18. Tante Vero

2.7K 211 21
                                    


Felisa sudah siap dengan kaos putih lengan pendeknya yang dipadukan dengan celana jeans 3 cm di atas mata kakinya. Felisa memakai flat shoes navy dan juga sling bag warna coklat. Rambut panjangnya diurai bebas dengan tali rambut yang di taruhnya di pergelangan tangan. Felisa menuruni anak tangga satu demi satu sebenarnya ia tidak yakin dan malu dengan teman-teman Elisa yang akan berpikir macam-macam mengenai dirinya dengan Saga. Sampai di lantai bawah Felisa hanya berdiri diam ia tidak tahu harus berbuat apa, untung Saga cepat-cepat melihatnya.

"Tugas bagian gue udah selesai kan? Gue cabut dulu" ucap Saga sambil menutup macbooknya.

"Eh tapi Ga, mau kemana?" Tanya Elisa yang kemudian pandangannya beralih kepada Felisa yang sudah berdiri di bawah anak tangga.

"Bilang sama mama lo El, gue izin ajak Felisa pergi nanti gue balikin jadi tenang aja" ucap Saga.

Mendengar ucapan itu Felisa hanya memutar bola matanya sambil berbicara dalam hatinya "dikira barang kali"

"Gue gimana Ga?" Tanya Bara.

Saga yang sudah akan berjalan ke arah Felisa berbalik lagi mengeluarkan 2 lembar uang dari dalam sakunya yang diberikan kepada Bara "ongkos pulang lo" Bara tersenyum menerima uang dari Saga yang pastinya dia lebih untung karena ongkos naik taxi ke rumahnya tidak terlalu mahal. Saga berjalan lagi ke arah Felisa ia menggenggam tangan Felisa dan berjalan ke arah luar pintu. Sampai di luar pintu Saga berhenti, Felisa yang awalnya fokus menatap Saga mulai mengalihkan pandang. Dilihatnya langit-lagit sangat gelap, rintikan air hujan sudah mulai turun dan semakin deras.

"Lo tunggu disini dulu" ucap Saga. Kemudian ia melepaskan genggaman tangannya pada Felisa dan lari membuka pintu mobilnya dengan payung di tangan kanannya. Ia berjalan ke arah Felisa dengan payung yang sudah melindunginya dari derasnya air hujan.

"Sebenernya nggak perlu, gue juga bisa lari" ucap Felisa yang melihat Saga dengab pakaian yang agak basah.

Saga tidak menjawab apapun ia berjalan lebih dekat dengan Felisa dan mensejajarkan posisinya di samping Felisa. Felisa masih diam terpaku dengan perlakuan Saga yang membuat jantungnya sedikit berdebar. Saga yang melihat Felisa berjalannya lambat, ia langsung memeluk erat pundak Felisa dan membawa Felisa berjalan lebih cepat sampai di mobil. Tidak ada percakapan di dalam mobil, mereka hanya saling diam. Saga fokus mengendarai mobilnya sedangkan Felisa sesekali menatap Saga lalu mengalihkan pandangannya lagi saat Saga menangkap basah Felisa yang sedang menatap dirinya. Butiran air hujan sudah tidak lagi membasahi bumi, mobil Saga juga sudah berhenti di sebuah halaman yang luas dan rumah yang begitu besar lebih besar dari rumah Felisa.

"Ini rumah siapa?" Tanya Felisa.

"Rumah gue" ucap Saga sambil membuka pintu mobilnya.

Melihat Saga yang sudah keluar dari mobil, Felisa juga keluar dari mobil. Felisa masih berdiri terpaku melihat rumah Saga.

"Ayo masuk" ajak Saga yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Felisa berlarian kecil mensejajarkan jalannya dengan Saga.

"Ga lo serius ajak gue ke rumah lo?" Tanya Felisa

"Iya"

"Tapi ngapain?" Tanya Felisa lagi.

"Ck banyak nanya" jawab Saga.

"Ngapain Ga?" Tanya Felisa lagi.

"Gue mau ganti baju basah gara-gara kehujanan tadi" jawab Saga.

Felisa mengangguk paham "oh yaudah gue tunggu di sini aja" ucap Felisa yang menghentikan langkah kakinya.

Saga berbalik badan lalu menarik tangan Felisa.

PESONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang