Part 10 : Liburan di Bandung (2)

62 11 0
                                    

Jika dengan cara menyakiti hatiku kamu bisa bahagia, lakukanlah. Aku akan berusaha menahan rasa sakit itu agar kamu bahagia.

***

Acara barbeque masih berlanjut. Mereka semua sedang asik bernyanyi dengan diiringi gitar oleh Ojan. Tidak dengan Shafiya, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sha, ikut aku yuk" panggilan itu membuyarkan semua yang ada di fikiran Shafiya. Shafiya mendongak melihat Ojan yang sedang menatapnya.

"Kemana?" Tanya Shafiya.

"Sebentar aja, ada yang ingin aku omongin"

Akhirnya Shafiya menuruti ajakan Ojan. Dia mau ikut karena penasaran apa yang sebenernya Ojan mau bicarakan. Mereka berdua menjauh dari jangkauan teman-temannya berada.

"Ada apaan sih Jan? Kenapa harus jauh-jauh gini" Shafiya gelisah, takut-takut nanti Ojan berbuat yang tidak-tidak. Ah, tapi tidak mungkin Ojan kan sahabat nya. Shafiya membuang jauh-jauh fikiran buruk tentang Ojan.

"Aku mau minta pendapat sekaligus butuh bantuan kamu, Sha" Ujar Ojan.

Shafiya diam menunggu Ojan melanjutkan ucapannya.

"Berhubung kita lagi liburan disini, aku mau bikin kejutan buat Shilla" lanjut Ojan.

Shafiya mengerutkan keningnya bingubg "Kejutan apa? Shilla kan ulang tahunnya masih sekitar satu bulan lagi"

"Aku tau, kan ulangtahun kalian bareng"

"Ya terus?"

"Aku mau ngungkapin perasaan aku ke Shilla. Besok kamu tolong bantuin aku ya Sha"

Deg... sakit sekali, sekarang ini rasanya jantung Shafiya sudah tidak berfungsi lagi. Bahkan hatinya sudah rusak, dan itu semua karena Ojan.

"A-aku ha-harus bantu a-apa?"

Seluruh tubuh Shafiya gemetar, rasanya ia ingin pingsan saat ini juga. Kenapa Ojan harus minta bantuan kepadanya.

"Nanti aku akan minta bantuan sama yang lainnya untuk dekorasi halaman belakang Villa. Kamu cukup ajak Shilla pergi sampai semuanya udah siap di sini" jelas Ojan.

"Aku mau ini jadi moment yang ga akan bisa di lupakan oleh Aku dan Ashilla" lanjut Ojan.

'Bahkan ini juga akan jadi moment hancurnya hati aku Jan' kata hati Shafiya.

Air mata Shafiya sudah ada di ujung pelipisnya pertanda akan jatuh. Shafiya harus menahannya, ia tidak mau Ojan melihatnya menangis.

"Gimana Sha, bisa kan?" Tanya Ojan.

"A-ku usahakan" jawab Shafiya sendu.

Beginilah rasanya cinta kepada sahabat secara diam-diam. Dan ternyata orang yang kita cinta malah mencintai orang lain, lebih parah lagi orang itu adalah orang terdekat kita Jika sudah begini, hanya perlu menambah kekuatan hati.

Setelah selesai, Ojan kembali mengajak Shafiya bergabung dengan teman-temannya. Shafiya hanya mengikuti.

Dikta melihat perubahan wajah Shafiya setelah berbicara berdua dengan Ojan, seperti ada sesuatu yang terjadi. Ingin sekali Dikta menanyakan kepada Shafiya apa yang terjadi sebenarnya. Tapi ia tahan, mungkin nanti ia akan menanyakannya kepada Shafiya.

****

Tama bergegas pergi keluar dari cafe yang habis ia gunakan untuk meeting dengan Client nya. Saat sampai di depan cafe matanya tidak sengaja menangkap objek seorang gadis yang pernah ia temui di mall saat itu. Tama menghampiri gadis yang sedang berbincang dengan kedua temannya.

My TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang