(cold) -3

184 23 7
                                    

Benteng di hati ini mulai hancur perlahan oleh semua perbuatan mu.

Giovanna sampai rumah tepat pada pukul 3 lewat 20 menit. Di rumahnya tidak ada siapa siapa, papa nya yang masih bekerja, dan kakaknya yang pasti sedang les sekarang.

Giovanna menuju ke tempat tidurnya dan langsung menghempaskan dirinya ke atas kasur. Tak lama kemudian, matanya sudah terpejam.

"Di cariin noh sama doi!" Teriak seorang perempuan dari luar kelas.

Perempuan yang di maksudkan, memalingkan wajahnya dari novel yang ia baca, "Siapa?" Tanya nya datar dan tidak terlalu fokus pada pembicaraan.

Perempuan yang teriak tadi sontak menepuk dahi nya pelan, "Doi lu siapa emang? Eh gak punya ya, maksudnya gebetan." Ucap perempuan tersebut yang di kenal dengan Shakira.

Perempuan tersebut memutar bola matanya malas, "Gak lucu setan biadab Shakira." Ucapnya dengan pandangan merendahkan.

Shakira menatap perempuan itu dengan malas, "Terserah lu dugong mimi peri," Ucapnya sedikit memberi jeda untuk lanjutannya. "Cepetan bego di tungguin ih." Ucap Shakira yang kesal sendiri.

Perempuan itu berdecak pelan dan berjalan ke luar kelasnya untuk menemui seseorang yang menunggunya.

Betapa terkejutnya saat yang menemuinya ternyata seseorang yang selalu ia kagumi, selalu ia stalk, selalu ia pikirkan.

Detak jantungnya tidak karuan, lidah nya kelu, kakinya seperti mati rasa dan lemas, seolah semua tubuhnya seperti lumer seketika.

"Ikut gue." Ucap lelaki itu dengan wajah datar dan suara yang seakan akan memerintah.

Perempuan tersebut mengangguk dan mengekor di belakang lelaki tadi. Perempuan tersebut menunduk karena ia yakin bahwa pipinya sudah seperti kepiting rebus.

Karena tidak memerhatikan jalan, saat lelaki itu sudah berhenti, ia malah menabrak punggung lelaki itu. "Maaf." Ucapnya refleks mengangkat wajahnya.

Lelaki itu mengangguk. Seketika terjadi kebisuan diantara keduanya. Tidak ada yang berniat untuk berbicara lebih dulu.

Akhirnya lelaki tersebut membuka pembicaraan, "Gue cuma mau bilang," Ucap lelaki itu sengaja memberi jeda. Akhirnya perempuan tersebut mengangkat perlahan kepalanya agar mata mereka saling berpandangan.

Kok gue deg-deg an? Batin perempuan tersebut.

"Jangan pernah ganggu Neisha, jangan deketin dia, jangan sakitin dia, gue mohon sama lu buat jauhin dia. Bukannya gak suka, tapi dia gak nyaman sama prilaku lu, tolong ngerti apa yang gue ucapin." Ucap lelaki itu membuat perempuan tersebut terkejut.

Perempuan tersebut sedikit kebingungan, "Gue gak pernah nyakitin dia sama sekali, gue juga gak pernah yang namanya deket sama dia. Ngobrol aja gak pernah, apalagi deket. Dan apa maksud lu?" Tanya perempuan itu yang melihat lelaki di hadapannya dengan terkejut.

Lelaki tersebut malah tertawa miring, "Hah! Gausah banyak alesan, gue tau alesan dia putusin gue karena dia takut sama lo." Ucap lelaki tersebut tanpa jeda.

Infinity of Ours | [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang