Erza POV
Tidur nyenyakku mulai terganggu saat merasakan gigitan-gigitan kecil serta kecupan basah di daerah leherku. Pasti Si manis tua bangka yang sayangnya aku cintai inilah pelakunya. Entah kenapa akhir-akhir ini dia semakin agresif saja terhadapku.
Tidak melihat waktu, baik pagi, siang, sore ataupun malam ketika kami memiliki waktu senggang pasti dia akan mengajakku lebih tepatnya memaksaku untuk beraktivitas kenikmatan yang sangat disayangkan untuk ditolak.
Bahkan kami pernah bercinta di mobil sport kesayangannya itu. Untungnya kaca mobil itu gelap, jika tidak gelap mau diletakkan dimana mukaku ini? Tapi sekali lagi meskipun aku protes pasti dia akan membuatku mendesah kenikmatan lagi, lagi dan lagi serta menyebut namanya ketika sudah berada di puncak kenikmatan.
"Ahhhhh". Aku mendesah kenikmatan ketika mulut nakalnya mengisap kuat puting merah payudara kananku. Cepat sekali dia berpindah posisi sehingga dengan cepat aku berada di bawah kungkungannya.
" Oh Dandy ohhh janganh lagihh ahhh". Aku tidak kuat untuk menolaknya, tapi untuk kali ini aktivitas percintaan ini harus di hentikan karena tiba-tiba rasa mual menghinggapi tubuhku lebih tepatnya perutku.
"Ohh sayanghhhh". Kak Dandy tidak mengindahkan penolakanku, malah dia lebih semangat menjilati pusat tubuhku.
Tidak ada cara lain untuk bebas dari kungkungannya ini, aku langsung mendorongnya sehingga ia jatuh dengan tidak elitenya mencium lantai keramik yang dingin.
"Aduh sayang, kamu kenapa?". Kak Dandy mengeluarkan protesnya sambil mengusap bokongnya yang aku yakini itu sakit. Aku meringis tanpa merasa bersalah.
Maafkan aku sayang, kali ini aku harus mengeluarkan isi perutku. Dengan secepat kilat aku berlari ke arah wastafel di dekat dapur dan memuntahkan dengan segera.
Tidak beberapa lama aku merasakan tangan hangat memijit tengkukku.
Hmm sangat nyaman sekali.
"Sayang, kamu kenapa?". Sangat jelas kalau disini Kak Dandy begitu khawatir dengan keadaanku tanpa memikirkan penampilannya sendiri, terlihat dari ia yang hanya memakai celana boxer dengan terbalik dan bertelanjang dada.
"Aku tidak aphhup huekk". Aku tidak melanjutkan kata-kataku karena rasa mual ini datang lagi.
"Sayang, lebih baik kamu berbaring dulu di kamar, aku akan membuatkan teh hangat untukmu".
Tanpa aba-aba Kak Dandy menggendongku dan membawaku ke kamar."Tunggu sebentar ya sayang, aku tidak akan lama kok". Kak Dandy mengecup kening dan bibirku yang ku balas dengan anggukan lemah.
Tak lama kemudian, ia datang membawa secangkir teh hangat yang aku yakini akan sangat menenangkan jika tertelan di dalam perutku apalagi jika ditambah dengan kue coklat buatan Mbak Mira. Hmmm nyummi pasti akan enak sekali.
"Sayang kamu kenapa?". Tanya kak Dandy bingung sambil melihatku dengan tatapan aneh.
Tanpa sadar aku menjilat bibirku sendiri sambil membayangkan kue coklat nikmat buatan mbak Mira tapi malah ditatap aneh oleh Kak Dandy.
"Eh ng-nggak papa, sini tehnya biar aku minum". Aku menggaruk leher belakangku yang aslinya tidak gatal demi menutupi kegugupanku.
"Yakin? Kamu nggak papa?". Tanya kak Dandy tidak percaya, alis kanannya terangkat pertanda bahwa ia masih ragu dengan jawabanku.
"Setelah ini kamu mandi, lalu kita siap-siap pergi ke dokter". Kalimat singkat yang diucapkan Kak Dandy itu membuatku bingung, aku kan tidak memiliki sakit yang parah, muntah-muntah ini pasti karena aku masuk angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala cinta Membara 18+ ~End
RandomCerita romantis bergenre dewasa. Sengaja nggak buat sinopsis karena partnya nggak panjang dan konfliknya nggak berat. Yang baca cerita ini jangan lupa baca doa dan minta maaf sama Tuhan agar dosa sama pahala seimbang :) #Salam Cantik dari author