[6] Sebuah keputusan

3.9K 341 17
                                    



We are too young to just worry
Just for today, I'd Go than worry

BTS - Go go

Malam itu, setelah aku melakukan pesta perpisahan kecil-kecilan dengan beberapa staf Big Hit yang cukup kukenal, aku pun langsung bergegas menuju exhibition salah satu fansite favorit Yoora, tentunya bersama Nami juga.

Mengenai hari terakhirku bekerja, rasa sedih tentu ada, tapi aku pun tidak bisa berbuat apa-apa karena dengan tidak menerima tawaran itu otomatis aku telah mengakhiri kontrak kerja disana.

Aku hanya berharap ini adalah keputusan terbaik untukku.

Melihat-lihat exhibition sudah berlalu sejak 2 jam yang lalu, kini aku, Yoora dan Nami berada di kedai minuman favorit kami sedang saling bercerita dan membicarakan banyak hal.

"Oya, kukira kau sudah berhenti bekerja dari beberapa hari yang lalu, Anna-ya," kata Yoora kemudian menyeruput minumanya.

"Eum, iya, pemiliknya meminta tolong agar aku bisa bertahan sedikit lebih lama karena mereka menerima pesanan yang cukup banyak dalam beberapa hari ini. Tadi adalah hari terakhirku, makanya aku datang sedikit terlambat, maaf." Jelasku padanya.

Tentu saja itu adalah sebuah kebohongan.

Yang kedua sahabatku ketahui sampai detik ini adalah aku bekerja di salah satu perusahaan percetakan jauh dari tengah kota dengan gaji yang cukup besar.

Alasan itu kubuat agar mereka tidak mengunjungiku. Karena setiap kali aku bekerja part-time, sering kali mereka datang kemudian menjadi pelanggan tetap di sana, entah saat aku bekerja di toko roti, toko buku, kedai kopi atau apapun.

Kuakui aku memang salah. Aku telah membohongi kedua sahabatku sendiri. Oleh karena itu aku memutuskan untuk berhenti. Walau hampir saja aku menerimanya karena aku sangat kegirangan tadi.

Yang tidak bisa kubayangkan adalah ketika aku menjadi staf pribadi Bangtan, selamanya aku harus tetap berbohong pada mereka.

Karena nantinya masalah privasi Bangtan yang kulihat dan kudengar, tidak semuanya bisa diinformasikan pada semua orang, termasuk mereka yang adalah army.

Beruntung saja Yoora menelfon pada waktu yang tepat tadi. Ya, beruntung saja.

"Sayang sekali kali ini kita tidak ikut pesta perpisahanmu Anna-ya," sahut Nami dengan wajah cemberutnya.

"Iya, kita tidak bisa makan gratis lagi, tidak bisa bertemu dengan lelaki tampan pemilik toko lagi," tambah Yoora dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

Karena terlalu seringnya mereka mengikutiku saat bekerja, pernah suatu kali, ketika aku bekerja part-time di salah satu toko roti yang cukup besar. Kebetulan pemilik toko ini tampan, single dan baik hati, paket lengkap untuk para gadis jomblo seperti kami.

Aku memang sengaja tidak memperpanjang kontrak bekerja di sana, jadi pemilik toko roti itu membuatkanku pesta perpisahan kecil-kecilan dengan mengundang mereka berdua dengan alasan mereka adalah pelanggan setia.

Dan Yoora adalah orang yang paling sulit move on dari Bakery Boss itu.

"Ya! Yang kau pikirkan itu lelaki tampan saja, Jungkook bagaimana?" sulut Nami tiba-tiba dengan suara yang cukup keras.

"Kau harus realitis Nami-ya, kemungkinan kau bisa menikah dengan salah satu dari Bangtan hanyalah nol nol nol nol nol nol koma nol nol nol sekiaaaan persen. Jadi kalau ada yang tampan di dunia nyata kenapa tidak? Back to reality sis." Jelasnya begitu fasih.

SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang