2.2

108 15 0
                                    

Hari ini aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku sudah tidak tahan lagi. Setelah sebelumnya dia bicara jika gadis karyawan di cafe itu telah menyelamatkannya dan meninggalkanku lagi dalam rasa penasaran tanpa menjelaskan lebih banyak, akhirnya aku memutuskan untuk turun tangan langsung. Aku sengaja membuat Kagami dan Himuro tidak masuk hari ini. Sengaja membiarkan dua penguasa dapur cafe tidak ada dan menggantikan peran mereka hingga dapat ku pancing lagi kehadirannya.

Pagi itu gadis bernama Shuichirou itu datang dengan senyum tipisnya. Semua yang ada di cafe menyambutnya hangat. Tak terkecuali Kuroko. Mereka tertawa. Kise juga tidak segan melayangkan rayuan padanya meski tidak mendapatkan tanggapan seperti yang diharapkannya. Di benar-benar hampir mirip dengan Kuroko. Mereka tertawa dengan akrab.

Aku berada di dapur dengan Murasakibara. Dia tengah berkonsentrasi penuh membuat cake baru nya. Ditengah kesibukannya menghiasi cake barunya, Murasakibara membuka suara.

"Aka chin, kenapa menyuruh Muro chin dan Kagami chin tidak masuk hari ini?" Murasakibara bertanya tanpa menatapku. Dia terus berkonsentrasi pada cake buatannya.

Mendesah pelan. Melupakan fakta jika Murasakibara, Kagami dan Himuro tinggal di tempat yang sama. Tentu saja dia tau jika ketidak hadiran Kagami dan Himuro adalah ulahku.

"Aku sedang memastikan sesuatu" Jawabku seadanya. Dia mengangguk kecil. Tidak banyak bertanya.

"Nee Aka chin, aku tidak tau apa yang sedang kau selidiki, tapi ku rasa aku harus memberitahukan ini padamu" Sejenak Murasakibara menghentikan pekerjaannya. Dia berbalik hingga berhadapan denganku.

"Aku pernah berteduh di rumah Chiro chin dan aku melihat jersey Rakuzan yang sedang di jemur, dan setahuku Chiro chin tidak pernah bersekolah di Rakuzan" Dia menghela nafas pelan. Menatapku dengan tatapan malasnya. "Ku rasa aku harus memberitahukannya padamu"

Untuk beberapa saat aku tidak bisa mengatakan apapun lagi. Ucapan Murasakibara seolah berhasil mengambil separuh dari atensiku. Jersey Rakuzan? Tunggu dulu... aku pernah kehilangan salah satu jersey club basketku. Dan aku hanya membiarkannya saja karena jersey yang hilang itu adalah jersey cadangan. Jersey polos bertuliskan Rakuzan. Aku baru tersadar saat suara gemerincing terdengar kala pintu cafe terbuka aku baru tersadar.
Seorang pelanggan memasuki cafe, namun tidak ada yang menyadarinya. Menghela nafas panjang. Aku berjalan menuju tempat mereka, sedikit menegur mereka.

"Kalian semua, cepat bersiap" Kataku tenang. Mereka tersentak saat menyadari keberadaanku. Aku masih diam, tanpa sadar aku memperhatikan gadis itu. Melihat ekspresinya saat pertama kali melihatku.

Tidak ada. Dia hanya mengerjapkan matanya sebelum akhirnya mengangguk kaku. Diam-diam aku mendesah pelan. Apa mungkin aku salah? Tapi... dia sudah mengatakan jika dia memang mengenal gadis ini. Jadi apa sebenarnya yang terjadi antara mereka berdua?

"Akashi kun sangat cocok memakai seragam chef" Komentar Momoi lancar. Tapi aku tau dia sedang mencairkan suasana. Kuroko hanya diam. Dia tidak banyak berekspresi. Dia terlihat hanya sedang mengamati pergerakanku dan gadis itu. Tapi dia tidak bicara sepatah kata pun.

"Terimakasih Momoi, tapi sekarang saatnya kita melayani pelanggan, lihat sudah ada yang datang" Sahutku tenang dengan sebaris senyum.

Mereka mulai pergi. Sama seperti gadis itu. Setelah semua orang mulai melakukan pekerjaan mereka masing-masing, Kuroko dan aku masih berdiri di sana.

"Akashi kun apa kau yakin?" Dia bertanya. Sekedar untuk memastikan saja.

Aku mengangguk kecil. Tentu saja. Aku harus segera mengetahui semuanya secepatnya sebelum otou san tau sesuatu yang tidak beres dan mengambil alih semuanya seenaknya.

OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang