1.2 (Akashi ver)

141 13 4
                                    

Mereka masih berkumpul di ruangan khusus pegawai. Aku hanya mengamati mereka dari tempatku berada. Ruangan khusus yang ada disamping ruangan pegawai, dilapisi kaca satu arah sehingga siapapun tidak akan menyadari keberadaanku disini. Suara-suara percakapan mereka pun dapat ku dengar dengan cukup jelas. Terutama pekikan Momoi yang memanggil Kuroko.

Takao tiba dan mengatakan jika pelanggan mencari keberadaan Momoi, meski kata-kata itu sudah tidak asing lagi jika Momoi sedang tidak bekerja. Di cafe yang ku dirikan ini memang hanya ada dua karyawan perempuan. Dan Momoi merupakan satu-satunya pelayan perempuan yang melayani pelanggan. Berbeda dengan gadis itu. Gadis yang entah bagaimana cukup mirip dengan Kuroko. Mereka tertawa saat Momoi mengatakan jika seharusnya Shuichirou juga sesekali harus meladeni pengunjung dan langsung dijawab oleh suara penuh kengerian milik Takao saat dia menyebutkan jika Kagami mungkin saja akan menggorengnya. Aku masih menikmati percakapan akrab mereka meski Kuroko dan gadis itu lebih banyak diam dari pada menanggapi ucapan lainnya.

Cafe ini sengaja ku dirikan sebagai salah satu usaha sebelum aku mengambil alih perusahaan keluargaku. Cafe yang ku bangun lewat keringatku sendiri. Aku sengaja menolak keras campur tangan otou sama pada cafe ini dengan dalih agar kelak aku bisa menjadi penerus yang tidak mengecewakan. Tentu saja dengan ucapan itu otou sama langsung menyetujuinya. Aku tidak membangun cafe ini sendirian. Mereka ada di sampingku. Membantuku merintisnya sejak awal. Orang-orang yang ku kenal lewat basket. Orang-orang yang sama-sama mencintai basket dalam hidupnya.
Mungkin karena kecintaan kami pada basket aku sengaja membuat cafe ini bertemakan basket dan garden. Tema yang jarang digunakan buat sebuah cafe. Mungkin itu juga yang membuat cafe ini unik dan berbeda dari cafe lainnya.

Kuroko, Midorima, Murasakibara, Aomine, Momoi, dan Kise yang ku kenal sejak SMP dan ku kenal lewat basket menawarkan diri menjadi pegawaiku. Mereka bahkan rela mengorbankan waktu buat pekerjaan paruh waktu yang bergaji tak seberapa demi menolongku. Terlebih Kise. Dia bahkan mau menyempatkan diri ditengah kesibukannya di dunia modeling. Seolah belum selesai sampai di sana, Kuroko, Midorima dan Murasakibara pun mengajak teman-teman mereka buat bergabung. Hingga karyawan di cafe ini menjadi lebih banyak dan merupakan sosok-sosok yang ku kenal cukup baik. Teman yang ku kenal lewat basket.

Awal waktu pembukaan cafe tidak berjalan begitu baik, namun seiring berjalannya waktu cafe semakin ramai. Banyak yang meluangkan waktu mereka di cafe ini. Banyak atlit basket yang juga menghabiskan waktu mereka di sini. Cafe ini menjadi lebih ramai dan menjadi tempat yang hangat. Semakin banyaknya pelanggan cafe, Kagami dan Himuro, dua sosok yang merupakan staff dapur meminta pertambahan anggota. Sebenarnya staff dapur terdiri dari tiga orang. Kagami, Himuro dan Murasakibara, namun karena Murasakibara sangat lihai dalam membuat dessert, Kagami dan Himuro memintanya buat fokus pada pembuatan dessert saja daripada membuat menu makanan lainnya.

Mencari staf baru bukan sesuatu hal yang mudah bagi kami. Terlebih jika melihat siapa saja yang bekerja di cafe ini. Terutama buat mempekerjakan orang asing, banyak sekali yang menjadi sisi negatif. Sejauh ini, hampir semua pelamar kerja paruh waktu memiliki motif lain saat mereka melamar pekerjaan. Banyak perempuan yang juga melamar pekerjaan disini hanya karena melihat jika pegawai di cafe merupakan orang-orang yang cukup terkenal di basket. Dan aku tidak butuh seseorang dengan motivasi seperti itu. Aku membutuhkan seseorang yang dapat bekerja dengan baik. Seseorang yang bisa membuat suasana hangat seperti di rumah bagi pelanggan. Suasana yang selalu ku dapatkan saat aku menginjakkan kaki di sini.

Butuh waktu satu tahun untuk dapat menemukan seorang karyawan baru. Membantu meringankan beban Kagami dan Himuro terutama saat cafe penuh, aku sering kali ikut turun tangan membantu mereka berdua. Lagipula, dari semua orang yang bekerja disini, hanya mereka berdua saja yang mahir dalam hal memasak. Momoi meski seorang perempuan, namun kemampuan memasaknya sangat mengkhawatirkan. Sampai saat itu tiba.

OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang