---berisi email-email yang dikirimkan Bokushi! buat Shuichirou di ponsel yang ia tinggalkan---
.
__Email 1__
---Semoga otak pintarmu mencegahmu untuk membuang ponsel ini--
Hei bocah. Ini sudah tiga bulan sejak kau meninggalkan Jepang bukan? Oh. Tiga bulan juga aku menghilang. Tapi kuingatkan padamu. Kau akan selalu mendapatkan email dariku. Anggap saja sebagai 'pengingat' agar kau tidak bisa melupakanku, meski aku tau pasti kau tidak akan melupakanku.
.
__Email ke dua, bertepatan dengan hari ulang tahun Shuichirou__
Bocah, aku tau kau baik-baik saja. Gadisku tidak mungkin tidak baik-baik saja meski aku tidak ada. Ah, email ini pasti terkirim saat kau ulang tahun, benar kan? Sesuai janjiku. Aku tidak akan membiarkanmu bahagia tanpa diriku. Ah. Aku tau kau mau bilang aku licik bukan? Terimakasih. Ku anggap itu sebagai pujian. Apa paketnya sudah tiba? Jika paketnya sudah tiba kau harus memakainya di jari manismu. Aku tidak menerima penolakan. Otanjoubi omedetou Ken.
.
__Email ke tiga, 20 Desember__
Aku tidak perlu menanyakan kabarmu kan? Hanya... bagaimana perkebunan bunga yang kau urus? Semoga nenekmu selalu baik-baik saja, jika aku terlambat mengatakannya, kau boleh menangis. Tapi tidak dihadapan laki-laki lain. Ingat kau masih punya hutang janji padaku. Ah. Secara teknis 20 Desember merupakan hari ulang tahunku, diriku yang satunya, meski kenyataannya aku lahir tak lama setekah dia kehilang ibunya. Aku tau ini rumit. Tak apa. Jangan terlalu kau fikirkan. Lagipula memikirkan itu terlalu dini buatmu. Bagaimana hubunganmu dengan laki-laki? Bisa ku tebak kau bahkan tidak punya satupun pacar. Benar? Ah. Berterimakasihlah pada cincin yang ku yakin ada di jari manismu, mereka akan segera angkat kaki saat tau kau sudah bertunangan. Tidak perlu sekaget itu. Aku tau otakmu terlalu lambat buat menyadari arti perintahku pada surat sebelumnya. Dan jika ada seseorang yang bertanya apa kau sudah bertunangan, kau tau kan apa yang harus kau katakan? Ya. Kau sudah bertunangan dengan seorang pemuda Jepang. Satu lagi... berusahalah untuk tidak panik saat berhadapan dengan pria. Kau harus tegas. Jangan ragu. Ah, jika kau mau kau juga bisa belajar bela diri. Itu untuk kebaikanmu. Untuk yang ini aku masih menerima penolakan. Gunakan kesempatan penolakan itu dengan baik.
Aku tau kau bahkan masih tidak bisa melupakanku. Aku tau, bocah. Ku tebak saat ini kau sedang menahan air matamu kan? Kau boleh manangis karena aku yakin saat membaca surat ini kau sedang duduk didepan jendela kamar. Benar?".
__Email keempat bertepatan dengan hari ulang tahun Shuichirou__
Aku ingin memberitahumu sesuatu yang pasti. Anggap saja ini sebagai ucapan selamat tinggalku padamu yang meninggalkan Jepang. Anggap juga sebagai hadiah karena mematuhi perintahku selama enam tahun. Kau pantas mengetahui ini meski kau tidak pernah meminta. Ken, ingat ini baik-baik. Saat dia tertidur dan aku mengambil alih, dia tidak pernah menyadari apa yang sudah ku lakukan. Itulah mengapa dia akan bertindak seolah tidak melakukan apapun saat aku yang justru mengambil alih. Hal ini berbeda denganku. Saat aku yang duduk diam disalah satu ambang kesadarannya, kesadaranku masih penuh. Aku bisa mengetahui dengan pasti apa yang dia lakukan. Bahkan aku bisa mengambil alih dengan mudah. Itulah kenapa semua ingatan yang dia punya aku juga memilikinya. Jangan tanyakan kenapa aku memberitahumu hal ini. Aku sudah mengatakannya tadi. Ini sebagai hadiah karena kau berhasil melakukan perintahku dengan sangat baik. Ah. Cincinnya masih kau pakai kan? Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika sekali saja kau melepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only
Short StoryJika harus memilih, bukankah lebih baik untuk menyukai sosok yang benar-benar ada dan nyata? Tidak lenyap sewaktu-waktu. Tapi ada yang tidak pernah bisa diajak bekerja sama. Perasaan itu tidak bisa dikompromi semudah itu. Bahkan meski juatru harus...