AUTHOR POV
Sepasang kekasih berjalan dengan mantap saling bergandengan tangan menuju ke tempat yang mereka tuju. Sesekali mereka menoleh dan saling melemparkan senyum untuk membuktikan kepada semua orang yang melihatnya bahwa mereka sangat-sangat bahagia. Sekalipun mendapatkan cobaan yang berat mereka akan menjadikan itu sebagai ujian dan saling menguatkan serta menghadapinya dengan sama-sama.
Itulah cinta sejati, ketika salah satu pasangannya tertimpa musibah pasangan yang lain akan memberikan kekuatan dan support bukan malah meninggalkannya. Menerima apa adanya keadaan pasangan dan mengerti bahwa pasangan kita sedang kesusahan. Hal sederhana yang biasanya di pandang sebelah mata oleh orang lain itu bisa membuat pasangan kita bahagia lho. Mereka akan lebih bersemangat untuk memperbaiki keadaan ketika mendapatkan dukungan cinta dari orang yang dicintainya.
"Apa kamu yakin?". Terdengar nada ragu dari kalimat yang dikeluarkan oleh si wanita yang ada di sebelahnya.
Laki-laki itu menghentikan langkahnya yang membuat sosok wanita yang di gandengnya ikut berhenti, ia menoleh ke arah wanita yang di cintainya itu. Lalu menoleh ke arah rumah besar yang tidak jauh dari mereka. Rumah itu adalah tujuannya untuk mendapatkan wanita yang ada di sebelahnya ini.
"Sayang sudah berapa kali aku bilang sama kamu? Kalau aku nggak yakin aku nggak mungkin mengajak kamu ke rumah Pak David, melainkan aku akan memilih mengajak kamu kumpul kebo selamanya denganku tanpa ada ikatan yang jelas".
Dandy merangkum wajah Erza yang masih terlihat ragu itu untuk mendaratkan bibirnya lama di kening Erza.
"Tapi..."
"Sssst". Sebelum Erza melanjutkan perkataannya, telunjuk Dandy telah membungkam duluan bibir Erza agar tidak ada satu kata lagi yang keluar.
"Aku yang telah menyumbang benihku ke rahimmu sehingga membuahkan hasil, dan kali kini izinkan aku sebagai lelaki untuk bertanggungjawab jawab dengan menemui Papamu".
"Kak, aku tahu bagaimana sifat Papa. Aku tidak akan membiarkan kamu dihina olehnya bahkan yang lebih parah lagi aku takut ia akan menyiksamu".
Dandy menghela napas panjang untuk meredam emosinya. Tidak! Ia tidak marah kepada Erza, tapi ia marah kepada dirinya sendiri, kenapa ia terlalu bodoh dan teledor sehingga bekal yang ia miliki untuk mendapatkan Erza sekarang sudah dimiliki oleh orang lain.
Hanya karena iming-iming murahan yang menjanjikan bahwa ia akan terbebas dari wanita ular itu, dengan mudahnya ia menandatangani berkas sialan itu tanpa menelitinya terlebih dahulu.
"Sayang, aku sudah mengambil risiko berat untuk hidup kita, aku tidak akan mundur lagi. Apapun yang terjadi aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkannya". Ucap Dandy dengan optimis. Ia berharap perkataannya ini bisa meyakinkan Erza bahwa ia akan berhasil untuk mendapatkan masa depan mereka.
"Apakah kamu mau berjanji denganku, apapun yang terjadi kamu tidak akan meninggalkanku dan kita akan berjuang bersama-sama".
Erza menatap manik mata hitam kecoklatan itu sejenak, setelah itu ia melangkah ke depan pintu gerbang rumahnya dengan yakin, dan jangan lupakan dengan laki-laki yang berjalan di sebelahnya ini sambil melingkarkan tangan kekar miliknya ke pinggangnya dengan posesif.
Kali ini ia telah memantapkan hatinya dan berjanji kepada pemilik separuh jiwanya itu untuk menghadapi masalah bersama-sama.
"Ayo". Satu kata yang diucapkan dengan pasti membawa pasangan itu menuju ke gerbang penentu masa depan mereka.
***
"Mas kamu lihat nggak coklat aku yang di dalam kulkas?". Ibu hamil satu ini masih celingak-celinguk melihat isi kulkas yang rata-rata isinya hanyalah cemilan penambah berat badan. Masih dengan mode bingung ia meneliti keseluruhan isi lemari pendingin itu walau yang dicarinya sudah hilang lenyap tak berbekas entah di telan siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala cinta Membara 18+ ~End
AléatoireCerita romantis bergenre dewasa. Sengaja nggak buat sinopsis karena partnya nggak panjang dan konfliknya nggak berat. Yang baca cerita ini jangan lupa baca doa dan minta maaf sama Tuhan agar dosa sama pahala seimbang :) #Salam Cantik dari author