Bagaikan ombak yang
mengalami pasang surut,
Bagaikan lumba-lumba yang
tidak slalu berenang di bawah
air dan slalu saja melompat
ke udara untuk bernapas,
tahukah kau jika hubungan
tidak slalu berada di jalan
yang lurus?✿.。.:**.:。.✿
Dua bungkus tipis bewarna cokelat beserta selembar daun pisang di atas masing-masing bungkusan itu tampak terletak di atas meja belajar gadis itu. Dengan sedikit kuah bewarna cokelat pudar yang masih tersisa di atasnya, tidaklah sanggup di nikmati oleh kedua remaja yang sepertinya sudah kekenyangan.
Keduanya saling bertatap-tatapan, tidak melirik jam seakan tidak peduli pukul berapa besok mereka menghadapi kuliah di hari kedua.
Gadis beralis tebal itu tampak terduduk silang dengan bantal sebagai penopang kedua tangannya, berhadapan dengan seorang cowok yang juga duduk bersilang, tidak melepaskan pandangannya dari gadis itu.
Entah apa yang dipikirkannya. Mungkin gadis itu cantik? Atau mungkin ada yang salah dengan penampilannya? Atau ada rasa bersalah? Apapun itu, saat ini gadis itu akan mengajukan pertanyaan yang sejak tadi di pendamnya.
"Sebenarnya lo sama Irene ngomongin apa?"
"Ga penting, yang."
"Tapi gue pingin tau."
"Dan gue ga mau nginget itu."
"..."
"..."
Hening beberapa detik, meskipun keduanya masih saling bertatap-tatapan.
"Lex?"
"Lee?"
"Lo tau gue ga suka rahasia-rahasiaan kan? Dari waktu kita sahabatan, bahkan sampe gue jadi milik lo, Lo tau sifat gue ga akan pernah berubah. Dan sebelum gue yang nyari tau sendiri, lebih baik lo ngasih tau gue." gadis itu menekankan ucapannya dan seketika cowok dihadapannya akhirnya menghela nafas.
"Dia minta balikan."
"Hah?"
"You heard me."
"Maksud lo apa?"
"Irene ga nyerah, Lee. Dia sayang dan kayanya itu permanen." Alex mengusap lehernya, merasa tidak nyaman sesudah memberitahu Sara bahwa salah seorang dari mantan-nya merupakan orang yang amat keras kepala dan amat sangat memaksakan kehendak.
"--Lee?"
"Trus?"
"Trus apaan?"
"Trus gimana lagi ceritanya?"
"Ya itu, intinya dia minta balikan. Dan gue ga mau, gue kan punya lo. Gue udah nyaman di rumah gue, dan gue ga mau pindah. Karena lo itu rumah gue. That will never change." kalimat berupa bujukan, disertai tangan cowok itu yang langsung mengelus lembut punggung tangan Sara membuat cewek jutek itu tersenyum. Alex juga.
"Gue sayang sama lo, Lee. Udah lama. Dan gue ga sebego itu, gue ga move on secepat itu."
"Jadi bentar lagi move on?" Sara menaikkan sebelah alisnya. Sebenarnya nada suaranya bercanda ketika ia menanyakan itu, meskipun sedikit bagian dari hatinya bermaksud serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fidèle? [COMPLETED]
Romansa[ Only You pt.II ] *baca "Only You" dulu, biar nyambung ❤ - "Percayakah kamu, bahwa SMA bukanlah satu-satunya masa indah para remaja? Peganglah tanganku, aku akan membuat masa indah mu berkesinambungan."