Park Jimin pria langit yang menolak mentah-mentah ditarik kembali ke bumi oleh seorang Min Yoongi.
"Jimin berani salahkan dunia?"-myg
"Saya tidak takut dengan dunia."-pjm
#159 in Teenager; 11th of July 2k18
#729 in Gender Switch; 12th of July 2k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sunday.
1.093.225 likes
comment is disabled for this post.
"Anak pintar."
Jimin mendecih, tangannya merambat ke dalam kantung untuk meraih kotak. Dikeluarkan rokok, lalu ia menghembuskan asap.
"Berani sekali kamu," Jimin memutar bola mata ke arah Yoongi. "Bapak tadi tidak pantas kamu beri perhatian."
Atensimu milik saya sepenuhnya, Yoongi, ini yang tidak Jimin beritahu.
"Pak Heechul bekerja--"
"Ya, ya, bukan budak, saya tahu."
Yoongi diam, namun dia tersenyum seakan bangga terhadap Jimin. Kemudian, Yoongi tertawa kecil, kepala dengan mahkota rambut sebahu hitam itu menggeleng-geleng. Jimin pikir, Yoongi itu miliaran kali lebih baik daripada perempuan berambut panjang tadi. Jimin tidak suka perempuan dengan rambut yang panjang, tidak suka dengan perempuan agresif, dia tidak suka dengan banyak tipikal perempuan sebenarnya.
Apalagi yang banyak bicara. Seperti Yoongi.
Tetapi, Yoongi berbeda.
Pembicaraannya yang banyak tidak membuat Jimin merasa kalau dia membuang waktu. Jimin merasa biasa saja setiap kali Yoongi bertanya, setiap kali Yoongi menasihati, setiap kali Yoongi memberitahu. Jimin tidak merasa terganggu dengan eksistensi Yoongi yang konstan. Justru, jika Jimin tidak melihat si kecil ini sekali saja dalam satu hari, seakan ada puzzle yang hilang di dalam rutinitasnya.
"Jimin,"
Jimin menoleh setelah asapnya dia buang ke arah lain, "apa?"
"Sejak kapan tahu Yoongi itu sepi?" Yoongi bertanya, lalu membenarkan posisi tali tas punggung yang merosot, terlihat terganggu sekali dengan tas sendiri.
Jimin-- dia--
Gemas. Gemas sekali sampai dia meremas rokoknya.
Jimin meringis saat panas menyambut tangan, tetapi dia bungkam saja saat Yoongi menyebutnya bodoh. Lalu, dia menyalakan sebatang lagi.
