Sejenak Bea menghentikan aktivitas, sudah setengah jam ia mencari, tetapi tidak ada tanda-tanda menemukan. Bea mengambil ponsel untuk memeriksa. Ternyata juga tidak ada, Bea tidak menyimpan nomor telepon itu. Ia kehilangan kontaknya. Bisa gawat.
Kini seragam pilot itu sudah bersih dan wangi berkat jasa laundry. Namun, yang menjadi masalah adalah kehilangan kontak pemilik seragam pilot. Saat pria itu menulis nomor di tangannya, harusnya Bea langsung menyalin ke ponsel atau kertas. Bea terlalu sibuk dengan pekerjaan, saat itu yang ada di benak Bea hanya segera sampai Surabaya dan bertemu Bos. Jika seperti ini, bagaimana cara bertemu pria itu, apa ia harus datang ke bandara lagi? Ia saja tidak tahu nama pria itu, mau mencari di mana? Sungguh, ini sangat membuat pusing.“Oon ... oon ... kok bisa lupa?” Bea memaki dirinya. “Kalau kayak begini mau cari ke mana? Masa iya, aku buat laporan DPO.”
Bea bukan orang yang santai saja ketika membuat kesalahan. Ia merasa gusar, hidupnya seperti terus terbayang ucapan pemilik seragam ini.
Akhirnya terpaksa Bea harus mendatangi bandara. Kali saja ada petunjuk atau bahkan langsung bertemu pria itu. Bea mengambil jaketnya dan membawa seragamnya, kali ini ia memesan transportasi online agar lebih cepat.Bea masuk ke ruang tunggu sebelum check in. Bea berdiri di sana, sesekali matanya mencari-cari apakah pria itu ada di sana. Bea berada di sekitar area keberangkatan. Detik, menit, hingga jam sudah ia lewati, tetapi tidak ada tanda-tanda ia menemukan. Hingga, Bea memberanikan diri bertanya pada pria berseragam, Bea yakin pria itu petugas.
“Maaf, numpang tanya, kenal sama yang punya baju ini nggak?”
Yang ditanya hanya diam, mengernyitkan dahi. Ia ragu untuk menjawab, wanita di depannya sedang tidak sakit, bukan? Tentu saja ia tidak mengenal siapa pemilik seragam pilot itu, di bandara banyak sekali pilot. Ia tidak hapal dengan baju atau nama pilot.
“Mana saya tahu, Mbak. Yang punya baju pilot itu banyak. Nah, pilot di sini juga banyak. Mereka juga pakai baju yang sama,” jawabnya.
“Gitu, ya?”
Benar yang dikatakan pria ini. Bea lupa tidak menanyakan nama pemilik seragam ini. Sedangkan di seragam pilot tidak ada tanda pengenal, sepertinya tanda pengenal sudah dicopot oleh pria itu.
“Pilot di sini ratusan, Mbak. Jadi kalau bisa, nama harus lengkap, bila perlu foto juga. Saya hanya tahu dari beberapa maskapai terkenal saja, dari Gathay ada Pilot Nikolas, dari Pesawat Indonesia ada Pilot Abid, dari Li Air ada Pilot Rafael,” jelas pria itu lagi.
Bea kira dengan menyodorkan seragam pilot ia bisa menemukan pemiliknya, ternyata tidak semudah itu mencari orang. Akhirnya Bea memilih pamit, ia menunggu dua jam dan membuang waktu. Perlahan ia menghilang dari area Bandara.
Di tempat yang berbeda malam ini Abid tidak berbicara dulu dengan orang tuanya, empat hari berlalu kepergian Gealina membuat Abid mulai terbiasa dengan kesendiriannya. Mungkin karena ia sadar semua sudah takdirnya.
Abid tak lepas memandang bingkai fotonya dan Gea. Ia mengambilnya, lalu mengusap. Ada kepedihan pada hatinya. Tak mau lama-lama, ia kembali menaruh bingkai itu ke tempat semula. Ia akan menyimpannya, biarkan foto itu menjadi kenangan untuk Abid.Tiba-tiba Abid tersadar ada sesuatu yang kurang, Abid ingat. Baju pilotnya belum dikembalikan oleh gadis itu. Abid mengecek ponselnya, tak tanda-tanda menghubunginya, apa jangan-jangan gadis itu lupa? Abid mulai panik, sebab ini kesalahannya memberi seragam pilot pada orang asing. Abid lupa menyimpan kontak gadis itu, sungguh sangat fatal. Seragam pilot itu sangat berharga dari apa pun, seragam pilotnya tidak boleh hilang.
Kalau sudah begini, siapa yang salah? Abid akan mencari besok pagi, ia harus bertemu demi seragam pilot. Meskipun hal itu sulit, ia yakin pasti akan bertemu. Jika sampai ketemu, Abid akan memarahi karena tidak mengambilkan seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TraveLove
RomanceMaret, 2018 #2 chicklit #1 rank pilot #12 #14 Bea hampir yakin kalau apa yang dikatakan mamanya benar, berpakaian selalu serba hitam turut membawa kelam dalam hubungan percintaannya. Buktinya, setelah berulang kali dijodohkan, tidak ada yang cocok d...