3. Kejutan yang mengejutkan

3K 218 3
                                    


Sampai di sebuah pusat perbelanjaan Felisa dan Elisa berjalan beriringan. Felisa memakai rok selutut, kaos hitam, sling bag kecil, dan flat shoes benar-benar style yang sangat simple tapi anggun. Sayangnya ia mengikat rambutnya. Sedangkan Elisa memakai dress hingga lutut, sling bag kecil, mengurai rambutnya, dengan dandanan tipis menambah kecantikannya. Elisa berjalan seperti sudah tau tempat yang akan ditujunya. Felis pun dibuat penasaran karena bila belanja Elisa akan melihat-lihat dulu satu persatu yang dipamerkan jajaran toko-toko dengan merk terkenal itu.

"Sa, kemana?" Tanya Felisa penasaran.

"Bentar lagi sampai" jawab Elisa yang sudah berjalan sedikit di depan Felisa.

"Haiii!!" Sapa Elisa lalu berlari kecil menemui seorang laki-laki yang sudah duduk di dalam cafe ini.

Felisa berjalan mendekat dimana Elisa dan teman laki-lakinya itu berdiri. Terkejutnya lagi teman laki-laki Elisa adalah Saga. Saga terus menatap Felisa yang berjalan semakin mendekat.

"Fel, sini gue kenalin" ucap Elisa menarik tangan Felis "Lo pasti tau kan dia siapa? Temen satu sekolah kita, kebetulan sekelas sama gue" Elisa tersenyum.

Felisa masih diam menatap Elisa tidak berani menatap Saga yang mungkin saat ini masih menatapnya.

"Saga ini Felisa saudara kembar gue" ucap Elisa lagi.

Saga hanya mengangguk. Felisa mengalihkan pandangannya, kini ia menunduk. Betapa terkejutnya dia, Saga adalah teman dekat Elisa. Bisa jadi Saga pacarnya Elisa, bisa malu Felisa kalau seperti ini. Tapi bagaimanapun Felisa mencoba menetralkan ekspresinya.

"Hai!" Felisa tersenyum menatap Saga dan benar laki-laki itu sedang menatapnya. Felisa semakin dibuat malu akan hal ini, bisa-bisanya dirinya mencoba mendekati pacarnya Elisan. "Sa, gue pergi ya panas banget disini" Felisa mengibaskan tangannya di sekitar lehernya.

"Hah panas?" Tanya Elisa heran.

Saga menatap Ac yang berada tepat di tembok dekat dengan Felisa berdiri. Felisa ikut melihat apa yang ditatap Saga.

"Panas apa sih Fel, ini ac banyak gini kok panas, udah di sini aja" tambah Elisa lagi.

Felisa semakin malu, dirinya benar-benar tidak tahu berbuat apa. Tapi satu hal yang ada dipikirannya ia harus menelpon sahabatnya untuk memberitahu akan hal ini.

"Duduk aja daripada berdiri" pertamakalinya Saga berbicara baik kepada Felisa yang saat ini sedang berdiri sedangkan Elisa dan Saga dari tadi sudah duduk. Meskipun nada itu datar dan tidak ekspresif atau dengan senyuman jangan harap.

"Ga, lo udah pesen?" Tanya Elisa.

Saga menggelengkan kepalanya. Kemudian seorang waiter datang ketika Elisa mengangkat tangan. Waiter menyodorkan menu-menu yang ditawarkan cafe ini. Saga dan Elisa sudah memilih, Felisa belum.

"Fel" sapa Elisa.

"Eh iya apa?" Tanya Felisa dengan mengankat wajahnya yang dari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Main hp mulu, mau pesen apa?" Elisa.

Felisa sebenarnya sedang mencoba mengechat sahabatnya untuk menelponnya sekarang juga tapi mereka belum ada yang membaca pesannya. Felisa melihat sekilas menu di meja.

"Avocado float aja" ucap Felis kemudian waiter itu menulisnya.

"Makanannya?" Tanya Elisa.

"Enggak gue nggak makan" Felisa.

Elisa mengangguk setelah waiter itu membacakan lagi pesannya. Felisa menunggu dan berkali-kali menatap ponselnya tapi tidak ada pesan masuk. Kemana aja 2 orang itu, pikirnya. Sedangkan Elisa dan Saga sudah berbincang ya wajar karena ini kan pertemuan Elisa, Felisa hanya mengantar.

PESONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang