3.

151 11 0
                                    

Aku mengerutkan kening saat melihat nama yang tertera di layar ponsel. Ada apa Kagami san pagi-pagi menelponku?

"Shu, di mana kau?" Suara itu mendengung langsung di telingaku sesaat setelah aku menempelkan ponsel di dekat telingaku.

"Halte bus" Jawabku datar. Terdengar helaan nafas dari sana. Entah kenapa perasaanku mengatakan jika hari ini aku akan kelelahan. Sangat kelelahan.

"Bagus. Tunggu di sana. Midorima akan menjemputmu. Kau pergi berbelanja dengan Midorima. Semua bahan yang harus kau beli ada pada Midorima"

Sambungan terputus bahkan sebelum aku sempat mengatakan apapun lagi. Mendesah pasrah. Aku tidak bisa menolak. Lagi pula jika Kagami san bilang kalau Midorima san akan menjemputku, maka memang itu hal yang tidak bisa ku hindari. Sepertinya firasatku kembali benar. Aku akan kelelahan hari ini. Bukan apa-apa, tapi berbelanja keperluan cafe memang akan sangat melelahkan. Terlebih Kagami san dan Himuro san akan menyuruh siapapun yang berbelanja untuk membeli keperluan cafe di tempat yang sudah diinstruksikan. Tidak boleh di tempat lain dan sayangnya siapapun tidak bisa membohongi mereka. Sama seperti yang pernah dialami Aomine san beberapa bulan lalu. Karena saking malasnya mungkin, Aomine san sengaja membeli segala keperluan cafe di satu tempat yang sama. Tidak memperdulikan instruksi yang diberikan Kagami san dan Himuro san di dalam catatannya.

Selanjutnya yang terjadi adalah Aomine san habis dimarahi oleh Kagami san bahkan Himuro san yang jarang sekali marah pun terlihat kesal saat menyadari jika semua belanjaan yang dibeli oleh Aomine san tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Sebuah mobil berhenti dihadapanku setelah lima belas menit aku menunggu. Jendela mobil terbuka dan langsung menunjukkan wajah serius milik Midorima san. Aku mengerutkan kening saat melihat Midorima san membawa mobil.

"Cepat naik! jangan diam terus di sana. Kita harus bergegas" Suaranya tegas. Aku mengangguk kecil. Berjalan cepat menuju pintu lainnya. Duduk disamping kemudi.

Midorima san langsung mengemudikan mobil. Membawa mobil melaju ke tempat yang akan kami tuju.

"Lihat catatannya dan lihat tempat terdekat yang bisa kita kunjungi" Dia kembali berkata sambil menyerahkan secarik kertas padaku.

Aku menghela nafas panjang saat melihat banyak sekali daftar belanjaan yang harus kami beli. Bukan hanya itu. Kami juga harus membeli semua belanjaan itu di tempat yang berbeda dan lagi satu tempat ke tempat lainnya bisa dikatakan tidak dekat.

"Ano, Midorima san, apa cafe tidak apa-apa ku tinggalkan berbelanja? Etto.. maksudku hari ini biasanya cafe penuh seharian" Untuk pertama kalinya aku membuka suara.

Midorima san hanya menghela nafas pelan. Sosok itu masih fokus mengemudikan mobil.

"Jangan khawatir" sahutnya datar. "Hari ini cafe sudah di pesan secara khusus" Terangnya masih dengan suara bernada tegas.

Aku mengangguk kecil. Bersyukur karena dengan acara khusus itu dapur setidaknya tidak akan terlalu sibuk.

"Ah, Midorima san, belok kiri, itu tempat paling dekat" Aku memberikan instruksi yang langsung ditanggapi dengan anggukan kecil dari Midorima san.

"Shuichirou" Aku menoleh saat Midorima san memanggil namaku. Suaranya tetap sama. Tegas.

"Kau pernah bertemu Akashi sebelum kemarin?"

Aku mengerjap. Menatap Midorima san dengan tatapan tidak mengerti. Apa hanya perasaanku saja atau... memang saat ini aku merasa jika Midorima san melihatku dengan tatapan menyelidik?

OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang