[10] Pelajar perempuan

3.5K 351 17
                                    



It's okay,
Come on when I say :
one, two, three, forget it
Erase all sad memories
Hold my hand and smile

BTS - 2!3! Hoping more good days

"Tasya di sana baik?"

"Baik Kek, Tasya sangat rindu Kakek juga Nenek," jawabku sambil menatap langit-langit di atasku sekilas.

"Kakek sama Nenek juga kangen, Tasya kapan pulang ke Indonesia?"

"Tasya awal tahun baru bisa ke Indonesia soalnya Tasya sekarang lagi sibuk kerja sama mau kuliah, Kek. Tunggu Tasya ya, hehe."

"Oya ya, Korea punya banyak lapangan kerja buat anak SMA ya, cucu Kakek udah pinter sekarang-- Uhuk!"

Kata-katanya terputus karena ia terbatuk selama beberapa saat. Jujur, hal itu sungguh membuatku khawatir karena aku sempat mendapat informasi dari eomma kalau kesehatan Kakek mulai menurun sejak ia memasuki usia 70 tahun.

"Maaf Tasya, tenggorokan Kakek beberapa hari ini lagi sakit. Oya, Tasya kalau pulang kerja naik ojek sama angkot hati-hati, tasnya diselempang di depan biar ngga dicuri maling,"

Sambungnya lagi setelah beberapa saat dengan nada yang lembut.

Aku pun tersenyum mendengar ucapan Ayah dari Ibuku ini, dari suaranya saja aku bisa membayangkan raut wajah khawatirnya ditambah tatapan kedua matanya yang begitu teduh membuat siapapun patuh padanya.

"Di sini engga ada ojek sama angkot Kakek, Tasya biasanya naik bis umum atau kereta, semuanya aman, Kakek jangan khawatir," jelasku berusaha menenangkannya.

"Oh iya disana engga ada ojek sama angkot ya, padahal kalau naik gojek sama angkot kan anginnya lebih sepoi-sepoi. Ngomong-ngomong, Tasya sekarang lagi ngapain, lagi dimana?"

"Sepoi-sepoi itu apa ya kek? Tasya lupa hehe. Ini Tasya lagi duduk di kloset, di toilet tempat kerja Tasya. Kalau kakek?"

Jadi setelah Ibuku menikah dengan Ayahku, ada beberapa masalah yang mengharuskanku untuk tinggal beberapa tahun di Indonesia, selama itulah Kakek selalu sabar mengajariku Bahasa Indonesia termasuk beberapa dialek Jakarta.

Karena harus mempelajari 2 bahasa sejak kecil, terkadang aku sering melupakan beberapa kosakata seperti tadi, baik itu dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Korea.

"Ih jorok ya kamu telpon Kakek sambil nabung! Mirip kebiasaan ibumu dulu waktu masih kuliah di sana."

"Tasya hanya duduk Kek, engga nabung, " sahutku kemudian tertawa karena tuduhannya padaku. "Oh, jadi Ibu waktu kuliah di sini kalau telpon sama Kakek suka di toilet?"

Sedangkan Ibuku sendiri dulunya seseorang yang sangat tertarik akan Korea, singkat cerita ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan Sekolah Tinggi di sini dan akhirnya bertemu dengan Ayahku. Yap, drama like.

"Iya! Kalau telepon di toiletnya gapapa, sambil nabungnya itu-loh, untung baunya engga sampai sini, kan."

Dan aku pun tertawa kembali. Bahasa dan logat ini sungguh, aku sangat merindukanya. "Kakek bisa aja, kan jaraknya masih jauh... Oya, Kakek sekarang lagi ngapain? lagi di mana? tadi pertanyaan Tasya belum dijawab."

SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang