21. Teman?

2.8K 222 18
                                    


Saga berjalan berdampingan dengan ayahnya. Semua orang menunduk dan menyambut mereka.

"Apa tidak ada tempat lain yang menarik selain perusahaan?"

"Ck kamu ini, kamu kan penerus ayah, kamu harus belajar bisnis mulai sekarang"

"Kapan-kapan bisa kan?"

"Jangan nunda-nunda, kalau bisa sekarang kenapa harus nanti"

"Ya tapi kan-"

"Jangan banyak protes"

Saga menghentikan langkahnya sebentar, ayahnya ini memang pemaksa, percuma saja debat dengannya.

"Kita mau kemana?"

"Ketemu temen bisnis ayah, om ardi"

Saga berjalan mengimbangi langkah ayahnya, kemudian ia berpapasan dengan sosok wanita, ia mengenalnya, Saga menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti? Ayo, udah telat kita gara-gara kamu"

Saga berbalik badan, melihat gadis itu berlari di tengah keramaian orang berlalu-lalang.

"Yah ini penting, nanti Saga nyusul" ucap Saga lalu berjalan berlawanan arah dengan ayahnya.

"Eh mau kemana kamu? Saga" tapi dihiraukan Saga yang terus berjalan menjauh.

Saga berjalan mengelilingi area dimana dirinya menemukan sosok seperti Felisa tadi, tapi ia tidak menemukannya. Saat ia berjalan dan menatap keluar kaca, ia menemukan sosok yang ia carinya sedang duduk di sebuah taman perusahaan itu. Segera Saga menuju tempat itu.

"Lo ngapain disini?"

Suara itu membuat Felisa menoleh ke belakang, suara itu suara Saga. Felisa bertanya hal yang sama dalam dirinya tapi kemudian dirinya ingat kalau Saga anak dari teman bisnis papanya. Felisa tidak ingin menanggapi ia membalikkan badan lagi kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan siku yang bertumpu pada meja taman.

"Sendirian aja, dimana pacar lo?" Tanya Saga sambil berjalan duduk di samping kursi Felisa. "Oh lupa lo habis berantem tadi pagi sama pacar lo"

Felisa masih diam, bahkan dirinya menahan emosinya yang akan meledak karena ucapan Saga yang dikenalnya dingin menjadi banyak bicara seperti sekarang.

"Fel" panggil Saga "lo budek?" Tambahnya lagi, Saga yang geram menarik tangan Felisa yang menutupi wajahnya.

Saat wajah Felisa tidak tertutupi dan tidak terhalangi oleh apapun Saga melihat air mata di mata Felisa. Jujur hal itu membuat Saga bertanya-tanya dalam dirinya. "Lo nangis?"

Felisa hanya menggelengkan kepalanya lalu menghapus air mata itu. Tapi rasanya air mata Felisa masih tersedia banyak sekali hingga tumpah tidak bisa dibendungnya.

"Ada apa?" Tanya Saga

Air mata Felisa semakin deras mengalir, tanpa sadar tubuh Felisa bergerak dan memeluk Saga yang ada disampingnya. Saga dibuat kaget dengan perlakuan Felisa yang tiba-tiba memeluknya. Perlahan Saga menepuk punggung Felisa untuk menenangkannya.

"Kenapa semua cowok itu brengsek sih Ga?" Tanya Felisa yang masih berada di pelukan Saga sambil menangis.

"Siapa? Pacar lo brengsek? Dia ngapain lo?"

"Apa menjadi wanita selalu direndahin gini? Seolah-olah wanita itu gak punya kekuatan wanita itu lemah?" Ucap Felisa.

"Enggak, hanya orang bodoh yang ngelakuin itu" ucap Saga.

PESONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang