Vote dan komennya jangan lupa ya, jangan jadi siders.
Aery berbalik badan, matanya langsung bertemu dengan sepasang mata yang sangat ia kenal.
"Alwan?" Aery kaget saat Alwan memakaikan jaket kulit kepadanya.
Alwan menatap mata gadis itu dalam-dalam, kemarahan begitu besar terpancar di binar matanya yang kini lembab karena air mata. Ia menggenggam tangan Aery, membawanya pergi dari tempat itu dan mereka bertiga.
"Eh bro kenapa gak lo cium aja sekalian tuh cewek?" ucap salah satu dari mereka yang diiringi dengan tawa.
"Si Awan pake datang segala sih, santai bro besok kan masih bisa," jawab lelaki berjaket sambil merangkul kedua temannya.
Aery menghentikan langkahnya ketika mendengar kalimat itu, ia mengeratkan genggamannya dengan Alwan karena merasa marah dan tidak terima. Alwan melepaskan tangannya lalu berjalan menghampiri ketiga lelaki yang kini tengah berjalan di hadapannya.
Alwan memegang bahu lelaki berjaket, dengan spontan ia berbalik badan dan sebuah pukulan tepat mengenai rahang bawahnya. Lelaki itu terperanjat kaget, ia memegangi bagian yang mendapatkan pukulan tadi, mengelusnya karena kesakitan.
"Ga lo gak apa-apa?" tanya temannya yang cemas melihat kondisi Ega.
Alwan maju beberapa langkah, kini ia berada tepat di hadapan lelaki yang tampak keheranan, raut wajahnya seakan mempertanyakan alasan atas apa yang ia dapatkan saat ini. Alwan menarik kerah baju Ega sehingga ia menengadah tanpa perlawanan. Satu pukulan berhasil mendarat di pipi mulus milik Ega, ia terhenyak ke lantai dan kedua temannya tidak tinggal diam, mereka serentak memukul punggung Alwan dari arah belakang sehingga pria itu menggeliat di lantai menahan sakit atas pukulan yang di dapatnya secara tiba-tiba.
Kedua tangan Aery menutup mulutnya saat melihat Alwan jatuh di lantai, ia seakan merasakan juga sakit yang tengah di rasakan oleh pria itu saat ini. Udara berhembus begitu tenang namun berbeda dengan emosi yang ada pada Aery saat ini, begitu deras dan kuat.
Alwan berusaha bangkit, tangannya tampak gemetaran menahan bobot tubuhnya sendiri saat hendak berdiri. Ia mendongak melihat Aery di depan sana yang cemas akan dirinya. Alwan melemparkan senyuman, menampakkan lesung pipi yang menjadi alat untuk melumpuhkan hati para gadis.
Efek dari dua pukulan tadi berhasil membuat Alwan sulit untuk bergerak, ia merasakan tulang rusuknya retak. Melihat wajah Aery, membuatnya untuk tetap bertahan. Masa iya hanya dengan dua pukulan ia harus tewas dan menyerah begitu saja dan membiarkan mereka menertawainya.
Alwan menghampiri mereka bertiga, menarik lengan lelaki yang sedang membantu Ega berdiri. Alwan memukul perut lelaki itu beberapa kali sehingga ia terbatuk-batuk sambil mengeluarkan air bening di mulutnya. Lelaki yang satu lagi mendorong Alwan hingga terhempas ke tanah, lalu tergesa-gesa membantu temannya.
Alwan berdiri, membersihkan seragamnya dari tanah yang menempel. Ia tidak terima dan balas mendorong lelaki yang membuatnya harus terkapar di tanah. Lelaki itu memberontak namun Alwan terus saja mendorongnya hingga terpojok ke dinding, memukul lelaki itu secara brutal layaknya Singa yang tengah membunuh mangsanya.
Tidak ada rasa iba, bahkan tatapan Alwan saat ini berubah dari sebelumnya, begitu jahat dan tajam. Darah berhamburan keluar dari mulut, tubuh tampak lemas dan kehabisan tenaga bahkan untuk mengangkat tangan saja ia tidak mampu. Lelaki itu benar-benar hampir mati oleh Alwan jika Aery tidak mencegahnya.
"Alwan cukup!" memeluk Alwan dari arah belakang.
Ucapan itu seakan mengembalikan kesadaran Alwan yang telah hilang, ia dengan cepat melepaskan tangannya dari bahu teman Ega yang tengah mengerang kesakitan.
![](https://img.wattpad.com/cover/132060302-288-k465994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE [Completed]
Dla nastolatków"Tuhan itu nggak adil, kenapa Tuhan jadiin hidup gue sehancur ini." -Aerylin Fradella Agatha- "Gue suka sama lo tapi sayangnya gak cinta." -Alwan Azka Ganendra "Gue cinta sama lo tapi lo nya nggak." -Reno Dasha Arziki Udah segitu aja, silahkan dibac...