10. Moment Kedua

14 1 0
                                    

"Hari ini aku naik motor gapapa kan?" Tanyaku
"Ya gapapa daripada jalan kaki hahaha" kata rayna tertawa
"Syukurlah dia gak marah" batinku

Aku menaiki motor ku dan saat ini aku membonceng rayna, menuju ke rumahku.

"Pegangan cantik" kataku
"Iih pengen banget ya, wah modus nih" candanya
"Nanti kalau kamu jatuh siapa yang mau tanggung jawab?" Tanyaku
"Ya kamu lah.. kan kamu yang bawa aku" jawabnya
"Hehe sebelum jatuh aku mau tanggung jawab duluan, makanya pegangan" kataku menggoda
"Bisa aja jawabnya iya iya aku pegangan" katanya

Sepanjang perjalanan aku di peluk rayna dengan erat.
"Ri ri stop" kata rayna berusaha menghentikan laju motorku
"Ada apa rayna?" Tanyaku sambil menghentikan motor
"Itu mirip ayah aku" tunjuk rayna
"Trus kenapa sama ayah kamu" kataku
"Itu perempuan siapa? Aku gak pernah lihat perempuan itu" katanya
"Mau aku samperin na?" Kataku
"Jangan ri mungkin rekan bisnis, ayo jalan lagi" katanya

Aku menyalakan motor dan melanjutkan perjalanan lagi ke rumahku
Tiba-tiba

Ckkkiiiiiittttttt....
"Kenapa ri?" Tanya rayna
"Aku nabrak orang na" kataku panik
"Mana orang ri? Gak ada orang" katanya
"Beneran tadi ada orang tiba-tiba nyebrang, aku nabrak orang" kataku
"Oke oke sekarang liat mana ri" kata rayna sambil mengenggam tanganku

Aku merasakan hangatnya tangan rayna, aku langsung tersadar.

"Tenang ri, tenang..." kata rayna
"Gak ada orang na tapi tadi ada"

belum sempat ku melanjutkan rayna memeluk tubuhku dengan erat
"Sudah sudah ri.. kamu buat aku takut" kata rayna
"Yaudah kita lanjut lagi na" kataku

Akhirnya kita sampai ke rumah pukul setengah 9 malam

"Lama banget sih ri" kata joe
"Sorry-sorry ada trouble di jalan, oh ya kenalin ini Rayna" kataku
"Oohh cewek rumah sakit itu?" Tanya raman
"Ya tepat sekali" jawabku
"Kenalin gue raman dan ini joe" kata raman mengulurkan tangan
"Nama saya Rayna" jawab rayna sambil menjabat tangan raman
"Eh man udah-udah pegang tangannya, doyan ntar" kataku
"Iya ri santai aja" kata raman

Aku melihat rayna cepat akrab dengan sahabat-sahabatku, aku senang melihatnya tersenyum seperti itu. Tiba-tiba aku kepikiran mengenai hal yang terjadi sebelum aku dan rayna sampai di rumah ini

"Woy, main truth or dare yuk, mumpung suasana lagi mendukung" kata raman
"Ah males ah itu mainan anak kecil" kataku
"Ayuk, kelihatannya seru tuh" kata rayna

Akhirnya kita berempat bermain truth or dare, aku mengambil sebuah meja dan botol, kami memulai permainan.

Sebelumnya kami hompimpa

Hompimpa alaihum gambreng, dari semuanya rayna yang pertama kali memutar botol dan aku mendapat kesempatan terakhir

Rayna memutar botol dan botol itu menunjukkan ke aku.

Dengan sigap raman berteriak, weeeh richard truth or dare?

Aku memilih dare

Raman bersaut, asiiik mau dare apa lu rayna

Rayna memilih tantangan berjoget di atas meja

Aku langsung berucap waaaaaat?? Aku joget?

Rayna mengangguk dengan semangat

Joe memulai musik dan mau tidak mau aku joget di atas meja

Selang beberapa menit, joe menyela..
Ah bosen aaah... semakin malam semakin mencekam.. bagus kalau main jelangkung

Raman mentoyor kepala joe, palalu somplak. Malem-malem gini main jelangkung. Dah abaikan aja tuh si joe, kebanyakan makan mecin

Semua orang tertawa disana

Rayna memperhatikan richard terdiam, kemudian rayna menyentuh pipi richard. Kenapa ri? Jangan bikin kita khawatir

Raman juga menggoyang-goyangkan tubuh richard tapi richard tetap tidak bergerak, ri ri bangun...

#bersambung

Maaf baru bisa lanjutkan...
Kayaknya harus positive thinking biar banyak yang baca
Makasih yang sudah baca dan kasih bintangnya

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang