5.

134 15 0
                                    

Lidahku kelu. Suaraku tercekat. Tidak ada yang bisa ku katakan. Sosok yang berdiri menjulang dihadapanku ini bukan orang yang ku temui enam tahun lalu. Mereka sama. Tapi bukan sosok ini yang ku temui dan sangat ingin ku temui. Mereka sama. Tapi dia bukan orang itu. Dia orang yang tidak ku kenal.

"Akashi san" Panggilku pelan sekali. Dia menoleh. Menatapku datar. Dari sorot matanya aku tau satu hal. Dia terganggu oleh kehadiranku di sini. Aku tidak bisa menyalahkannya. Lagipula... aku juga cukup terganggu dengan kehadirannya yang selalu membuatku mengingat sosok itu.

"Sekali saja--" Rasanya ludahku mengering saat kembali bersuara. Aku menelan kering. Berusaha menemukan kembali suaraku yang hampir lenyap. "Bolehkah sekali saja aku bertemu dengannya? Aku ingin mengembalikan sesuatu miliknya" Pada akhirnya aku berhasil mengeluarkan suara. Meski ku yakin suaraku terdengar sangat lirih.

"Dan aku ingin menepati janjiku" aku tidak mengatakan itu. Aku hanya mengatakannya dalam hati. Lagipula... urusanku hanya dengan sosok itu. Aku tidak punya urusan lain dengan Akashi san selain menyangkut pekerjaan.

Dia bergeming. Akashi san menatapku datar. Tidak berminat. Entah bagaimana, aku menunduk dalam. Rasanya tanganku yang berkeringat dingin. Aku sudah begitu banyak membuat masalah buatnya. Mungkin sangat egois sekali saat aku justru memintanya untuk mempertemukanku dengannya.

Sehari sebelumnya

Aku berlari cepat saat mendapati halaman rumah yang sudah terlihat jelas. Membuka pintu cepat dan berteriak riang.

"Tadaimaaaa...."

"Okaeri Ken chan!"

Sapaan yang hangat. Para obaa chan dan ojii chan menyambutku dengan penuh suka cita. Aku bergegas memeluk mereka. Nyaman. Aku suka berada ditengah-tengah mereka semua. Mereka bukan keluargaku. Mereka diabaikan begitu saja, tapi bagiku mereka adalah keluargaku. Mereka juga menganggapku sebagai cucu mereka. Tapi sayangnya aku hanya bisa mengunjungi mereka satu minggu sekali. Arrgh... bahkan aku baru pulang dua minggu ini. Minggu lalu banyak sekali yang harus ku selesaikan hingga terpaksa aku tidak pulang.

"Ken chan, kocchi kocchi, baa chan membuat kue kesukaanmu"
Mataku berbinar senang. Segera mengikuti langkah kaki Suzu baa chan yang menuntunku menuju dapur. Aroma yang lezat menguar tatkala oven di buka dan seloyang kue di keluarkan. Aku semakin berbinar melihat apa yang ada di sana. Cake! Grean tea cake favoritku! Tanpa sungkan aku segera memeluk erat Suzu baa chan dan Fuyu baa cha yang ku yakini merekalah yang membuatkanku cake tersebut.

Kami tertawa lagi. Ah apa aku pernah bilang jika rumah peninggalan orang tuaku ku gunakan sebagai tempat tinggal para obaa chan dan ojii chan teman Takahiro ojii chan dan Maehara ojii chan. Oh. Mereka awalnya tidak tinggal di rumah peninggalan orang tuaku, mereka tinggal di kediaman masing-masing, tapi karena mereka seperti terlantar dan lebih sering memghabiskan waktu di rumah Maehara obaa chan dan Takahiro ojii chan, aku mengajak mereka tinggal di sini sejak aku SMA sehingga di rumah yang cukup besar ini aku tidak pernah merasa kesepian. Mereka selalu baik padaku.

"Shu kun" Aku berbalik saat Misato ojii chan memanggilku. Satu-satunya ojii chan yang memanggilku dengan sebutan Shu kun karena para ojii chan dan obaa chan yang tinggal di rumah ini lebih banyak memanggilku dengan sebutan Ken chan atau Shu chan dan beberapa memanggilku Chi chan.

"Hai jii chan" Sambutku dengan senyum hangat.

"Ojou san yang ingin membeli rumah Maehara kun datang lagi minggu kemarin, dia bilang mungkin hari ini akan kembali lagi"

OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang