Jujur aku tidak berani menatap matamu lebih dari 5 detik. Karena setiap menatap matamu rasanya jantungku seperti ingin lepas dari tempat dimana dia berada. Aku takut mati mendadak hanya karna menatap matamu yang indah itu.
****
Jam 8 malam. Baru saja Shafiya, Ashilla, dan bang Tama selesai makan malam, Mama dan papanya sedang keluar kota jadi mereka hanya makan malam bertiga. Tidak lama terdengar suara bel berbunyi. Ashilla langsung bergegas membukakan pintu rumahnya karena ia tau siapa yang datang. Setelah dibukakan pintu Radit, Ica, Bayu, dan Dikta langsung masuk ke dalam rumah Ashilla."Sepi banget Shill rumah lo" ujar Ica.
"Iya, yang lain pada kemana?" Timpal Radit.
"Bokap sama nyokap lagi di luar kota, Shafiya sama bang Tama lagi di dapur" jelas Shilla.
Mereka hanya mengangguk mengerti penjelasan Shilla. Langsung saja mereka mulai mengerjakan tugasnya, mulai dari mencari bahan untuk tugas makalahnya.
Shafiya datang dari arah dapur membawa nampan berisi minuman untuk teman-teman Shilla.
"Makasih cantik" ujar Bayu. Dibalas senyuman oleh Shafiya "aduh manis banget senyumnya" gombalnya.
Ica menyubit perut Bayu "genit banget lo".
"Kenapa lo? Cemburu" ledek Bayu.
"Dih ogah deh gue cemburu sama lo. Gue udah punya Radit" Ica menjulurkan lidahnya. Bayu hanya mengangkat bahunya acuh.
"Sha, lo sibuk ga? Abis ini mau belajar ya?" Tanya Shilla.
"Kenapa?" Tanya Shasa balik.
"Bantuin kerjain tugas kita dong Sha, kita udah nyari bahannya tapi gak ada yang cocok" sambar Ica.
"Coba sini aku liat buku paketnya". Ica langsung memberikan buku paket kepada Shafiya, Shafiya mulai membolak balikan buku paket itu mencari bahan untuk tugas makalah kelompok Shilla. "Kalian materinya yang mana?" Tanya Shafiya.
"Hukum newton" jawab Shilla.
Shafiya mulai mencoret-coret buku pake dengan stabilo. Yang lain hanya memperhatikan Shafiya yang sedang fokus mencari bahan makalah untuk mereka. Apalagi Dikta matanya tak bisa lepas dari Shafiya, bahkan untuk berkedip pun sulit rasanya.
"Ini udah selesai, yang aku kasih Stabilo kuning itu bahannya, yang warna biru hanya tambahan. seterah kalian mau dipakai atau engga". Jelas Shafiya.
"Udah cantik, pinter pula" ujar Bayu.
Shilla menjitak kepala Bayu "Ganjen banget lo, adik gue juga gak bakalan mau kali sama lo"
"Sakit Shill" mengelus-elus kepalanya. "Neng Shilla tenang aja, cinta bang Bayu hanya untuk neng Shilla" Bayu mengedipkan matanya.
Baru saja Shilla mau melayangkan satu pukulan dikepala Bayu, tapi tidak jadi karna bayu langung bersembunyi di belakang Dikta.
Tanpa sengaja mata Shafiya dan Dikta bertemu. Detak jantung mereka mendadak berdetak lebih cepat. Shafiya tersenyum tipis dibalas senyuman juga oleh Dikta."Udah kerjain dulu nih, biar gak kemaleman pulangnya" ujar Radit.
Mereka mulai mengetik bahan materi yang Shafiya cari. Shilla yang membacakan dan sambil mengoreksi kata-katanya, Radit yang mengetik, Ica, Bayu dan Dikta membuat soal tanya jawab. Shafiya ingin beranjak dari duduknya dan kembali kekamar tapi tangan nya di tahan oleh lengan kekar. Shafiya melirik sekilas, Dikta yang menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin
Teen FictionShafiya Clarissa Dirgantara mencintai sahabatnya secara diam-diam dan berakhir kekecewaan. Shafiya fikir sahabatnya itu mencintainya juga, terlebih karena mereka memang sudah dekat lama. Tapi harapan tidak sesuai realita. Ternyata sahabatnya malah m...