Like a Die

1.4K 180 45
                                    

Malam ini Taeyeon sedang dalam perjalanan ke rumah Tiffany. Dia sangat tergesa-gesa. Mungkin jika dia memiliki kelebihan dari yang lain ia ingin sekali mencapai rumah Tiffany dalam waktu sedetik. Mengapa begitu? Jelas saja ia rindu pada gadisnya. Rasanya tak ada habisnya untuk memuja bagaimana ciptaan Tuhan yang tengah bersamanya itu. Segala wujud tubuhnya membuat Taeyeon candu, walaupun telah menikmatinya berkali-kali tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan bagaimana sempurnanya gadisnya itu.

Menurut nya sempurna~

Tapi yang jelas kata sempurna itu muncul karena pada dasarnya dia mempunyai rasa cinta berlebih pada gadisnya. Rasa kecintaan yang besar yang semakin lama semakin bertambah dengan pesat apalagi diiringi dengan hasrat untuk menikmati cintanya itu.

*****

Seorang gadis tengah berada didepan rumah yang lumayan asri, didepannya sedikit dihiasi lampu taman menunjukkan kesan remang-remang didepan rumah tersebut. Dia mulai menginjakkan kakinya dan langsung disambut oleh rumput Jepang yang sudah tertata rapi seperti karpet luas yang mengelilingi rumah itu.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya dengan langkah penuh semangat sembari memutar-mutar kunci mobilnya dijari telunjuknya dengan sedikit mengerucutkan bibirnya untuk memainkan siulan yang bahkan sebenarnya itu tak terdengar sedikitpun. Dia hanya ingin terlihat seperti orang yang sangat bahagia saat ini. Hingga langkahnya berhenti didepan benda persegi panjang berwarna putih cerah, yang tingginya melebihi tinggi tubuhnya. Lalu disebelah benda tersebut terdapat benda berwarna pink, menempel pada dinding yang dimana jika ditekan dapat mengeluarkan suara untuk memanggil empunya yang memiliki rumah tersebut.

Sebelum memencet benda berwarna pink tersebut, gadis itu menyempatkan untuk senyum sekilas. Membayangkan kembali. Bagaimana bisa dibalik pintu yang sedang menghalangi nya sekarang didalamnya terdapat bidadari yang entah terbuat dari apa. Sungguh yang menciptakannya membuat dia gila akan ciptaannya itu.

Tidak mau mengulur waktu lagi Taeyeon segera mengangkat salah satu jarinya untuk memencet benda berwarna pink itu.

Ting... Tong... Ting... Tong...
Ayu Ting... Ting...

Alamat palsu~ (wkwk)

" Sebentar... "

Terdengar teriakan dari dalam rumah tersebut lalu diiringi suara langkah kaki yang semakin mendekat menuju pada dirinya. Taeyeon tersenyum seketika karena itu tandanya pemiliknya akan segera menyambutnya, iya bidadarinya.

Ceklek...

" Taeye-- "

Belum sempat pemilik rumahnya merampungkan kalimatnya, sudah ada bibir lain yang menyumbat bibirnya. Itu membuatnya kaget, bagaimana bisa bibir itu tiba-tiba melahap bibirnya. Tidak bisakah bibir yang menyerang bibirnya sekarang ini berbasa-basi terlebih dahulu. Bukan malah menyosornya tanpa ampun seperti yang dilakukannya sekarang.

*****

Taeyeon rindu dengan Tiffany, sangat. Maka dari itu ketika orang yang dirindukannya muncul di depannya ia segera menyalurkan rindunya yaitu dengan mencium bibir Tiffany, tidak panas tapi penuh penekanan. Dia juga sadar jika Tiffany sedikit merasa terlonjak kaget karenanya, tapi dia tak peduli salah siapa bibir Tiffany selalu melambai minta bertemu pada bibirnya.

Taeyeon sempat melepas pangutannya sekilas untuk sekedar menghirup gas yang biasa dijuluki O2 tersebut dengan keadaan kening dan hidung keduanya masih saling menyatu. Tiffanypun tak kalah halnya melakukan hal yang sama mungkin kali ini lebih banyak dari Taeyeon karena dari awal dia yang belum melakukan persiapan.

" Hahhh Tae tahan dul-- "

Lagi. Belum sempat Tiffany menyelesaikan perkataannya, mulut yang tak berada jauh didepan mulutnya tersebut sudah melahap kembali mulutnya. Kali ini sedikit kasar tapi masih wajar seperti ciuman biasanya. Kali ini Tiffany hanya bisa pasrah dengan perlakuan Taeyeon padanya. Bedanya kali ini Tiffany sudah dapat mengimbangi permainan Taeyeon.

Can i ? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang