Kamu terlalu tinggi sampai aku tak sanggup untuk menggapaimu.
***
Hari ini adalah hari minggu, tepat hari dimana seluruh siswa SMA Cakrawala merasakan kebebasannya. Kebebasan dari rumus-rumus mata pelajaran yang membuatnya pusing, kebebasan dari penat mendengarkan guru bercerita tentang pelajaran nya masing-masing.
Tidak untuk Dikta, menurutnya hari ini adalah hari yang menyebalkan. Walaupun hari ini libur dia harus tetap mengikuti bimbingan seperti yang diperintahkan bu Dina. Seharusnya hari ini Dikta bisa bersantai ria di rumah, bermain PS sepuasnya atau mungkin jalan keluar hangout bareng temen-temen nya. Dikta fikir Shafiya adalah gadis polos yang bisa di kelabuhi, ternyata tidak. Shafiya adalah gadis yang menyebalkan, kemarin Shafiya mengancam Dikta jika Dikta tidak mengikuti bimbingan lagi Shafiya akan mendatangi rumah Dikta dan bilang ke bu Dina bahwa Dikta tidak pernah bimbingan bersamanya. Menyebalkan bukan?
Sekarang Dikta dan Shafiya tengah berada di sebuah cafe. Shafiya tengah menjelaskan beberapa materi kepada Dikta tapi tidak di dengarkan oleh nya. Dikta malah sibuk menggambar abstrak di halaman belakang buku tulisnya.
"Jadi senyawa adalah suatu zat yang dihasilkan dari gabungan secara kimia dua atau lebih unsur sehingga senyawa dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana" jelas Shafiya.
"Kamu ngerti kan?" Tanya Shafiya menaruh bukunya di atas meja. Shafiya melihat kearah Dikta lalu menghela nafas kasar "dari tadi kamu gak dengerin penjelasan aku?"
Dikta mengangkat bahunya acuh dengan mata yang masih terfokus pada gambar yang sedang ia buat.
"Yaudah bimbingan nya cukup sampai di sini aja" lanjut Shafiya
Dikta mengangkat kepalanya menatap Shafiya dan mengerutkan dahi bingung "ko udahan? Tumben banget biasanya lo ngasih gue soal dulu baru selesai bimbingan"
Shafiya membereskan buku-buku miliknya "Kamu nya aja ikut bimbingan nya pun mau-mau enggak-enggak"
"Gue bosen banget tiap hari belajar terus udah hampir 1 bulan setiap hari bimbingan terus. Yang ada nanti pecah otak gue" ujar Dikta.
"Ini juga kan demi kebaikan kamu"
"Seterah lo deh. Pokoknya gue mau bimbingan kita jadi seminggu 2 kali, gimana lo setuju?" Tanya Dikta.
Shafiya berfikir sejenak "boleh, tapi dengan satu syarat"
"Syaratnya kalo kamu bisa kerjain 5 soal yang ada di buku paket ini" sambil menunjuk buku paket yang ada di hadapan nya "tapi 5 soal harus benar semua gak boleh ada yang salah, setelah itu deal kita bimbingan 2 kali dalam seminggu" lanjut Shafiya
"Yaudah kalo gitu lo jelasin dulu materinya" Dikta menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil bersidekap dada.
"Tanpa aku jelasin materinya, karena kemarin baru aja kita bahas soal ini" ujar Shafiya.
Shafiya menaikan alis nya seolah bertanya 'siap ga?'
"Lo nantangin gue ceritanya?" Tanya Dikta mencondongkan tubuhnya ke depan Shafiya dan jarak mereka sekarang sangat lah dekat.
Shafiya mengangkat bahunya acuh
Dikta memundurkan tubuhnya ke tempat semula "oke gue bakalan kerjain ini soal tapi kalo gue benar semua lo harus tepatin janji lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin
Teen FictionShafiya Clarissa Dirgantara mencintai sahabatnya secara diam-diam dan berakhir kekecewaan. Shafiya fikir sahabatnya itu mencintainya juga, terlebih karena mereka memang sudah dekat lama. Tapi harapan tidak sesuai realita. Ternyata sahabatnya malah m...