dan menunjuk rumah makan yang ada di depan sana, Aery segera turun dari motor dan langsung memilih tempat duduk sedangkan Alwan masih berada diluar.

Alwan duduk di samping Aery, mereka menunggu makanan yang telah Aery pesan. Alwan hanya bersandar dipunggung kursi karena kelelahan menjadi sopir gratis untuk Aery.

"Silahkan dinikmati adek," ucap pelayan rumah makan sembari meletakkan pesanan mereka di meja makan.

"Eh lo mau makan gak? Biar gue yang traktir anggap aja ini upah udah nganterin gue," kata Aery yang mulai menyantap nasinya.

"Aduh perhatian banget sama pacarnya," sambung pelayan lalu pergi untuk melayani pelanggan lain.

Aery tidak mempedulikan ucapan mbak-mbak tadi yang tuli atau apa, darimananya coba kalimat Aery tadi melambangkan perhatian? Ah mungkin si mbaknya lupa mengorek kupingnya.

Aery masih asik menyantap gulai ikan dan sambalado. Alwan tidak tahan lagi, ia juga menyantap makanan yang sudah tersaji di meja makan, ia mengambil satu potong dendeng balado untuk dicampur dengan nasinya.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang