SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA BEARISTA ATMARINI BINTI ALEX SANDJAYA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI.”
Pria itu mengucapkan ijab kabul begitu lancar. Setelah dinyatakan sah di mata hukum dan agama, wanita itu pun mencium tangan pria yang kini menjadi suaminya. Pria itu mencium kening Bearista begitu lama, menandakan Bearista sudah menjadi miliknya.
“Selamat Kapten Pilot kami. Akhirnya nggak lajang lagi.”
“Selamat Bea, langgeng ya ....”
“Mudah-mudahan cepat diberi momongan ....”
“CIUM! CIUM! CIUM!”
Teriakan beberapa teman suaminya membuat Bearista malu. Masa iya harus menuruti keinginan mereka.
“BEARISTA, BANGUN WOI!”
Detik itu pun Bearista bangun dari tidur panjangnya. Semua mimpi indah hilang begitu saja. Benar-benar, Nayla ini menganggu Bearista saja.
“Ngapain mulutmu nyosor-nyosor pas lagi tidur? Mimpi jorok, ya?” Tatapan menyelidik Nayla.
Pagi ini sudah sepuluh kali melakukan panggilan, tetapi Bearista tidak mengangkatnya. Padahal ini sudah memasuki waktu untuk pergi bekerja. Setiap pagi, Nayla memang selalu berangkat bersama Bearista. Lumayan, irit ongkos. Bahkan, Nayla juga punya kunci rumah Bearista. Bearista dan Nayla memang bersahabat sejak lama.
Bearista menelungkupkan wajah di bantal. Ternyata cuma mimpi. Kenapa mimpi jauh lebih indah dibanding kenyataan, sih? Eh, tunggu. Namun, kenapa di mimpi itu ia menikah dengan pilot? Bearista berbalik, lalu duduk berhadapan dengan Nayla. Melupakan sejenak mimpinya.“Pasti mimpi menikah, ya?” tanya Nayla.
Bea mengangguk lemah sambil memeluk bantal. Ia masih setengah sadar. “Kayaknya sudah ngebet deh, Be.”
“Iya, aku sudah ngebet. Tapi, belum ada, gimana dong?” Bea memeluk bantalnya.
Nayla terkikik melihat tingkah sahabatnya ini. Padahal ia sering menjodohkan Bea dengan beberapa temannya, tetapi Bea selalu saja menolaknya.
“Makanya, kalau Mama mengenalkan sama pria, kamu turuti jangan menghindar terus,” ujar Nayla.
“Nay ... aku anak penurut, kok. Cuma cowok yang Mama kenalin semua nggak serius. Mereka orang waras, Nay. Pasti nggak mau dijodoh-jodohin, kayak zaman Siti Nurbaya aja,” ucap Bea. Bearista menyingkap selimutnya.
“Pria itu banyak, Be! Coba lagi deh, atau kamu download aplikasi Tinder. Dengar-dengar di sana mudah banget daet jodoh.”
“Terima kasih sarannya, tapi aku nggak minat,” sahut Bearista, ia masuk ke kamar mandi.
“Mandinya jangan lama-lama, ya!”
Bearista hanya membalas dengan dehaman saja. Kepalanya sedikit pening, mungkin karena Nayla mengaget-kannya. Tidak lama kemudian, Bea sudah selesai mandi. Bea juga sudah memakai seragam kantor.
“Punya siapa, Be?” tanya Nayla penasaran. Matanya tidak sengaja melihat seragam pilot yang tergantung di luar lemari Bea.
“Orang,” jawab Bea.
KAMU SEDANG MEMBACA
TraveLove
RomanceMaret, 2018 #2 chicklit #1 rank pilot #12 #14 Bea hampir yakin kalau apa yang dikatakan mamanya benar, berpakaian selalu serba hitam turut membawa kelam dalam hubungan percintaannya. Buktinya, setelah berulang kali dijodohkan, tidak ada yang cocok d...