Someday

1.2K 161 29
                                    

Hidup tapi mati. Mungkin itu yang aku rasakan sekarang. Ragaku memang masih ada tapi tidak dengan hatiku. Hatiku terasa mati, tak ada lagi cinta yang dapat membuatku hidup.

Semuanya hancur semenjak ia pergi dan terasa semakin hancur seiring waktu, hidupku semakin berantakan. Aku ingin mati saja. Aku tak bisa jika terus seperti ini. Tuhan biarkan aku mati, untuk apa aku hidup jika cintaku tak bersamaku. Aku benar-benar mencintainya dan kenapa sekarang kau memisahkanku dengannya. Bukankah kau melihat sendiri bahwa kita berdua sangat bahagia saat bersama.

Mengapa semua ini terjadi padaku? Apa aku terlalu hina untuk bersamanya? Jika memang kita tak pernah bisa bersatu lalu mengapa kau izinkan aku untuk memiliki rasa cinta terhadapnya. Mengapa kau menumbuhkan rasa cinta ini yang semakin lama semakin besar dan sekarang seperti ingin membunuhku.

*****

Kapal pecah. Mungkin itu yang pantas digambarkan pada suasana apartemen Taeyeon saat ini. Tak beraturan, semuanya tidak ada pada tempatnya ditambah lagi terdapat botol-botol minuman berserakan dengan bau alkohol yang sangat menyengat diapartemennya.

Jangan tanyakan keadaan nya sekarang, dia menjadi seorang yang sangat rapuh dan selalu menghabiskan harinya untuk mengurung dirinya dikamar setelah kejadian waktu lalu dimana kedua orang tua Tiffany membawanya pulang ke Amerika karena insiden yang mereka lihat. Semua menjadi tidak terurus, termasuk tubuhnya. Rambutnya kusut ditambah lagi badannya yang kian lama makin mengurus.

" Arghhhhh... " teriak Taeyeon

*PYARRR

Kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan bahkan rutinitas Teayeon, dia setiap harinya selalu membanting semua benda yang ada disekitarnya. Dan sasarannya kali ini yaitu bingkai foto yang didalamnya terdapat dua orang perempuan yang memamerkan senyumnya dengan hangat, seakan-akan mereka berdualah yang paling bahagia di dunia ini jauh dari keadaan sedih ataupun terluka.

" Pany ah mengapa kita harus seperti ini... "

Tes...

Lagi. Untuk kesekian kalinya air matanya jatuh menetes tepat diatas benda yang sedang dilihatnya. Jika bisa dihitung mungkin itu sudah yang keberapa ratus kali, air matanya jatuh membanjiri wajahnya.

" Aku tak bisa terus seperti ini pany ah ... "

" Aku hanya ingin kau kembali, Ayo kita mengukir bahagia bersama. Ayo kita membangun cinta kita bersama. Aku hanya bahagia jika bersamamu, Aku tak peduli sekalipun dunia menolak kita asal aku bersamamu "

" Apa?! Tidak ini tidak salah, tak ada yang salah dengan hubungan kita. Kita saling mencintai. Kau mencintaiku begitupun aku.. Aku sangat mencintaimu. Benar begitu bukan? "

" Aaaa... Ya teruslah tersenyum seperti itu, sial kau semakin menyiksaku dengan rasa rindu ini pany ah. Apa kau tak merindukanku juga huh? Kembalilah "

" Hiks ... Hiks... Hiks... "

" Tapi kita tak bisa bersama, kita telah dipisahkan. Hhhh mereka kejam sekali, Aku tak habis pikir kenapa mereka begitu tega memisahkan kita. Mereka benci kebahagiaan kita "

Taeyeon berbicara sendiri dengan foto yang sedang dipandanginya, dia sangat frustasi sekarang.

" Kau segalanya bagiku sayang tapi kau sekarang tak disini karena orang-orang itu... Aku tak bisa hidup tanpamu, haruskah aku mati saja? Kau mau ikut mati denganku? "

" Kurasa itu ide yang bagus... Haha Aku akan mati.. Aku ingin mengakhiri semua ini "

Taeyeon mengambil salah satu pecahan kaca yang berasal dari bingkai foto yang dibantingnya tadi. Lalu menggenggamnya erat sehingga telapak tangannya sekarang mengeluarkan darah.

Can i ? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang