Dilangit sore ini aku menapaki jalan dengan pelan dan cenderung menikmati semua yang ada disekitarku, tidak ada yang berubah disini. Kulangkahkan kakiku ke tempat yang sudah lama sangat aku rindukan. Ini tidak ada yang berbeda. Semuanya masih sama. Suasananya masih sama.
Namun walaupun begitu sekarang aku belum tahu bagaimana denganmu, Apa kau masih sama. Apa hatimu masih untukku. Apa dirimu masih sama seperti tempat yang sekarang aku tapaki. Tapi kuharap semuanya masih sama, kuharap aku tidak sia-sia mempertahankanmu sampai detik ini.
*****
Dua tahun telah berlalu...
*****Akhirnya aku dapat menginjakkan kakiku di sini lagi, Korea. Setelah sekian lama aku meninggalkan tempat ini. Dan ini sudah hari ketiga aku berada disini, Aku kembali menempati rumahku yang dulu sempat aku tempati bersama appa dan eomma ku. Kalian pasti sudah tahu mengapa aku kembali, untuk apa aku kembali. Benar. Apa lagi jika bukan untuk menemui kekasihku.
Dia gadis yang amat aku cintai~
Janganlah berpikiran jika aku melarikan diri dari appa dan eomma ku. Dan inilah salah satu alasan terbesarku mengapa aku kembali, mengapa aku sekarang dapat berada disini.
Semenjak kejadian dimana aku dipisahkan dengan Taeyeon oleh appa dan eomma ku, Aku di Amerika lebih sering mengurung diri. Tak banyak mengeluarkan kata saat berbicara dengan semua orang yang berada disana. Saat malam tiba aku selalu menangis karena aku sangat merindukan Taeyeon. Tapi jika pagi telah tiba aku mencoba tegar, itu semua aku lakukan karena aku tak mau membuat appa dan eomma tahu tentang bagaimana hancurnya aku jika tak berada disamping Taeyeon, Aku sangat menyayangi mereka karenanya aku tidak ingin membuat mereka bersedih dengan melihatku seperti ini.
Seiring berjalannya waktu mereka mulai mengetahui mengapa yang tadinya aku sangat ceria menjadi orang yang pendiam, karena appa dan eomma tahu betul jika anaknya yang satu ini memang sangat aktif bahkan terkesan pecicilan jika sudah bersama orang lain yang dikenalnya. Tidak banyak orang-orang yang mengadu pada appa dan eomma, mengapa anaknya sekarang menjadi pemurung tidak pecicilan seperti biasanya.
Hingga tiba saat malam itu, dimana aku sedang melakukan kegiatan rutinku. Apalagi jika bukan menangisi Taeyeon dan entah mengapa malam itu rinduku sangat memuncak padanya, Aku tak bisa mengontrol diriku.
Flashback on--
tokk tokk tokk
" Tiffany sayang buka pintunya nak "
Aku masih menangis tersedu-sedu, rasanya kakiku sangat lemas untuk melangkah menuju pintu.
" Tiffany... Sayang... Bukalah pintunya jangan membuat eomma dan appa khawatir "
Aku mencoba sekuat tenanga melangkahkan kakiku menuju pintu, sebelum itu aku menghapus air mataku terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk mereka.
" Tiffany sayang kau kenapa? Apa yang terjadi padamu nak? " ucap eomma khawatir memegang kedua pipiku
Aku tidak tahan lagi, ini sudah sangat menyakitkan buatku. Aku sangat tersiksa selama ini.
Aku harus kembali.
" Appa eomma.. Aku sangat mohon pada kalian, biarkanlah aku bersama Taeyeon. Aku sudah sangat menderita sampai kini. Aku tak bisa berpisah darinya, ini membuatku seperti ingin mati perlahan hiks " ucapku berjongkok memohon pada appa dan eomma
" Hiks aku tak bisa jauh darinya, aku sangat mencintainya hiks. Aku mohon biarkan aku bersamanya kembali, biarkan aku bersama kebahagiaanku hiks " tambahku lagi
" Berdirilah nak, kau tak seharusnya seperti ini... Appa dan eomma sudah mempertimbangkan ini sebelumnya, Kau boleh kembali padanya. Kembalilah dengan Taeyeon "

KAMU SEDANG MEMBACA
Can i ? [ END ]
Romance[FIRST FF] Taeyeon memandang gadis yang ada didepannya saat ini dengan lembut. " Tiffany Hwang... Can i to be your girlfriend ? " ucap Taeyeon berjongkok dibawah sana