27. Kekhawatiran

2.3K 190 10
                                    

Sebelum mendapatkan kabar langsung dari Saga, Felisa tidak bisa berdiam diri di appartemen kakaknya. Dari tadi Felisa sudah mencoba menghubungi Saga hanya untuk menanyakan apa yang terjadi. Tidak ada satupun panggilan dari Felisa yang dijawab oleh Saga. Sudah pukul 7 malam, Felisa yakin Saga sudah sampai rumah. Ia mencoba menghubungi Saga lagi tapi lagi-lagi panggilan itu tidak dijawab. Kemana Saga? Batin Felisa dari tadi bertanya-tanya seolah dirinya takut kehilangan Saga. Apakah yang dulunya hanya menganggap Saga sebagai jalan untuk membatalkan perjodohannya kini Saga mulai mendapatkan tempat dihatinya? Tidak ada yang tahu tapi gerak-geriknya menggambarkan itu. Ia mulai beranjak dari duduknya lalu berjalan ke kamar kakaknya.

"Kak, boleh pinjam mobil nggak?"

Dewa yang awalnya tiduran langsung bangun dan duduk "mau kemana?"

"Ke rumah Saga?"

"Ngapain cewek ke rumah cowok malem-malem?"

"Gue nggak bisa diem aja sebelum gue tau apa yang udah Theo lakuin"

"Emang Theo sampe ngapain?"

"Ish yaudah boleh nggak? Kalau nggak boleh gue naik taxi aja"

"Yaudah-yaudah gue anter"

"Jangan, gue sendiri aja oke"

Tanpa izin dari Dewa, Felisa mengambil kunci mobil di meja Dewa. Felisa bergegas pergi. Sepanjang jalan Felisa hanya menebak-nebak kemana arah rumah Saga, ia hanya sekali saja ke rumah laki-laki itu. Dengan mencoba sekuat mungkin Felisa mengingatnya. Tapi sayang sekali, Felisa tidak ingat, ia menuju jalan yang sepertinya salah. Felisa menyerah dan turun dari mobil mencari siapapun yang bisa ditanyai. Seharusnya banyak satpam di kompleks perumahan segede ini tapi rasanya tidak ada satupun dari mereka, perumahan macam apa ini sangat-sangat sepi. Felisa masih menunggu memandang ke segala arah mencari orang yang bisa ia tanyai, sampai kemudian seseorang menghampirinya.

"Felisa" ucapnya membuat Felisa menoleh padanya.

"Rollan, lo kok disini?"

"Yang harusnya gue tanya lo Fel, lo kok disini?"

"Iya gue mau nyari rumah orang tapi kayaknya nyasar, lo ngapain disini malem-malem?"

"Rumah gue daerah sini Fel deket, gue habis dari supermarket"

"Oh rumah lo disini, berarti lo tau dong rumah Saga?"

Saat itu juga Rollan mengerutkan dahinya, ia mungkin bertanya-tanya untuk apa Felisa mencari rumah Saga "Lo nyari rumah Saga?"

"Iya, ee maksud gue, gue ada sedikit urusan sama dia"

"Oh" Rollan mengganguk-angguk "gue anterin aja"

"Oke, gue yg nyetir, lo masuk mobil gue aja" ucap Felisa dengan tersenyum lebar, kemudian masuk ke mobilnya begitu juga Rollan. Sambil mobil berjalan mereka berbincang banyak. Hingga mereka berhenti di depan rumah besar dan mewah itu. Felisa menatap rumah itu dari luar gerbang, rumahnya terlihat sepi seperti tidak ada aktivitas di dalamnya, tapi terlihat mobil Saga sudah terparkir rapi disana.

"Rumahnya emang sepi Fel, tapi ada kok orangnya di dalem, mau gue panggilin?" Tanya Rollan.

Felisa menggelengkan kepalanya "enggak perlu Lan, gue aja, oh ya rumah lo dimana gue anterin lo pulang dulu aja"

"Lo nggak perlu gue temenin Fel?"

"Makasih, tapi ini urusan pribadi gue"

"Oh, yaudah gue turun sini aja, rumah gue di depan sana, 5 rumah dari sini"

"Berarti lo tetanggaan dong sama Saga? Terus kenapa kalian keliatan banget gak akur?"

Rollan tersenyum miring "iya dulu pun Saga temen gue, tapi ada hal-hal yang nggak bisa gue ceritain tentang kenapa hubungan gue dan Saga gak baik sekarang"

PESONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang