Ch.15

8.2K 641 36
                                    

Nara Pov

Aku tak percaya kini aku telah menyelesaikan kuliahku namun aku merasa sedih karena Yoongi tidak datang dihari kelulusanku karena pekerjaan kantornya banyak ditambah ia akan ada pertemuan lagi dijepang.

"Yoongi.."

"Woy Nara kok sedih amat bukannya seneng." Ucap Hoseok yg entah darimana sudah berada disampingku.

"Yoongi tidak datang.." lirihku.

Hoseok kaget dengan apa yg kukatakan, tiba2 dia merangkulku.

"Jangan sedih, ada aku disini. Oh iya ayo foto bersama ooh iya satu lagi karena Yoongi hyung tidak datang bagaimana kalau kuantar kau nanti siang ke kantornya?" Tawar Hoseok.

"Boleh juga, ayo foto bareng dulu."

Akhirnya aku foto berdua dengan Hoseok dihari kelulusanku ini tapi tetap saja rasanya kurang kalau Yoongi tidak ada.

Author Pov

"Hyung kenapa muka lu kusut banget kek baju g disetrika sebulan?" Tanya Jimin saat melihat Yoongi.

"Kesel g bisa datang ke kampus buat rayain kelulusan Nara." Jawab Yoongi.

"Hahaha kasiaaan yg banyak kerjaan." Ejek Jimin.

"Mau gue pecat lu?" Yoongi menatap tajam ke arah Jimin.

"Yaelah canda doang hyung astaga. Yodah deh gue keluar dulu yak"

Yoongi hanya mengangguk dan Jiminpun pergi dari hadapannya. Ia memijit kening pelan kerjaannya kali ini lebih menumpuk dari biasanya.

"Haah sial padahal hari ini kelulusan Nara." Gumam Yoongi

----

Helena berjalan santai dilorong kantor Yoongi, entah apa lagi yg direncanakannya kali ini.

"Selamat siang, apa aku bisa bertemu dengan Presdir Min?" Tanyanya pada Jimin.

"Oh silahkan masuk saja, Presdir sedang istirahat." Jawab Jimin tanpa rasa curiga.

"All was Done Min Yoongi.."

---

Disaat bersamaan Hoseok dan Nara kini tiba dikantor Yoongi.
Nara merapikan sedikit bajunya tadi ia sempat pulang dan berganti karena tak nyaman menggunakan baju wisuda.

"Aku akan tunggu kamu disini." Ucap Hoseok.

"Kenapa? Katanya kamu mau ketemu Yoongi?"

"Tak apa aku ada urusan di telefon nih, kamu masuk duluan aja." Jelas Hoseok.

Nara hanya mengangguk lalu kembali melanjutkan langkahnya masuk kantor. Ia tiba didepan meja Jimin sambil tersenyum ia menanyakan Yoongi.

"Nara, saat ini Yoongi Hyung sedang bertemu tamu, jika kamu mau menunggu kamu bisa duduk dikursi tunggu yang berada disebelah sana." Jawab Jimin.

Nara mengangguk paham dan duduk dikursi, Tak lama kemudian Jimin menghampirinya.

"Mau minum apa Nara? Aku bisa buatkan minuman untukmu." Jimin tersenyum ramah.

"Oh iya aku belum memperkenalkan diri, aku Park Jimin asisten sekaligus sekretaris Yoongi hyung, salam kenal ya Nara. Jangan tanya kenapa aku tau namamu karena Yoongi Hyung sering menceritakanmu padaku hehe." Jelas Jimin panjang lebar.

Nara menyambut tangan Jimin dengan ramah.

"Senang berkenalan dengan kamu, Jimin-ssi." Nara tersenyum manis, "Air putih saja, apa tamunya sudah lama?"

"Kayaknya udh lumayan lama."

"Ya sudah, aku akan menunggu disini." Nara mengambil sebuah majalah dan mulai membacanya.

Menit demi menit berlalu. Nara semakin tidak sabar dengan penantian panjangnya. Sang tamu yang dikatakan oleh Jimin tak kunjung keluar dari ruangan Yoongi.

Nara berdiri dan berjalan menuju ruangan Yoongi.

Jimin sempat meminta Nara untuk duduk kembali dan menunggu, tetapi Nara mengabaikan permintaan Jimin dan tetap berjalan menuju ruangan Yoongi.

Dengan perlahan, ia membuka pintu ruangan besar itu. Langkahnya terhenti, ia membeku di depan pintu itu.

Jantungnya seakan berhenti dalam hitungan detik.

Nara membuka lebar kedua matanya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Nara mengerjapkan matanya berulang kali dan mencoba menyakinkan dirinya bahwa pemandangan di hadapannya hanyalah ilusi belaka.

Jimin yang kini berada di sebelah Nara terlihat syok, ia membulatkan mata.

Jimin berulang kali melihat kedua orang dihadapannya dan melihat kembali kearah Nara.

Tersadar ada orang yang menyaksikan adegan mereka, kedua orang yang sedang asyik itu melihat kearah pintu mendapati Jimin dan Nara yang tengah berdiri terpaku.

Nara menatap tajam kearah Yoongi dan Helena, ia menghela nafas lelah.

Nara berjalan dengan santai dengan ekspresi wajah datar kearah mereka berdua yang tampak sama2 terkejut dengan kehadiran Nara.

PLAKK

satu tamparan berhasil dilayangkan Nara pada pipi mulus Helena.

PLAKK

satu tamparan lagi berhasil dilayangkan Nara pada pipi Yoongi.

"Ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan,Nara." Yoongi menarik tangan
Nara yang hendak berjalan meninggalkannya.

"Cukup.. aku sudah tau Yoongi.. kau tak usah menjelaskan apa2 lagi karena mataku sendiri yg melihatnya. Salah paham? Salah paham tapi sangat menikmati? Terima kasih sudah menghancurkan kepercayaanku Min Yoongi." Lirih Nara lalu menepis tangan Yoongi dengan kasar.

Mata Nara berkaca kaca, semampunya ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

Yoongi terdiam dan menunduk.

Nara berlari, berlari secepat yang ia bisa untuk meninggalkan dua orang yang membuat hatinya sakit itu.

Ia tidak tahu mengapa rasanya begitu sakit dan sesak saat melihat Yoongi bersama dengan wanita lain dan wanita lain itu adalah sahabatnya sendiri.

Jika Nara tidak mencintai Yoongi, mungkin saat ini ia tidak perlu berlari dan meninggalkan mereka yang terlihat sangat mesra itu.

Jika ia tidak jatuh cinta pada pria itu mungkin saat ini Nara tidak akan merasakan sakit yang luar biasa didalam hatinya.

Ia tidak perlu merasakan perih dihatinya saat ini Ia tidak ingin merasakan perasaan sesak yang sangat menyiksanya itu.

Tanpa Nara sadari air mata sudah membasahi pipinya.

Nara berlari tanpa arah meninggalkan kantor Yoongi.

Nara Pov

Aku berlari sambil menangis, sangat memalukan bukan?

Apa arti diriku dimatamu Yoongi? Kenapa.. kenapa..

Aku bodoh mempercayai ucapannya, seharusnya aku sadar..

Seharusnya aku tak mencintainya..

Sakit.. sakit sekali..

'Bruk!'

Aku tidak tau siapa yg aku tabrak, mataku buram karena air mata yg menumpuk dipelupuk mataku.

"Yya kau kenapa Nara??"

"Hoseok.."

Aku memeluk dan menangis sejadinya dipelukan Hoseok.

"Tenanglah Nara, Sebaiknya kita pergi dulu dari sini."

Aku hanya mengangguk dan Hoseok menggiringku menjauh dari kantor Yoongi.

TBC

My Bad Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang