22. Minggu

2.5K 198 12
                                    


"Apa ada telfon buat gue?" Ucap Felisa yang berjalan dari kamarnya menuju sofa dimana kakaknya duduk.

"Ada" ucap Dewa sambil memencet remote di tangannya untuk menyalakan tv.

"Siapa?" Ucap Felisa yang duduk di samping Dewa dengan mata yang masih tertutup, memang ia baru saja bangun tidur.

"Theo karena lo nggak bales chatnya" ucap Dewa.

"Pulang atau enggak, tetep gaada yang bakal peduliin gue" ucap Felisa dengan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Papa ke luar kota" ucap Dewa dengan tatapan lurus ke layar tv di hadapannya.

"Oke" ucap Felisa kemudian berdiri dan berjalan pergi "gue ini siapa? Pake ngarepin dipeduliin hahahha sadar Fel sadar lo emang gak pernah dianggap ada di hidup mereka"

"Papa lagi di pesawat lo tunggu, papa pasti juga nyariin lo" ucap Dewa.

Felisa tidak menggubris ucapan kakaknya, ia pergi ke dapur berniat membuat makanan. Ia membuka kulkas tapi sama sekali tidak menemukan apapun untuk dimasak. Kemudian ponselnya di meja bar dapur bergetar. Felisa mengambilnya dan menjawab panggilan itu.

"Felisa, kamu kemana aja? Nggak bales chat aku semalem" suara laki-laki dari ponsel itu.

Felisa menjauhkan ponselnya dari telinganya dan melihat nama penelpon di layar itu, bodohnya Felisa tidak melihat dulu siapa yang menelponnya. Kalau saja dirinya tau kalau yang menelponnya adalah Theo dia tidak akan menjawab panggilan itu.

"Aku capek, jangan hubungin aku lagi"

"Felisa, jangan tutup dulu, plis ada yang mau aku omongin" ucap Theo mengurungkan Felisa untuk mengakhiri sambungan itu. "Fel, aku tau yang aku lakuin ke kamu itu salah, aku nyesel, nggak seharusnya aku ngelakuin itu, aku janji Fel nggak akan ngelakuin itu lagi, plis maafin aku"

Felisa menarik nafasnya, mungkin Theo benar-benar menyesal "iya aku maafin"

"Serius? Makasih Fel makasih"

Felisa memang memaafkannya, tapi sikap Theo sudah membuat kepercayaan Felisa kepada Theo bahwa Theo adalah orang baik sedikit berkurang.

"Ada acara hari ini?" Tanya Theo.

"Ada" jawab Felisa asal.

"Acara apa? Sama siapa?"

Felisa memutarkan bola matanya "bukan urusanmu" ucap Felisa lalu mengakhiri sambungan itu.

Karena Felisa tidak menemukan apa yang ia cari, akhirnya ia lebih memilih berjalan menuju kamar, mungkin akan mandi untuk mengawali hari minggu ini.

**********

Saga yang sedang asik membaca sebuah buku biografi terganggu oleh ketukan pintu kamarnya. Saga merasa tidak ada orang di rumahnya saat ini, semua orang sedang keluar kecuali mamanya. Tapi bila itu mamanya tidak mungkin hanya mengetuk pintu saja pasti diikuti dengan suara cerewetnya. Tidak ingin penasaran lagi Saga berdiri dan membuka pintu itu. Ekspresi Saga hanya datar-datar saja tidak terkejut atau yang lainnya.

"Lo ngapain ke rumah gue?" Tanya Saga berjalan ke arah kasurnya kemudian diikuti oleh Theo yang baru saja dipersilahkan masuk oleh Saga ke dalam kamarnya.

"Kemarin gue lupa nggak nelpon lo balik, sorry Ga"

"Oh"

"Lo ada apa nelpon gue?"

"Nggak jadi gue lupa"

PESONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang